Tes PCR Wajib untuk Semua Moda Transportasi, PHRI: Pariwisata Bisa Terpuruk Lagi

Rabu, 27 Oktober 2021 - 15:24 WIB
loading...
Tes PCR Wajib untuk Semua Moda Transportasi, PHRI: Pariwisata Bisa Terpuruk Lagi
Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani menyatakan harga tes PCR harusnya merujuk ke India. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau ( PHRI ) keberatan jika tes PCR menjadi salah satu syarat perjalanan di semua moda transportasi di masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sekalipun tetap diberlakukan, PHRI meminta agar harga tes PCR diturunkan.

Penuruanan harga bisa mengacu kepada negara-negara yang lebih murah mematok tes PCR. Salah satunya adalah India.



“Ya tentu dengan adanya (tes PCR) keberatan. Sebenarnya yang jadi masalah kan harga PCR, biayanya tinggi. Jadi kalau misalkan semua menggunakan PCR, misalnya yang sudah diterapkan Bali, kan itu langsung nge-drop,” kata Hariyadi saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Rabu (27/10/2021).

Hariyadi menyebutkan pihak PHRI dan juga pelaku pariwisata tak akan keberatan dengan tes PCR dengan catatan harga yang dibandrol tidak semahal saat ini.

“Itu boleh aja (tes pcr) asal harganya jangan segitu. Kami kan dulu pernah menyampaikan kenapa sih kita tidak merefer India, itu terbukti paling murah sedunia. Di sana hanya sekitar 5 atau 6 rupee saja,” bebernya.



Hariydi menyebut tarif harga PCR di India hanya berkisar sekitar USD8 untuk di Airport dan di luar Airport bisa lebih murah lagi.

“Ya kalau misal di convert ke rupiah sekitar Rp120 ribu. Kalau di luar Airport hanya Rp97 ribu, nah kenapa kita tidak mereferensikan ke sana. Harusnya kita seperti itu dan dicari bagaimana yang namanya PCR itu bisa lebih murah untuk menjadi alat kontrol dalam melakukan aktivitas dan mobilitas,” paparnya.

Kemudian PCR bukan semata-mata menjadi persyaratan akan tetapi alat kontrol sosial di masa pandemi untuk memberikan rasa aman saat melakukan perjalanan.



“Nah itu nantinya bisa diterapkan di setiap moda transportasi perjalanan, mau pesawat, kereta, bus dan lain-lain asal hargnya semakin terjangkau. Kalau orang disuruh mengeluarkan budget Rp400 ribu atau Rp500 ribu ke atas, kan memberatkan masyarakat dan membuat mikir dua kali. Jadi ya semoga aja turun,” tandasnya.

Meski demikian dirinya menyebut salah satu dampaknya nanti jika pemerintah menaikkan harga PCR akan menghantam seluruh sektor transportasi, dan pariwisata lebih terpuruk lagi.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1738 seconds (0.1#10.140)