Mencari Solusi Mahalnya Harga Pakan Jagung di Tengah Keluhan Peternak

Sabtu, 25 September 2021 - 01:51 WIB
loading...
Mencari Solusi Mahalnya Harga Pakan Jagung di Tengah Keluhan Peternak
Entrepreneur UMKM Nahdlatul Ulama (NU) ini mengatakan, persoalan komoditi jagung dapat di selesaikan dengan beberapa cara konkrit yang memerlukan konsistensi dan sinergitas. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Akhir-akhir ini, harga jagung khususnya sebagai komoditas pakan hewan ternak menjadi sorotan. Terlebih lagi usai aksi Suroto, peternak ayam yang diamankan polisi usai membentangkan poster mahalnya harga jagung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.

Menanggapi permasalahan ini, Jokowi telah memerintahkan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menyediakan jagung untuk pakan ternak sebanyak 30 ribu ton dengan harga Rp4.500 per kg.



Penggiat UMKM Nasional, Witjaksono meminta, kegaduhan masalah jagung ini dihentikan, dan mulai fokus mencari jalan keluar dari permasalahan ini.

“Stop gaduh, permasalahan komoditi jagung tidak akan pernah selesai dengan ribut-ribut apalagi saling menyalahkan. Seharusnya bersinergi agar persoalan ini dapat tuntas,” kata tokoh UMKM nasional, Witjaksono saat dihubungi wartawan, Jumat (24/9/2021)

Entrepreneur UMKM Nahdlatul Ulama (NU) ini mengatakan, persoalan komoditi jagung dapat di selesaikan dengan beberapa cara konkrit yang memerlukan konsistensi dan sinergitas antara Kementan dan Kemendag. Salah satunya dimulai dari penguatan argo bisnis atau argo industri tanaman jagung, yang dapat dilakukan di beberapa daerah untuk menuju swasembada jagung.

Witjaksono mengaku, langkah ini yang telah dilakukannya di daerah, salah satunya Bengkulu Selatan, yang kini manjadi daerah pemasok kebutuhan komiditi jagung bagi wilayah atau provinsi lainnya.

Selain menjadi langkah menuju swasembada pangan, ini juga menjadi solusi untuk mengatasi pengangguran atau minimnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat, di tengah pandemi Covid-19.

“Saya sudah terapkan ini di Bengkulu Selatan sejak tahun 2018, dan Alhamdulillah, awalnya rata rata tanam setiap tahun hanya 1000 hektar, kini jadi diatas 12.000 hektar. Silahkan di cek dengan Pak Bupati Bengkulu Selatan,” lanjutnya.

Ia juga menuturkan langkah memperkuat argo bisnis dan industri pangan yang telah terbukti berhasil ini, dapat mempersingkat waktu serta jarak Indonesia menuju swasembada jagung.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2065 seconds (0.1#10.140)