Sinergi LPDB-KUMKM dan Universitas Padjajaran, Upaya Kembangkan Ekosistem Sapi Perah di KPBS Pangalengan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Lembaga Pengelola Dana Bergulir-Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat.
Kerja sama ini dilakukan terkait penyediaan lahan sebagai upaya pengembangan ekosistem sapi perah, khususnya penyediaan hijauan pakan. Persoalan lahan menjadi kendala bagi peternak sapi perah yang tergabung dalam Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan.
"Salah satu kendala utama dari pengembangan ekosistem sapi perah adalah hijauan pakan, dan untuk menyediakan hijauan pakan membutuhkan lahan. Ini yang tidak dimiliki koperasi, dalam hal ini KPBS Pangalengan," ujar Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, dalam sambutannya saat Penandatanganan Nota Kesepahaman LPDB-KUMKM dengan Universitas Padjajaran (Unpad) di Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Unpad, Bandung Jawa Barat.
Karena itu, Supomo menambahkan, dengan adanya kerja sama penyediaan lahan milik Fakultas Pertanian Unpad untuk budi daya hijauan pakan ini merupakan kemajuan yang luar biasa.
"Ke depan, bisa saja dari Unpad atau alumni-alumninya membentuk wadah koperasi, sekaligus sebagai pengelola lahan hijauan, membuat silase dan KPBS Pangalengan sebagai offtakernya," ujar Supomo.
Hadir dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji, Direktur Pengembangan Usaha LPDB-KUMKM Jarot Wahyu Wibowo, Wakil Rektor Unpad Bidang Riset dan Inovasi Hendarmawan, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Meddy Rachmadi, Ketua KPBS Pengalengan Aun Gunawan, dan perwakilan dari Bank BJB dan Asuransi Jasindo.
Sesuai amanat Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, menurut Supomo, LPDB-KUMKM tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pembiayaan, tetapi juga sebagai integrator dan pengembangan model bisnis koperasi, khususnya koperasi sektor riil.
"Bapak Menteri Koperasi dan UKM sekitar bulan Juli 2021 berkunjung ke KPBS Pangalengan, sejak saat itu Bapak Menteri ingin koperasi-koperasi sapi perah ini dapat mengembangkan kapasitas usahanya, termasuk model bisnisnya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya," ujar Supomo.
"Kami berharap, dengan adanya MoU ini, kita sama-sama berkomitmen untuk berperan sesuai bidangnya masing-masing, sehingga sesuai harapan MenkopUKM bahwa kesejahteraan peternak meningkat, kapasitas koperasi naik dan mampu berkontribusi meningkatkan pengembangan kebutuhan persusuan nasional," katanya.
Upaya Wujudkan Koperasi Percontohan
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi mengatakan, kerja sama antara LPDB-KUMKM dengan Universitas Padjajaran ini menjadi catatan sejarah penting, bukan saja bagi KPBS Pengalengan, tetapi juga bagi Kementerian Koperasi dan UKM, khususnya bagi LPDB-KUMKM.
Lebih lanjut Zabadi menegaskan bahwa, dengan adanya kolaborasi ini, Perguruan Tinggi maupun LPDB-KUMKM mampu mencari solusi dari berbagai persoalan yang dihadapi KPBS Pangalengan, sehingga ke depan dapat menorehkan tinta emas bagi industri susu di Tanah Air," katanya.
Zabadi mengapresiasi langkah LPDB-KUMKM dalam memberi kemudahan bagi koperasi dalam mengakses pembiayaan dana bergulir ini. Harapannya, dengan kolaborasi ini dapat terwujud sebuah koperasi percontohan bagi koperasi-koperasi sejenis di daerah lainnya.
Usai penandatanganan nota kesepahaman, dilaksanakan uji coba demplot penanaman jagung untuk hijauan pakan. Harapannya, dengan pangan ini dapat meningkatkan produksi susu dari sapi perah secara optimal ke depan.
Sebagaimana diketahui, KPBS Pangalengan merupakan koperasi yang beranggotakan para peternak sapi perah yang berada di Kecamatan Pangalengan, Bandung Jawa Barat. Koperasi ini berdiri sejak tahun 1969 dan tercatat pernah meraih penghargaan sebagai koperasi berprestasi pada tahun 2007. KPBS Pangalengan menjadi mitra LPDB-KUMKM sejak tahun 2020, dan mendapatkan pinjaman dana bergulir sebesar Rp15 miliar.
