Menko Airlangga Beberkan Risiko Eksternal bagi Ekonomi, Ini yang Paling Diwaspadai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa perekonomian secara global masih dihadapkan pada berbagai tantangan.
Pandemi yang masih berlanjut menjadi tantangan utama bagi perekonomian global dalam jangka pendek. Sementara, isu perubahan iklim menjadi tantangan ekonomi global dalam jangka panjang.
"Ada beberapa sumber ketidakpastian global, antara lain Covid-19 dan variannya, ketidakpastian geopolitik, tapering off The Fed, krisis akibat kenaikan harga energi, dan perubahan iklim," papar Airlangga dalam webinar Economic Outlook 2022, Senin (22/11/2021).
Airlangga mengatakan, dari sisi eksternal, di tengah meningkatnya kasus Covid-19 secara global, Indonesia sukses melewati puncak gelombang kedua. Tercatat, sejak pertengahan Oktober 2021, kasus harian Covid-19 global mulai meningkat. Namun, Indonesia melewati puncak gelombang kedua dengan kasus aktif menurun dari 574 ribu per tanggal 24 Juli 2021 menjadi 8,1 ribu pada 20 November 2021.
"Strategi penanganan Covid-19 dari hulu ke hilir dinilai efektif menurunkan kasus aktif, kematian, dan reproduction rate (Rt)," tuturhnya.
Sementara, kata Airlangga, masih ada satu risiko eksternal yang perlu diwaspadai, yakni tapering off dari The Fed. "Munculnya kembali "taper talk" dari beberapa anggota mengusulkan untuk memulai pembahasan rencana QE, namun kemungkinan besar tidak akan dilakukan di tahun ini karena perekonomian belum menunjukkan adanya kemajuan substansial yang lebih baik," ungkapnya.
Pandemi yang masih berlanjut menjadi tantangan utama bagi perekonomian global dalam jangka pendek. Sementara, isu perubahan iklim menjadi tantangan ekonomi global dalam jangka panjang.
"Ada beberapa sumber ketidakpastian global, antara lain Covid-19 dan variannya, ketidakpastian geopolitik, tapering off The Fed, krisis akibat kenaikan harga energi, dan perubahan iklim," papar Airlangga dalam webinar Economic Outlook 2022, Senin (22/11/2021).
Airlangga mengatakan, dari sisi eksternal, di tengah meningkatnya kasus Covid-19 secara global, Indonesia sukses melewati puncak gelombang kedua. Tercatat, sejak pertengahan Oktober 2021, kasus harian Covid-19 global mulai meningkat. Namun, Indonesia melewati puncak gelombang kedua dengan kasus aktif menurun dari 574 ribu per tanggal 24 Juli 2021 menjadi 8,1 ribu pada 20 November 2021.
"Strategi penanganan Covid-19 dari hulu ke hilir dinilai efektif menurunkan kasus aktif, kematian, dan reproduction rate (Rt)," tuturhnya.
Sementara, kata Airlangga, masih ada satu risiko eksternal yang perlu diwaspadai, yakni tapering off dari The Fed. "Munculnya kembali "taper talk" dari beberapa anggota mengusulkan untuk memulai pembahasan rencana QE, namun kemungkinan besar tidak akan dilakukan di tahun ini karena perekonomian belum menunjukkan adanya kemajuan substansial yang lebih baik," ungkapnya.
(fai)