Anggaran Kementan Turun, Wamen: Kami Mengerti Kondisi Keuangan Negara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian ( Wamentan ) Harvick Hasnul Qolbi menyatakan, pemotongan pagu anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2022 terbilang tinggi. Refocusing anggaran tersebut dinilai akan berdampak pada sejumlah program, terutama bantuan kepada petani.
Tercatat, pagu indikatif Kementan tahun 2022 sebesar Rp14,51 triliun. Jumlah itu lebih kecil dari anggaran tahun 2021 yang mencapai Rp21,83 triliun.
"Besar sekali potongan di kita, refocusing. Misalnya untuk anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dari Rp5,9 triliun per tahun biasanya, sekarang cuma tinggal Rp2,2 triliun untuk tahun 2022," ujar Harvick, Kamis (2/12/2021).
Harvick mengungkapkan, pandemi Covid-19 berdampak pada anggaran kementerian. Padahal sektor pertanian menjadi penyumbang APBN sebesar 16,28% pada 2020.
Selama pandemi, kata dia, pemerintah tengah melakukan refocusing belanja untuk menangani wabah virus Corona. Tak terkecuali di Kementerian Pertanian.
Meski demikian, Wamen mengaku memahami kondisi keuangan negara saat ini. Sehingga persoalan refocusing tidak menjadi kendala bagi pihaknya untuk terus mendorong para petani tetap berproduksi.
"Tapi karena kami mengerti kondisi keuangan negara, kita punya semangat kita bisa cari jalan keluar," kata dia.
Harvick mengungkapkan, para petani bisa mengoptimalkan kredit usaha rakyat (KUR) di sektor pertanian. Dia menambahkan, per awal Desember 2021, KUR pertanian telah tersalurkan hingga hampir Rp75 triliun.
Selain itu, para petani bisa juga memanfaatkan program-program kemitraan, seperti Agro Solution dan Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Bahkan, bisa saja mengundang investor untuk menanamkan modalnya, baik berupa bibit maupun teknologi.
Tercatat, pagu indikatif Kementan tahun 2022 sebesar Rp14,51 triliun. Jumlah itu lebih kecil dari anggaran tahun 2021 yang mencapai Rp21,83 triliun.
"Besar sekali potongan di kita, refocusing. Misalnya untuk anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dari Rp5,9 triliun per tahun biasanya, sekarang cuma tinggal Rp2,2 triliun untuk tahun 2022," ujar Harvick, Kamis (2/12/2021).
Harvick mengungkapkan, pandemi Covid-19 berdampak pada anggaran kementerian. Padahal sektor pertanian menjadi penyumbang APBN sebesar 16,28% pada 2020.
Selama pandemi, kata dia, pemerintah tengah melakukan refocusing belanja untuk menangani wabah virus Corona. Tak terkecuali di Kementerian Pertanian.
Meski demikian, Wamen mengaku memahami kondisi keuangan negara saat ini. Sehingga persoalan refocusing tidak menjadi kendala bagi pihaknya untuk terus mendorong para petani tetap berproduksi.
"Tapi karena kami mengerti kondisi keuangan negara, kita punya semangat kita bisa cari jalan keluar," kata dia.
Harvick mengungkapkan, para petani bisa mengoptimalkan kredit usaha rakyat (KUR) di sektor pertanian. Dia menambahkan, per awal Desember 2021, KUR pertanian telah tersalurkan hingga hampir Rp75 triliun.
Selain itu, para petani bisa juga memanfaatkan program-program kemitraan, seperti Agro Solution dan Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Bahkan, bisa saja mengundang investor untuk menanamkan modalnya, baik berupa bibit maupun teknologi.
(uka)