Kerja sama ini dilakukan terkait penyediaan lahan sebagai upaya pengembangan ekosistem sapi perah, khususnya penyediaan hijauan pakan. Persoalan lahan menjadi kendala bagi peternak sapi perah yang tergabung dalam Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan.
"Salah satu kendala utama dari pengembangan ekosistem sapi perah adalah hijauan pakan, dan untuk menyediakan hijauan pakan membutuhkan lahan. Ini yang tidak dimiliki koperasi, dalam hal ini KPBS Pangalengan," ujar Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, dalam sambutannya saat Penandatanganan Nota Kesepahaman LPDB-KUMKM dengan Universitas Padjajaran (Unpad) di Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Unpad, Bandung Jawa Barat.
Karena itu, Supomo menambahkan, dengan adanya kerja sama penyediaan lahan milik Fakultas Pertanian Unpad untuk budi daya hijauan pakan ini merupakan kemajuan yang luar biasa.
"Ke depan, bisa saja dari Unpad atau alumni-alumninya membentuk wadah koperasi, sekaligus sebagai pengelola lahan hijauan, membuat silase dan KPBS Pangalengan sebagai offtakernya," ujar Supomo.
Hadir dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji, Direktur Pengembangan Usaha LPDB-KUMKM Jarot Wahyu Wibowo, Wakil Rektor Unpad Bidang Riset dan Inovasi Hendarmawan, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Meddy Rachmadi, Ketua KPBS Pengalengan Aun Gunawan, dan perwakilan dari Bank BJB dan Asuransi Jasindo.
Sesuai amanat Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, menurut Supomo, LPDB-KUMKM tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pembiayaan, tetapi juga sebagai integrator dan pengembangan model bisnis koperasi, khususnya koperasi sektor riil.
"Bapak Menteri Koperasi dan UKM sekitar bulan Juli 2021 berkunjung ke KPBS Pangalengan, sejak saat itu Bapak Menteri ingin koperasi-koperasi sapi perah ini dapat mengembangkan kapasitas usahanya, termasuk model bisnisnya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya," ujar Supomo.
"Kami berharap, dengan adanya MoU ini, kita sama-sama berkomitmen untuk berperan sesuai bidangnya masing-masing, sehingga sesuai harapan MenkopUKM bahwa kesejahteraan peternak meningkat, kapasitas koperasi naik dan mampu berkontribusi meningkatkan pengembangan kebutuhan persusuan nasional," katanya.
Upaya Wujudkan Koperasi Percontohan
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi mengatakan, kerja sama antara LPDB-KUMKM dengan Universitas Padjajaran ini menjadi catatan sejarah penting, bukan saja bagi KPBS Pengalengan, tetapi juga bagi Kementerian Koperasi dan UKM, khususnya bagi LPDB-KUMKM.
Lebih lanjut Zabadi menegaskan bahwa, dengan adanya kolaborasi ini, Perguruan Tinggi maupun LPDB-KUMKM mampu mencari solusi dari berbagai persoalan yang dihadapi KPBS Pangalengan, sehingga ke depan dapat menorehkan tinta emas bagi industri susu di Tanah Air," katanya.
Zabadi mengapresiasi langkah LPDB-KUMKM dalam memberi kemudahan bagi koperasi dalam mengakses pembiayaan dana bergulir ini. Harapannya, dengan kolaborasi ini dapat terwujud sebuah koperasi percontohan bagi koperasi-koperasi sejenis di daerah lainnya.
Usai penandatanganan nota kesepahaman, dilaksanakan uji coba demplot penanaman jagung untuk hijauan pakan. Harapannya, dengan pangan ini dapat meningkatkan produksi susu dari sapi perah secara optimal ke depan.
Sebagaimana diketahui, KPBS Pangalengan merupakan koperasi yang beranggotakan para peternak sapi perah yang berada di Kecamatan Pangalengan, Bandung Jawa Barat. Koperasi ini berdiri sejak tahun 1969 dan tercatat pernah meraih penghargaan sebagai koperasi berprestasi pada tahun 2007. KPBS Pangalengan menjadi mitra LPDB-KUMKM sejak tahun 2020, dan mendapatkan pinjaman dana bergulir sebesar Rp15 miliar.
(ars)