Rapat Perdana, Ini Komitmen Wakil Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Hary Tanoesoedibjo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia terus bahu-membahu bersama pemerintah membangkitkan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19. Targetnya, Indonesia bisa menjadi 5 besar negara di dunia pada 2045 di usianya yang ke-100.
"2045 itu tidak lama, kita mesti bahu-membahu untuk menjadi top 5 di dunia, atau terperangkap di middle income trap," ujar Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia, Anindya Bakrie.
Hal itu disampaikan Anin -begitu sapaan akrabnya- dalam rapat perdana Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (16/11/2021). Rapat itu membahas program kerja 2021-2026 dan Rapimnas KADIN Indonesia di Bali, 4-5 Desember 2021.
Sesuai visi misi 'Pulihkan Kesehatan, Bangkitkan Ekonomi melalui KADIN Baru yang Inklusif dan Kolaboratif', ada empat hal yang menjadi prioritas Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia.
Pertama, terkait dengan kesehatan. Kedua, terkait ekonomi nasional dan daerah. Ketiga, yang berkaitan dengan enterpreneurship untuk penciptaan lapangan kerja. Keempat, terkait internal organisasi dan regulasi.
"Apapun kami lakukan, ujungnya bermanfaat bagi Indonesia dan masyarakat luas. Kami sadar tidak bisa sendiri, karena itu banyak kolaboratif, melibatkan banyak pihak termasuk UMKM," kata Anin.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia, Hary Tanoesoedibjo mengungkapkan, komitmennya untuk terlibat aktif dalam program-program KADIN Indonesia.
"Dari 4 prioritas dewan pertimbangan, yang terkait dengan ekonomi nasional dan daerah, mungkin saya bisa ikut terlibat di situ. Karena saya secara pribadi punya passion. Punya satu keinginan, masyarakat, UKM khususnya yang masih kecil-kecil itu bisa tumbuh," jelas Hary.
Pengusaha yang telah memberikan kuliah umum di lebih dari 186 perguruan tinggi se-Indonesia itu mengatakan, Indonesia bisa menjadi negara besar kalau jumlah kelompok produktif yang menyokong perekonomian nasional lebih banyak.
"Indonesia bisa besar hanya kalau jumlah kelompok produktif diperbanyak. Bukan itu-itu saja. Sehingga penciptaan lapangan kerja itu bisa lebih masif. Kemudian, penerimaan pajak juga bisa lebih besar," tutur Hary.
Hary mengatakan KADIN Indonesia punya peranan strategis sebagai mitra pemerintah. Diantaranya dalam pembuatan kebijakan yang kondusif, membangun ekonomi nasional, ikut melobi, seperti menarik investasi dari luar negeri ke Indonesia.
Selain itu, lanjut Hary, sebagai mitra pemerintah dalam rangka perdagangan, ekspor-impor, kuota dan sebagainya, dalam berbagai perspektif yang sifatnya dunia usaha. "KADIN sangat strategis dalam rangka sebagai mitra pemerintah," tegasnya.
Hary yakin kepengurusan baru Dewan Pertimbangan dan Dewan Pengurus KADIN Indonesia bisa menjawab setiap tantangan dan mewujudkan visi misinya.
"Pak Arsjad, Pak Anin, kan junior saya lah, mereka lebih muda. Jadi, generasi muda sudah mulai tampil. Dalam situasi seperti sekarang, dunia yang makin kompetitif, ada pandemi, jadi dinamika dan fleksibilitas adaptasi itu penting sekali dan saya rasa mereka akan mampu untuk melakukan itu," pungkas Hary.
Ketua Umum KADIN Indonesia M. Arsjad Rasjid mengatakan pemberdayaan UMKM untuk menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya menjadi salah satu upaya yang akan terus digenjot untuk membangkitkan ekonomi nasional.
“Bagaimana bisa menyiapkan lapangan kerja, di sinilah tugas pengusaha. Utamanya, di sini kita mengembangkan pengusaha UMKM, karena mereka menjadi pondasi dari kekuatan ekonomi Indonesia ke depan," tutur Arsjad.
