Wakil Ketua Banggar: Ekonomi Sudah di Jalur Pemulihan yang Tepat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II/2021 secara tahunan mencapai 7,07% (yoy). Sementara, secara kuartalan (q-to-q) pertumbuhan tercatat mencapai 3,31%.
Pencapaian ini menempatkan Indonesia keluar dari fase resesi ekonomi yang sudah berlangsung selama empat triwulan berturut-turut, dimana perekonomian Indonesia mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif (negative growth) akibat tekanan pandemi Covid-19.
Wakil Ketua Badan Anggaran DPR dan Anggota Fraksi Partai Golkar Muhidin M Said mengatakan, pulihnya kepercayaan publik terhadap perekonomian nasional tidak bisa dilepaskan dari gencarnya program vaksinasi secara nasional dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021.
"Kita perlu menjaga momentum ini, karena kondisi perekonomian nasional sudah berada pada jalur pemulihan ekonomi yang tepat," ungkapnya melalui keterangan tertulis, Kamis (5/8/2021).
Walau sempat diliputi kekhawatiran meningkatnya serangan Covid-19 pada awal tahun 2021, adanya kebijakan pelarangan mudik dan pengetatan perjalanan pasca-Lebaran 18-24 Mei 2021, tren perekonomian nasional menunjukkan arah membaik pada triwulan I/2021 sebesar -0,74%. Beberapa indikator penting seperti konsumsi, manufaktur, dan aktivitas perdagangan internasional, terus menunjukkan kinerja membaik.
Begitupula dengan Perekonomian global berangsur pulih seiring peningkatan perdagangan dan manufaktur global serta tren kenaikan harga komoditas dunia.
"Usaha yang dilakukan Pemerintah untuk menjaga momentum pemulihan dan perbaikan ekonomi ini mendapatkan hasil yang baik. Ekonomi Indonesia triwulan II/2021 dibanding triwulan II/2020 mengalami pertumbuhan sebesar 7,07%," ujarnya.
Muhidin menambahkan, pertumbuhan terjadi pada semua lapangan usaha. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah transportasi dan pergudangan sebesar 25,10% dan penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 21,58%. Sementara itu, industri pengolahan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,58%.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran pada triwulan II/2021 terhadap triwulan II/2020 (y-on-y) menunjukkan pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 31,78%; diikuti oleh komponen belanja pemerintah dan pembentukan modal bruto atau investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 8,06% dan 7,54%. Sementara itu, komponen impor barang dan jasa tumbuh 31,22%. Sedangkan konsumsi tumbuh pada angka 5,93%.
Pencapaian ini menempatkan Indonesia keluar dari fase resesi ekonomi yang sudah berlangsung selama empat triwulan berturut-turut, dimana perekonomian Indonesia mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif (negative growth) akibat tekanan pandemi Covid-19.
Wakil Ketua Badan Anggaran DPR dan Anggota Fraksi Partai Golkar Muhidin M Said mengatakan, pulihnya kepercayaan publik terhadap perekonomian nasional tidak bisa dilepaskan dari gencarnya program vaksinasi secara nasional dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021.
"Kita perlu menjaga momentum ini, karena kondisi perekonomian nasional sudah berada pada jalur pemulihan ekonomi yang tepat," ungkapnya melalui keterangan tertulis, Kamis (5/8/2021).
Walau sempat diliputi kekhawatiran meningkatnya serangan Covid-19 pada awal tahun 2021, adanya kebijakan pelarangan mudik dan pengetatan perjalanan pasca-Lebaran 18-24 Mei 2021, tren perekonomian nasional menunjukkan arah membaik pada triwulan I/2021 sebesar -0,74%. Beberapa indikator penting seperti konsumsi, manufaktur, dan aktivitas perdagangan internasional, terus menunjukkan kinerja membaik.
Begitupula dengan Perekonomian global berangsur pulih seiring peningkatan perdagangan dan manufaktur global serta tren kenaikan harga komoditas dunia.
"Usaha yang dilakukan Pemerintah untuk menjaga momentum pemulihan dan perbaikan ekonomi ini mendapatkan hasil yang baik. Ekonomi Indonesia triwulan II/2021 dibanding triwulan II/2020 mengalami pertumbuhan sebesar 7,07%," ujarnya.
Muhidin menambahkan, pertumbuhan terjadi pada semua lapangan usaha. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah transportasi dan pergudangan sebesar 25,10% dan penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 21,58%. Sementara itu, industri pengolahan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,58%.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran pada triwulan II/2021 terhadap triwulan II/2020 (y-on-y) menunjukkan pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 31,78%; diikuti oleh komponen belanja pemerintah dan pembentukan modal bruto atau investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 8,06% dan 7,54%. Sementara itu, komponen impor barang dan jasa tumbuh 31,22%. Sedangkan konsumsi tumbuh pada angka 5,93%.