Jajan Online Meningkat Saat Pandemi, Waspadai Hal Ini!

Senin, 29 November 2021 - 12:20 WIB
loading...
Jajan Online Meningkat...
Pandemi virus corona (Covid-19) mengubah banyak perilaku masyarakat, termasuk makanan pesan antar atau makanan online. Namun ada beberapa hal yang harus diwaspadai sebagai konsumen. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pandemi virus corona (Covid-19) mengubah banyak perilaku masyarakat, termasuk makanan pesan antar atau makanan online . Dalam survei yang dilakukan CLSA Indonesia selama pandemi pada 450 responden, sebanyak 70 persen di antaranya menjadi lebih sering memesan makanan secara online dibandingkan sebelum terjadinya Covid.

Meskipun terlihat efisien, ada bahaya kesehatan yang harus diwaspadai saat memesan jajanan online. Hal ini seperti yang telah disampaikan oleh Sanofi Pasteur Indonesia dalam rangka menyambut peringatan Hari Kesehatan Nasional melalui kampanye #SantapAman pada tanggal 11 November 2021 lalu.



Program yang dihadiri oleh dokter spesialis penyakit dalam, dr. Suzy Maria, Sp.PD-KAI serta chef dan pecinta kuliner William Gozali yang akrab disapa Willgoz ini, bertujuan untuk mensosialisasikan bahwa seseorang bisa menderita penyakit yang ditularkan melalui makanan seperti penyakit tifoid sekaligus bagaimana cara pencegahannya.

Dianggap Remeh, Demam Tifoid Bisa Akibatkan Komplikasi Serius

Demam tifoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Contohnya, seseorang bisa terkena penyakit ini saat menyantap makanan yang tidak disiapkan dengan benar, seperti mengkonsumsi bahan makanan atau menggunakan alat makan yang dicuci dengan air yang terkontaminasi bakteri, hingga melakukan kontak tidak langsung dengan penderita penyakit tifoid seperti menyantap makanan yang mereka sajikan.

Sebab faktanya, seseorang bisa saja terlihat sehat namun sebenarnya menderita penyakit tifoid, hanya saja tidak menunjukan gejala dan bisa menularkan kepada orang lain.

Penyakit akut ini memiliki gejala demam yang meningkat secara bertahap tiap hari serta lebih tinggi pada malam hari, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan dan lemas, serta munculnya ruam.

Pada anak-anak, tifoid disertai dengan sering mengalami diare, sementara orang dewasa cenderung mengalami konstipasi. Sementara komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh demam tifoid berupa pendarahan atau perforasi usus.

Data WHO memperkirakan 11-20 juta orang sakit karena demam tifoid dan mengakibatkan kematian sebanyak 128.000-161.000 orang setiap tahunnya di seluruh dunia. Kasus terbanyak demam tifoid sendiri terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Di Indonesia, demam tifoid termasuk penyakit endemik sebab prevalensi demam tifoid yang cukup tinggi yaitu mencapai 500 kasus per 100.000 penduduk per tahun.

Berdasarkan studi yang dilakukan di daerah kumuh di Jakarta, diperkirakan insidensi demam tifoid adalah 148.7 per 100.000 penduduk per tahun pada rentang usia 2–4 tahun, 180.3 pada rentang usia 5–15 tahun dan 51.2 pada usia diatas 16 tahun.

Pencegahan Demam Tifoid

Food borne disease seperti demam tifoid dapat dicegah dengan cara menjaga sanitasi dan higienitas pribadi dan menghindari kontak dengan penderita. Mengingat Indonesia masih negara dengan endemik tifoid, maka vaksinasi merupakan langkah optimal serta efektif untuk mencegah demam tifoid.

Menurut dr. Suzy, cara kerja vaksinasi untuk penyakit tifoid yaitu meningkatkan sistem imun tubuh untuk melawan infeksi bakteri Salmonella Typhi.

“Vaksinasi dapat dilakukan mulai usia dua tahun ke atas dan untuk mendapatkan perlindungan maksimal, seseorang direkomendasikan mendapat vaksinasi tifoid setiap tiga tahun sekali,” kata dia.



Salah satu jenis vaksin tifoid yang umum digunakan adalah vaksin tifoid injeksi polisakarida Vi. Data setelah pemantauan selama 20 bulan menunjukkan vaksin tifoid jenis ini memberikan perlindungan terhadap penyakit tifoid sebesar 74%.

Dengan melakukan vaksinasi tifoid, seseorang yang sangat suka mengonsumsi jajanan online tidak perlu khawatir menderita penyakit tifoid melalui makanan yang mereka konsumsi.

Sementara manfaat lain yang dapat dirasakan oleh seseorang yang berprofesi sebagai chef atau bertugas menyiapkan makanan, mereka tak hanya harus menjaga kesehatan diri sendiri namun juga menjaga sesama dengan tidak menjadi karier penyebab penularan demam tifoid.

Kampanye #SantapAman dilakukan melalui edukasi mengenai pentingnya perlindungan diri terhadap penyakit tifoid di media dan media sosial @KenapaHarusVaksin. Vaksinasi tifoid dapat dilakukan di semua fasilitas kesehatan. Konsultasikan kepada dokter Anda untuk mendapatkan vaksinasi tifoid.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1107 seconds (0.1#10.140)