Ekspor Nonmigas Naik, Transaksi Berjalan Surplus USD4,5 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan transaksi berjalan pada periode laporan triwulan III-2021 mencatat surplus USD4,5 miliar (1,5% dari PDB), setelah pada triwulan sebelumnya mengalami defisit USD2,0 miliar (0,7% dari PDB).
Baca juga: Jaga Akselerasi Ekonomi, BI Tahan Suku Bunga di 3,50%
"Kinerja positif itu terutama dikontribusikan oleh surplus neraca barang yang makin meningkat, didukung oleh kenaikan ekspor nonmigas sejalan dengan masih kuatnya permintaan dari negara mitra dagang dan berlanjutnya kenaikan harga komoditas ekspor utama di pasar internasional," kata Erwin di Jakarta, Jumat (19/11/2021).
Selain itu, defisit neraca jasa tercatat lebih rendah, antara lain disebabkan oleh perbaikan kinerja jasa transportasi yang didukung oleh meningkatnya penerimaan jasa freight karena meningkatnya aktivitas ekspor.
Di sisi lain, defisit neraca pendapatan primer meningkat akibat kenaikan pembayaran imbal hasil investasi langsung yang dipengaruhi oleh perbaikan kinerja korporasi berbasis sumber daya alam (SDA).
Transaksi modal dan finansial pada triwulan III-2021 mencatat surplus yang makin meningkat, terutama bersumber dari investasi langsung. Pada triwulan III-2021, transaksi modal dan finansial mencatat surplus sebesar USD6,1 miliar (2,0% dari PDB), lebih tinggi dari capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar USD1,6 miliar (0,6% dari PDB). Surplus tersebut bersumber dari aliran masuk neto (net inflows) investasi langsung yang tetap terjaga sebesar USD3,3 miliar.
Investasi lainnya juga mengalami surplus, setelah mengalami defisit pada triwulan sebelumnya, yang dipengaruhi oleh penurunan pembayaran neto pinjaman luar negeri, peningkatan penempatan simpanan nonresiden di dalam negeri, serta tambahan alokasi special drawing rights (SDR).
Selain itu, investasi portofolio selama triwulan III-2021 juga mencatat net inflows sebesar USD1,1 miliar, menurun dari triwulan sebelumnya yang sebesar USD4,0 miliar.
Baca juga: Jaga Akselerasi Ekonomi, BI Tahan Suku Bunga di 3,50%
"Kinerja positif itu terutama dikontribusikan oleh surplus neraca barang yang makin meningkat, didukung oleh kenaikan ekspor nonmigas sejalan dengan masih kuatnya permintaan dari negara mitra dagang dan berlanjutnya kenaikan harga komoditas ekspor utama di pasar internasional," kata Erwin di Jakarta, Jumat (19/11/2021).
Selain itu, defisit neraca jasa tercatat lebih rendah, antara lain disebabkan oleh perbaikan kinerja jasa transportasi yang didukung oleh meningkatnya penerimaan jasa freight karena meningkatnya aktivitas ekspor.
Di sisi lain, defisit neraca pendapatan primer meningkat akibat kenaikan pembayaran imbal hasil investasi langsung yang dipengaruhi oleh perbaikan kinerja korporasi berbasis sumber daya alam (SDA).
Transaksi modal dan finansial pada triwulan III-2021 mencatat surplus yang makin meningkat, terutama bersumber dari investasi langsung. Pada triwulan III-2021, transaksi modal dan finansial mencatat surplus sebesar USD6,1 miliar (2,0% dari PDB), lebih tinggi dari capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar USD1,6 miliar (0,6% dari PDB). Surplus tersebut bersumber dari aliran masuk neto (net inflows) investasi langsung yang tetap terjaga sebesar USD3,3 miliar.
Investasi lainnya juga mengalami surplus, setelah mengalami defisit pada triwulan sebelumnya, yang dipengaruhi oleh penurunan pembayaran neto pinjaman luar negeri, peningkatan penempatan simpanan nonresiden di dalam negeri, serta tambahan alokasi special drawing rights (SDR).
Selain itu, investasi portofolio selama triwulan III-2021 juga mencatat net inflows sebesar USD1,1 miliar, menurun dari triwulan sebelumnya yang sebesar USD4,0 miliar.
(uka)