Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Antisipasi Travel Bubble, Bobobox Menyasar Tempat Bobok Outdoor
loading...
Bobobox terus menambah jumlah hotel kapsulnya. Foto/Dok
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan startup Indonesia masuk jajaran 'Forbes Asia 100 to Watch' pada Agustus 2021 karena dinilai potensial dan mampu membawa perubahan. Indonesia menyumbang delapan startup, salah satunya adalah Bobobox yang mengusung hotel kapsul .
Bobobox President Antonius Bong mengatakan, strategi yang diterapkan perusahaanya adalah kemanan dan protokol kesehatan yang ketat karena industri hospitality dituntut sigap beradaptasi dan berinovasi.
"Semua hotel kami sudah sertifikasi CHSE (cleanliness, Healthy, Safety and Environment Sustainability), guest kami harus punya sertifikat vaksin dari PeduliLindungi. Kami yakin market ke arah sana, cost to pay begitu rilis. Sekarang kuncinya mengerti betul target pasar atau apa yang diperlukan customer," katanya dalam Power Breakfast IDX Channel, Jakarta, Rabu (15/9/2021).
Saat pandemi, Bobobox tidak seperti hotel lain yang mengalami penurunan cukup signifikan hingga 50%. Hanya menurun sekitar 27%, Bobobox terus meningkatkan layanan dan produk baru.
"Penutupan cabang enggak ada, justru ada penambahan tiga cabang dan merilis produk baru Bobox Cabin. Kita melihat mereka ingin pergi tapi tetap aman. Bobobox sendiri sudah menambah empat lokasi di Bandung Selatan, Bandung Utara, dan Danau Toba. Justru ini produk andalan saat pandemi karena kami di outdoor ada beautiful sceneries, escape to nature yang menjadi destinasi andalan," katanya.
Produk Bobox Cabin yang baru launching bulan Februari 2021, membuat occupancy rate Startup itu meningkat hingga 100%. Antonius melihat di 2022 akan terjadi ada travel bubble yang dilihat dari penurunan kasus Covid-19 yang signifikan, dan program yang dikelola baik oleh pemerintah.
"Kita melihat ada hal baik untuk pariwisata domestik dengan kenaikan yang cukup pesat," ujar dia.
Dengan melihat perkembangan kasus yang semakin menurun dan adanya tren staycation yang meningkat, Bobobox yakin mereka akan bisa ekspansi di beberapa kota besar di Indonesia.
"Justru sekarang di masa pandemi staycation lebih heavy dan mereka bisa kerja dimana saja, maka itu industri hospitality harus melihat tren staycation," ungkapnya.
Bobobox President Antonius Bong mengatakan, strategi yang diterapkan perusahaanya adalah kemanan dan protokol kesehatan yang ketat karena industri hospitality dituntut sigap beradaptasi dan berinovasi.
"Semua hotel kami sudah sertifikasi CHSE (cleanliness, Healthy, Safety and Environment Sustainability), guest kami harus punya sertifikat vaksin dari PeduliLindungi. Kami yakin market ke arah sana, cost to pay begitu rilis. Sekarang kuncinya mengerti betul target pasar atau apa yang diperlukan customer," katanya dalam Power Breakfast IDX Channel, Jakarta, Rabu (15/9/2021).
Saat pandemi, Bobobox tidak seperti hotel lain yang mengalami penurunan cukup signifikan hingga 50%. Hanya menurun sekitar 27%, Bobobox terus meningkatkan layanan dan produk baru.
"Penutupan cabang enggak ada, justru ada penambahan tiga cabang dan merilis produk baru Bobox Cabin. Kita melihat mereka ingin pergi tapi tetap aman. Bobobox sendiri sudah menambah empat lokasi di Bandung Selatan, Bandung Utara, dan Danau Toba. Justru ini produk andalan saat pandemi karena kami di outdoor ada beautiful sceneries, escape to nature yang menjadi destinasi andalan," katanya.
Produk Bobox Cabin yang baru launching bulan Februari 2021, membuat occupancy rate Startup itu meningkat hingga 100%. Antonius melihat di 2022 akan terjadi ada travel bubble yang dilihat dari penurunan kasus Covid-19 yang signifikan, dan program yang dikelola baik oleh pemerintah.
"Kita melihat ada hal baik untuk pariwisata domestik dengan kenaikan yang cukup pesat," ujar dia.
Dengan melihat perkembangan kasus yang semakin menurun dan adanya tren staycation yang meningkat, Bobobox yakin mereka akan bisa ekspansi di beberapa kota besar di Indonesia.
"Justru sekarang di masa pandemi staycation lebih heavy dan mereka bisa kerja dimana saja, maka itu industri hospitality harus melihat tren staycation," ungkapnya.
(uka)
Explore More