6 Subholding Diresmikan, Begini Skema Pertamina Menggenjot Bisnis

Jum'at, 10 September 2021 - 22:14 WIB
loading...
6 Subholding Diresmikan,...
Enam subholding milik PT Pertamina (Persero) baru saja diresmikan pemegang saham. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menyampaikan, holding migas yang dibentuk sejak tahun 2018 terus berjalan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Enam subholding milik PT Pertamina (Persero) baru saja diresmikan pemegang saham. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menyampaikan, holding migas yang dibentuk sejak tahun 2018 terus berjalan.

Walaupun tahun lalu dunia diterpa pandemi Covid-19. Namun sesuai arahan pemegang saham agenda transformasi tidak boleh berhenti, bahkan harus dipercepat.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Menteri selaku pemegang saham yang membawa agenda ini ke rapat-rapat sesama kementerian maupun ke Ratas, sehingga berbagai regulasi akhirnya berhasil kita dapatkan pada akhir Agustus kemarin,” ujar Nicke di Jakarta, Jumat (10/9/2021).



Adapun enam subholding yang diresmikan adalah Upstream, Refining dan Petrochemical, Commercial and Trading, Gas, Integrated Marine Logistics, dan Power and New Renewable Energy. Perseroan sendiri menargetkan nilai pasar mencapai USD100 miliar atau setara Rp 1,419 triliun.

Transformasi yang dijalankan Pertamina, kata Nicke, sejalan dengan global transition yang terjadi, dimana, pemerintah memberikan komitmennya untuk melakukan transisi energi sesuai dengan Paris Agreement.

"Sehingga Pertamina harus mendukung langkah ini, karena Pertamina adalah satu-satunya perusahaan milik negara yang terintegrasi dari hulu ke hilir yang menjadi andalan dan memberikan kontribusi besar dalam suplai energi bagi negara," katanya.

Menurut dia, perseroan memiliki tiga tugas yang harus dilakukan secara paralel yakni menyediakan dan mendistribusikan untuk seluruh masyarakat dan industri. Namun, Pertamina juga ditantang untuk melakukan pengembangan dan melangkah untuk menjawab energi transisi.

“Bagaimana cara kita melaksanakan? Kita membagi kapal besar Pertamina dengan membuat 6 kapal-kapal kecil yang kita sebut Subholding. Ada yang bertugas hari ini. Ada yang bertugas untuk transisi menjajaki di laut yang berbeda. Dan ada yang harus berpindah kapalnya di lautan sebelah,” ungkap dia.

Untuk 3 Subholding yakni Subholding Upstream, Subholding Refining & Petrochemical dan Subholding Commercial & Trading harus tetap menjalankan tugasnya saat ini, karena Pertamina mempunyai amanah sesuai Undang-Undang Energi yang menjaga kehandalan atau availability, accessibility, affordability, acceptability dan sustainability.

Sementara itu, Subholding Gas akan bergerak ke tengah untuk mengelola energi transisi dari fosil fuel ke new and renewable energy yakni Gas dengan porsi dalam bauran energi tetap di angka 22 persen hingga 25 persen. Dengan peningkatan demand energi 5 kali lipat dalam 5-10 tahun ke depan, maka porsi gas ini harus ditingkatkan.

Saat ini, Pertamina memiliki pipa gas sepanjang 24.000 kilometer dan terpanjang di Asia Tenggara. Kunci kekuatan bisnis gas itu adalah infrastruktur, karena gas hanya bisa ditransfer dengan pipa.

Adapun untuk Subholding Power & NRE telah bergerak menuju energi terbarukan. Saat ini, pemerintah telah memulai integrasikan geothermal yang nantinya kapasitas terpasang ketiga terbesar di dunia. Ke depan, Pertamina akan mengintegrasikan antara hulu Geothermal dengan hilir yakni Petrokimia.

Untuk mendukung kelima Subholding tersebut, Pertamina memiliki Subholding Integrated Marine Logistic.

"Subholding ini harus ada di masa kini, di masa transisi dan di masa depan. Harus selalu relevan, karena Indonesia adalah negara kepulauan. Apapun energinya, kita tetap membutuhkan transportasi laut. Bahkan, sekarang Integrated Marine Logistic ini mulai bergerak ke arah virtual pipelines,” ungkap dia.

Terkait keraguan mengenai pemisahan Subholding, Nicke menyebutkan kuncinya adalah integrasi yang dilakukan oleh Holding dalam hal operasional dan komersial serta mengawasi tugas-tugas yang diberikan oleh Negara. Sehingga, Pertamina sebagai holding akan tetap ramping dengan fungsi integrasi.

Sumber daya manusia (SDM), menurut Nicke, juga harus relevan dengan masa depan. Dalam rangka mengintegrasikan seluruh SDM yang ada, Pertamina juga harus memastikan program digitalisasi berjalan dengan membuat Pertamina Integrated Control Command Center (PICC).
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2055 seconds (0.1#10.140)