Jadi Presidensi G20 Bikin RI Makin Pede Mampu Jaga Perekonomian

Senin, 15 November 2021 - 23:24 WIB
loading...
Jadi Presidensi G20 Bikin RI Makin Pede Mampu Jaga Perekonomian
Presidensi G20 tersebut akan menjadi kesempatan bagi pemerintah Indonesia untuk memimpin upaya pemulihan ekonomi negara-negara anggota pasca pandemi Covid-19. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Indonesia memegang Presidensi G20 mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 mendatang. Presidensi G20 tersebut akan menjadi kesempatan bagi pemerintah Indonesia untuk memimpin upaya pemulihan ekonomi negara-negara anggota pasca pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam acara Indonesia's Global Leadership Outlook: How and for whose benefits?" secara daring yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (15/11/2021).



Menko Airlangga menyebut pertumbuhan ekonomi pasca-pandemi akan menjadi topik pembahasan pertemuan G20 2022 yang mengangkat tema "Recovery Together, Recovery Stronger". Indonesia berkomitmen membawa isu kesetaraan akses terhadap vaksin Covid-19 dengan distribusi yang lebih merata.

"Indonesia memaknai Presidensi G-20 2022 lebih dari hanya sebagai ketua sidang, namun sebagai pemimpin yang akan menentukan arah perkembangan perekonomian dunia ke depan," ujar Menko Airlangga.

G20 sendiri, tambah Menko Airlangga, forum koordinasi kebijakan yang lahir sebagai respons terhadap krisis ekonomi di tahun 1998 dan 1999. Kelompok ini merepresentasikan 85 % Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, 75% perdagangan dunia, dan 80 persen investasi global, dan dua per tiga dari jumlah populasi penduduk dunia.

Menurut Menko Airlangga, Indonesia memiliki modal kuat untuk untuk berhasil memimpin Presiden G20 mendatang. Ia menyebut, pemulihan ekonomi yang kuat adalah pemulihan yang inklusif, dan ekonomi kuat adalah ekonomi yang mampu bertransformasi sejalan dengan visi G20.

"Indonesia mempunyai modal yang kuat untuk menggapai itu, pertumbuhan kita di kuartal ketiga 3,5 persen year on year (yoy)," jelasnya.



Selain itu, kata Menko Airlangga, penanganan Covid-19 di Indonesia sudah mengalami tren perbaikan, mengingat angka reproduction rate sudah di bawah 1 atau 0,74%. "Ini dapat membawa kita memiliki pertumbuhan ekonomi di akhir tahun 2021 bisa mencapai 3,7 - 4,5 persen," ungkapnya.

Kepercayaan dunia kepada Indonesia sebagai Presidensi G20, kata Menko Airlangga, akan menambah Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar USD 533 juta. Serta, menambah konsumsi domestik USD 119,2 juta, atau setara Rp1,7 triliun, serta membuka lapangan kerja untuk 3 ribu orang.

“Kepercayaan ini memberikan kita rasa optimisme yang besar. Bahwa Indonesia mampu menjaga perekonomiannya dari pandemi Covid-19,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, G20 menjadi sebuah capaian yang positif bagi upaya pemulihan pandemi Covid-19 serta membangun optimisme Indonesia berperan di kancah global.

"Setelah sekian perjalanan panjang Indonesia penuh dinamika dalam menghadapi percaturan dunia, dan capaian ini harus diakui oleh seluruh komponen bangsa untuk secara bersama mengisi ruang positif ini sebagai penguatan mobilisasi domestik di dalam negeri," kata Haedar.

Dalam kesempatan tersebut, Haedar turut mengucapkan selamat kepada pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang berhasil meneruskan estafet Presidensi G20. “Atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengucapkan selamat kepada Presiden Jokowi yang telah memperoleh mandat memimpin Presidensi G20 untuk 1 tahun kedepan,” tutupnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1663 seconds (0.1#10.140)