Alokasi Belanja Negara Capai Rp2.708,7 Triliun, Sri Mulyani: Bukan untuk Kemewahan

Selasa, 24 Agustus 2021 - 15:55 WIB
loading...
Alokasi Belanja Negara Capai Rp2.708,7 Triliun, Sri Mulyani: Bukan untuk Kemewahan
Alokasi belanja negara pada RAPBN 2022 mencapai Rp2.708,7 triliun. egitu besarnya belanja negara, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menekankan, bahwa uang ini bukan untuk kemewahan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Alokasi belanja negara pada RAPBN 2022 mencapai Rp2.708,7 triliun. Jumlah tersebut termasuk belanja prioritas. Begitu besarnya belanja negara, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menekankan bahwa uang ini bukan untuk kemewahan.

“Belanja negara bukan untuk kemewahan, tapi untuk pemerataan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia,” kata Sri Mulyani dikutip dari akun Instagram pribadinya @smindrawati, Selasa (24/8/2021).



Sri Mulyani menyatakan, bahwa bahwa belanja negara dalam RAPBN 2022 bukan sekadar mengeluarkan uang. Namun, hal tersebut merupakan sebuah upaya untuk mencapai Indonesia maju.

“Belanja negara bukan sekedar mengeluarkan uang, tapi upaya mencapai Indonesia Maju,” ucap dia.

Adapun alokasi belanja negara meliputi belanja bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang perlindungan sosial, infrastruktur, dan pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), hingga ketahanan pangan.

“Belanja bidang kesehatan untuk kelanjutan penanganan pandemi Covid-19. Bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM sebagai modal utama pembangunan nasional. Bidang perlindungan sosial untuk mempercepat penurunan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan pembangunan SDM jangka panjang,” ujar dia.



Lalu, belanja infrastuktur untuk penyelesaian proyek infrastruktur yang tertunda akibat pandemi dan output strategis yang mendukung pemulihan ekonomi. Sementara, belanja pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pemerataan akses dan konektivitas di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya untuk mendukung program pendidikan.

Adapun belanja ketahanan pangan akan dimanfaatkan untuk mendorong peningkatan produksi komoditas pangan dan revitalisasi sistem ketahanan pangan. “Dengan begitu dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani serta nelayan,” tandasnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3242 seconds (0.1#10.140)