IHSG Berpotensi Melemah, Cek Bocoran Saham Pilihan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan hari ini. Pergerakan indeks akan berada di kisaran 6.068-6.179.
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal pergerakan IHSG terkonsolidasi dan mencoba bertahan pada trend bullish jangka panjang dan Moving Average 50 hari serta 20 hari. Chart pattern berpotensi membentuk pola head and shoulders yang dikonfirmasi apabila IHSG break out level support MA50 sebagai neckline.
"Indikator stochastic dan RSI bergerak terkonsolidasi pada area middle oscillator. Indikator MACD bergerak mendatar dengan histogram yang menguat. Sehingga secara teknikal pergerakan IHSG masih akan tertahan dan berpotensi melemah menguji kembali level support MA20 dan MA50 dengan rentang pergerakan 6.068-6.179," ujar Lanjar dalam risetnya, Kamis (19/8/2021).
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya; ANTM, ASRI, BSDE, CPIN, CTRA, ICBP, MIKA, SCMA, SILO, TBIG, TOWR.
Sebelumnya, IHSG ditutup naik 30,24 poin atau 0,50 persen ke level 6.118 setelah sempat dibuka tertekan hingga bergerak di zona negatif. Saham-saham perbankan (+1.85%) dan infrastruktur (+0.47%) berkapitalisasi besar yang menguat berhasil membalikan keadaan hingga akhir sesi perdagangan. Dimana BBCA (+2.8%), BBRI (+3.6%), ARTO (+6.7%), TLKM (+2.4%) dan BRPT (+7.6%) menjadi leader pergerakan dengan menguat optimis.
Surplusnya neraca perdagangan pada bulan Juli 2021 menjadi faktor utama dimana besaran total nilai ekspor sebesar USD 17,70 miliar dan nilai impor sebesar USD 15,11 miliar menjadikan Neraca perdagangan Indonesia alami surplus sebesar USD 2,59 miliar. Nilai surplus ini merupakan yang terbesar sejak 15 bulan terakhir, sehingga surplus neraca perdagangan secara year to date sebesar USD 14.42 miliar. Investor juga akan menanti kebijakan keputusan suku bunga dan prospek arah kebijakan moneter selanjutnya oleh bank Indonesia.
Leader:
BBCA, BBRI, ARTO, TLKM, BRPT
Laggard:
EMTK, DCII, BUKA, HMSP, AMRT
Sementara itu, Bursa Asia berpotensi melemah diperdagangan hari kamis setelah adanya penurunan pada mayoritas indeks saham di Wallstreet yang dipicu oleh risalah the Fed yang mengindikasikan memulai mengurangi stimulus mulai akhir tahun 2021. Sebagian besar pejabat Fed mayoritas setuju untuk bisa mulai memperlambat laju pembelian obligasi akhir tahun ini mengingat kemajuan yang dicapai pada data inflasi dan pekerjaan.
Indeks Kontrak berjangka lebih rendah di Jepang dan Australia tetapi stabil di Hong Kong sedangkan Indeks Kontrak berjangka AS berfluktuasi setelah S&P 500 dan Nasdaq 100 jatuh untuk hari kedua semalam. Dari dalam negeri investor akan hasil keputusan bank Indonesia dan prospek kebijakan moneter kedepan pasca arah the Fed dalam pengurangan stimulus mulai terang. Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi tertekan pada perdagangan hari ini.
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal pergerakan IHSG terkonsolidasi dan mencoba bertahan pada trend bullish jangka panjang dan Moving Average 50 hari serta 20 hari. Chart pattern berpotensi membentuk pola head and shoulders yang dikonfirmasi apabila IHSG break out level support MA50 sebagai neckline.
"Indikator stochastic dan RSI bergerak terkonsolidasi pada area middle oscillator. Indikator MACD bergerak mendatar dengan histogram yang menguat. Sehingga secara teknikal pergerakan IHSG masih akan tertahan dan berpotensi melemah menguji kembali level support MA20 dan MA50 dengan rentang pergerakan 6.068-6.179," ujar Lanjar dalam risetnya, Kamis (19/8/2021).
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya; ANTM, ASRI, BSDE, CPIN, CTRA, ICBP, MIKA, SCMA, SILO, TBIG, TOWR.
Sebelumnya, IHSG ditutup naik 30,24 poin atau 0,50 persen ke level 6.118 setelah sempat dibuka tertekan hingga bergerak di zona negatif. Saham-saham perbankan (+1.85%) dan infrastruktur (+0.47%) berkapitalisasi besar yang menguat berhasil membalikan keadaan hingga akhir sesi perdagangan. Dimana BBCA (+2.8%), BBRI (+3.6%), ARTO (+6.7%), TLKM (+2.4%) dan BRPT (+7.6%) menjadi leader pergerakan dengan menguat optimis.
Surplusnya neraca perdagangan pada bulan Juli 2021 menjadi faktor utama dimana besaran total nilai ekspor sebesar USD 17,70 miliar dan nilai impor sebesar USD 15,11 miliar menjadikan Neraca perdagangan Indonesia alami surplus sebesar USD 2,59 miliar. Nilai surplus ini merupakan yang terbesar sejak 15 bulan terakhir, sehingga surplus neraca perdagangan secara year to date sebesar USD 14.42 miliar. Investor juga akan menanti kebijakan keputusan suku bunga dan prospek arah kebijakan moneter selanjutnya oleh bank Indonesia.
Leader:
BBCA, BBRI, ARTO, TLKM, BRPT
Laggard:
EMTK, DCII, BUKA, HMSP, AMRT
Sementara itu, Bursa Asia berpotensi melemah diperdagangan hari kamis setelah adanya penurunan pada mayoritas indeks saham di Wallstreet yang dipicu oleh risalah the Fed yang mengindikasikan memulai mengurangi stimulus mulai akhir tahun 2021. Sebagian besar pejabat Fed mayoritas setuju untuk bisa mulai memperlambat laju pembelian obligasi akhir tahun ini mengingat kemajuan yang dicapai pada data inflasi dan pekerjaan.
Indeks Kontrak berjangka lebih rendah di Jepang dan Australia tetapi stabil di Hong Kong sedangkan Indeks Kontrak berjangka AS berfluktuasi setelah S&P 500 dan Nasdaq 100 jatuh untuk hari kedua semalam. Dari dalam negeri investor akan hasil keputusan bank Indonesia dan prospek kebijakan moneter kedepan pasca arah the Fed dalam pengurangan stimulus mulai terang. Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi tertekan pada perdagangan hari ini.
(nng)