Erick Ungkap Biaya Pengobatan Pasien Covid-19 Capai Ratusan Juta Rupiah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meski Indonesia tengah bersiap menyambut new normal namun kedisplinan dalam memutus rantai penyebaran virus corona ( Covid-19 ) harus tetap dijalankan. Karena biaya pengobatan untuk virus ini teramat besar
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan biaya yang harus ditanggung pemerintah dalam menangani pasien Covid-19, mencapai ratusan juta rupiah. Erick bahkan menyebut angkanya antara Rp105 juta hingga Rp215 juta.
"Kalau kita lihat dari data-data, kena Covid-19 itu, per orang bisa kena biaya Rp105 juta. Dan kalau ada tambahan, itu bisa mencapai Rp250 juta. Mahal banget," kata Erick di Jakarta, Senin (1/6/2020).
Karena itu, Erick menegaskan agar masyarakat tetap berdisiplin menjalankan protokol kesehatan selama menjalani masa normal baru. Kedisplinan dalam new normal ini juga salah satu upaya menggairahkan roda perekonomian Indonesia.
"Dan yang terpenting juga bagaimana monitoring dan evaluasi karena yang namanya new normal ini, kita yakini tidak sempurna pasti butuh penyesuaian," katanya.
Erick pun meminta kepada perusahaan BUMN untuk membentuk gugus tugas. Tujuannya untuk memastikan protokol kesehatan yang dibuat perusahaan BUMN bisa dijalankan dengan baik.
"BUMN harus membentuk tim gugus tugas untuk Covid-19. Jadi ini benar-benar harus serius, ada timnya. Bukan hanya kebijakan tapi tidak ada implementasinya. Nah kita minta ini diimplementasikan," pungkasnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan biaya yang harus ditanggung pemerintah dalam menangani pasien Covid-19, mencapai ratusan juta rupiah. Erick bahkan menyebut angkanya antara Rp105 juta hingga Rp215 juta.
"Kalau kita lihat dari data-data, kena Covid-19 itu, per orang bisa kena biaya Rp105 juta. Dan kalau ada tambahan, itu bisa mencapai Rp250 juta. Mahal banget," kata Erick di Jakarta, Senin (1/6/2020).
Karena itu, Erick menegaskan agar masyarakat tetap berdisiplin menjalankan protokol kesehatan selama menjalani masa normal baru. Kedisplinan dalam new normal ini juga salah satu upaya menggairahkan roda perekonomian Indonesia.
"Dan yang terpenting juga bagaimana monitoring dan evaluasi karena yang namanya new normal ini, kita yakini tidak sempurna pasti butuh penyesuaian," katanya.
Erick pun meminta kepada perusahaan BUMN untuk membentuk gugus tugas. Tujuannya untuk memastikan protokol kesehatan yang dibuat perusahaan BUMN bisa dijalankan dengan baik.
"BUMN harus membentuk tim gugus tugas untuk Covid-19. Jadi ini benar-benar harus serius, ada timnya. Bukan hanya kebijakan tapi tidak ada implementasinya. Nah kita minta ini diimplementasikan," pungkasnya.
(bon)