"2045 itu tidak lama, kita mesti bahu-membahu untuk menjadi top 5 di dunia, atau terperangkap di middle income trap," ujar Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia, Anindya Bakrie.
Hal itu disampaikan Anin -begitu sapaan akrabnya- dalam rapat perdana Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (16/11/2021). Rapat itu membahas program kerja 2021-2026 dan Rapimnas KADIN Indonesia di Bali, 4-5 Desember 2021.
Sesuai visi misi 'Pulihkan Kesehatan, Bangkitkan Ekonomi melalui KADIN Baru yang Inklusif dan Kolaboratif', ada empat hal yang menjadi prioritas Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia.
Pertama, terkait dengan kesehatan. Kedua, terkait ekonomi nasional dan daerah. Ketiga, yang berkaitan dengan enterpreneurship untuk penciptaan lapangan kerja. Keempat, terkait internal organisasi dan regulasi.
"Apapun kami lakukan, ujungnya bermanfaat bagi Indonesia dan masyarakat luas. Kami sadar tidak bisa sendiri, karena itu banyak kolaboratif, melibatkan banyak pihak termasuk UMKM," kata Anin.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia, Hary Tanoesoedibjo mengungkapkan, komitmennya untuk terlibat aktif dalam program-program KADIN Indonesia.
"Dari 4 prioritas dewan pertimbangan, yang terkait dengan ekonomi nasional dan daerah, mungkin saya bisa ikut terlibat di situ. Karena saya secara pribadi punya passion. Punya satu keinginan, masyarakat, UKM khususnya yang masih kecil-kecil itu bisa tumbuh," jelas Hary.
Pengusaha yang telah memberikan kuliah umum di lebih dari 186 perguruan tinggi se-Indonesia itu mengatakan, Indonesia bisa menjadi negara besar kalau jumlah kelompok produktif yang menyokong perekonomian nasional lebih banyak.
"Indonesia bisa besar hanya kalau jumlah kelompok produktif diperbanyak. Bukan itu-itu saja. Sehingga penciptaan lapangan kerja itu bisa lebih masif. Kemudian, penerimaan pajak juga bisa lebih besar," tutur Hary.
Hary mengatakan KADIN Indonesia punya peranan strategis sebagai mitra pemerintah. Diantaranya dalam pembuatan kebijakan yang kondusif, membangun ekonomi nasional, ikut melobi, seperti menarik investasi dari luar negeri ke Indonesia.
Selain itu, lanjut Hary, sebagai mitra pemerintah dalam rangka perdagangan, ekspor-impor, kuota dan sebagainya, dalam berbagai perspektif yang sifatnya dunia usaha. "KADIN sangat strategis dalam rangka sebagai mitra pemerintah," tegasnya.
Hary yakin kepengurusan baru Dewan Pertimbangan dan Dewan Pengurus KADIN Indonesia bisa menjawab setiap tantangan dan mewujudkan visi misinya.
"Pak Arsjad, Pak Anin, kan junior saya lah, mereka lebih muda. Jadi, generasi muda sudah mulai tampil. Dalam situasi seperti sekarang, dunia yang makin kompetitif, ada pandemi, jadi dinamika dan fleksibilitas adaptasi itu penting sekali dan saya rasa mereka akan mampu untuk melakukan itu," pungkas Hary.
Ketua Umum KADIN Indonesia M. Arsjad Rasjid mengatakan pemberdayaan UMKM untuk menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya menjadi salah satu upaya yang akan terus digenjot untuk membangkitkan ekonomi nasional.
“Bagaimana bisa menyiapkan lapangan kerja, di sinilah tugas pengusaha. Utamanya, di sini kita mengembangkan pengusaha UMKM, karena mereka menjadi pondasi dari kekuatan ekonomi Indonesia ke depan," tutur Arsjad.
(akr)