Raih Rp95,9 Triliun, BRI Bakal Bantu 26 Juta Pengusaha Kecil
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) (Persero) baru saja mendapatkan dana hingga Rp95,9 trliun lewat right issue . Aksi koporasi itu dilakukan sejalan dengan pembentukan holding ultra mikro untuk membantu UMKM naik kelas.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, target dari aksi koporasi yang dilakukan ini adalah untuk memberikan layanan kepada pengusaha ultra mikro yang belum terlayani oleh lembaga keuangan formal.
"Berdasarkan riset kami di tahun 2019 ada 46 juta pengusaha ultra mikro, baru 20 juta yang terlayani oleh lembaga keuangan formal, baik itu bank BPR, koperasi simpan pinjam, dan juga fintech," ujarnya dalam 2ND Session Closing IDXChanel, Senin (4/10/2021).
Kemudian sisanya, dari 26 juta pengusaha ultra mikro itu, 5 juta di antaranya apabila membutuhkan pembiayaan datang ke rentenir yang bunganya 100% sampai 500%. Kemudian ada sekitar 7 juta melakukan pinjaman ke kerabat, dan tersisa 14 juta yang belum terlayani sama sekali.
"Maka kemudian duit sebanyak ini akan kita arahkan ke mana, untuk mempercepat memberikan layanan kepada yang belum tersentuh, yaitu yang 14 juta. Kemudian kita baru bisa mengembangkan untuk melayani yang meminjam ke rentenir atau meminjam ke kerabat dan lain-lain, lalu kita masukan ke system pelayanan yang formal" sambung Sunarso.
Melalui aksi korporasi ini BRI akan membangun holding ultra mikro dengan menggabungkan tiga entitas, yaitu BRI, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan PT Pegadaian (Persero).
"Maka tiga entitas ini disatukan dalam ekosistem, sehingga tujuannya adalah untuk bisa melayani pengusaha ultra mikro, dan kemudian mentracking proses naik kelas ke tingkat yang lebih tinggi lagi secara terstruktur," lanjutnya.
Sunarso mengatakan, nantinya PNM akan berfokus pada group lending, kepada pengusaha-pengusaha yang masih butuh pendampingan dan lain-lain.
"Kemudian begitu sudah layak komersial, mereka punya pilihan, bisa menggunakan produk Pegadaian, bisa menggunakan produk BRI," pungkas Sunarso.
Lihat Juga: Program Pemberdayaan BRI Klasterku Hidupku Antar Petani Ini Sukses Kembangkan Budidaya Alpukat
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, target dari aksi koporasi yang dilakukan ini adalah untuk memberikan layanan kepada pengusaha ultra mikro yang belum terlayani oleh lembaga keuangan formal.
"Berdasarkan riset kami di tahun 2019 ada 46 juta pengusaha ultra mikro, baru 20 juta yang terlayani oleh lembaga keuangan formal, baik itu bank BPR, koperasi simpan pinjam, dan juga fintech," ujarnya dalam 2ND Session Closing IDXChanel, Senin (4/10/2021).
Kemudian sisanya, dari 26 juta pengusaha ultra mikro itu, 5 juta di antaranya apabila membutuhkan pembiayaan datang ke rentenir yang bunganya 100% sampai 500%. Kemudian ada sekitar 7 juta melakukan pinjaman ke kerabat, dan tersisa 14 juta yang belum terlayani sama sekali.
"Maka kemudian duit sebanyak ini akan kita arahkan ke mana, untuk mempercepat memberikan layanan kepada yang belum tersentuh, yaitu yang 14 juta. Kemudian kita baru bisa mengembangkan untuk melayani yang meminjam ke rentenir atau meminjam ke kerabat dan lain-lain, lalu kita masukan ke system pelayanan yang formal" sambung Sunarso.
Melalui aksi korporasi ini BRI akan membangun holding ultra mikro dengan menggabungkan tiga entitas, yaitu BRI, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan PT Pegadaian (Persero).
"Maka tiga entitas ini disatukan dalam ekosistem, sehingga tujuannya adalah untuk bisa melayani pengusaha ultra mikro, dan kemudian mentracking proses naik kelas ke tingkat yang lebih tinggi lagi secara terstruktur," lanjutnya.
Sunarso mengatakan, nantinya PNM akan berfokus pada group lending, kepada pengusaha-pengusaha yang masih butuh pendampingan dan lain-lain.
"Kemudian begitu sudah layak komersial, mereka punya pilihan, bisa menggunakan produk Pegadaian, bisa menggunakan produk BRI," pungkas Sunarso.
Lihat Juga: Program Pemberdayaan BRI Klasterku Hidupku Antar Petani Ini Sukses Kembangkan Budidaya Alpukat
(uka)