5 Proyek Infrastruktur Termahal di Dunia, Ada yang Biayanya Tembus Rp8.561 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Megaproyek termahal di dunia umumnya menelan biaya fantastis hingga membutuhkan proses bertahun-tahun. Apalagi jika tak sesuai rencana, bisa menimbulkan pembengkaan biaya.
Berdasarkan laporan McKinsey, 98% megaproyek menimbulkan pembengkaan biaya lebih dari 30%. Sebab itu, perlu rencana matang agar anggaran tidak melampaui batas perencanaan. 1build baru-baru ini melaporkan, deretan proyek infrastruktur termahal di dunia, di antaranya:
1. Jaringan Transportasi Trans-Eropa (Ten-T)
Konstruksi pembangunan Jaringan Transportasi Trans-Eropa (Ten-T) tersebut menghabiskan biaya mencapai USD600 miliar atau sekitar Rp8.561 triliun ditargetkan selesai 2050 mendatang dengan tujuan mengurangi dampak lingkungan akibat transportasi sekaligus meningkatkan efisiensi dan keamanan energi. Proyek tersebut awalnya ditargetkan selesai di 2030 tapi mundur dari target sehingga mengalami lonjakan biaya yang sangat fantastis.
Laporan komisi audit baru-baru ini merilis peningkatan biaya mencapai 47% dibandingkan perkiraan biaya awal. Penyebabnya, perubahan desain hingga ruang lingkup dari waktu ke waktu. Proyek infrastruktur tersebut terdiri dari jalur kereta api, jalan raya, jalur air pedalaman, rute pelayaran maritim, pelabuhan dan terminal kereta api di seluruh Benua Eropa.
2. Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)
Konstruksi proyek infrastruktur luar angkasa ini menghabiskan dana sebesar USD230 miliar atau setara Rp3.280 triliun. Stasiun luar angkasa ini mulai dibangun 1998 ditargetkan selesai pada 2030 mendatang. Proyek ini mengalami pembengkaan biaya disebabkan peningkatan umur proyek dan bagan baru hingga peralatan baru yang ditambahkan. Pendanaan proyek tersebut melibatkan 15 negara di dunia.
3. Madinat al-Hareer (Silk City)
Konstruksi pembangunan kota ini menganggarkan biaya USD132 miliar atau sekitar Rp1.755 triliun di mana pembangunannya dilakukan secara bertahap selama 25 tahun sejak 2019 lalu. Pembangunan kota ini mulanya ditujukan sebagai solusi atas masalah kelebihan penduduk dan infrastruktur di Kuwait. Madinat al-Hareer nantinya bakal memiliki gedung pencakar langit tertinggi dunia, Burj Mubarak al-Kabir, melampaui Burj Khalifa Dubai, dengan ketinggian 1001 meter.
Metropolis besar ini juga akan memiliki jaringan kereta api baru, bandara internasional, dan hub internasional, serta stadion berstandar olimpiade, gerai ritel, fasilitas hiburan, serta perumahan dan tempat kerja untuk 700 ribu orang.
Berdasarkan laporan McKinsey, 98% megaproyek menimbulkan pembengkaan biaya lebih dari 30%. Sebab itu, perlu rencana matang agar anggaran tidak melampaui batas perencanaan. 1build baru-baru ini melaporkan, deretan proyek infrastruktur termahal di dunia, di antaranya:
1. Jaringan Transportasi Trans-Eropa (Ten-T)
Konstruksi pembangunan Jaringan Transportasi Trans-Eropa (Ten-T) tersebut menghabiskan biaya mencapai USD600 miliar atau sekitar Rp8.561 triliun ditargetkan selesai 2050 mendatang dengan tujuan mengurangi dampak lingkungan akibat transportasi sekaligus meningkatkan efisiensi dan keamanan energi. Proyek tersebut awalnya ditargetkan selesai di 2030 tapi mundur dari target sehingga mengalami lonjakan biaya yang sangat fantastis.
Laporan komisi audit baru-baru ini merilis peningkatan biaya mencapai 47% dibandingkan perkiraan biaya awal. Penyebabnya, perubahan desain hingga ruang lingkup dari waktu ke waktu. Proyek infrastruktur tersebut terdiri dari jalur kereta api, jalan raya, jalur air pedalaman, rute pelayaran maritim, pelabuhan dan terminal kereta api di seluruh Benua Eropa.
2. Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)
Konstruksi proyek infrastruktur luar angkasa ini menghabiskan dana sebesar USD230 miliar atau setara Rp3.280 triliun. Stasiun luar angkasa ini mulai dibangun 1998 ditargetkan selesai pada 2030 mendatang. Proyek ini mengalami pembengkaan biaya disebabkan peningkatan umur proyek dan bagan baru hingga peralatan baru yang ditambahkan. Pendanaan proyek tersebut melibatkan 15 negara di dunia.
3. Madinat al-Hareer (Silk City)
Konstruksi pembangunan kota ini menganggarkan biaya USD132 miliar atau sekitar Rp1.755 triliun di mana pembangunannya dilakukan secara bertahap selama 25 tahun sejak 2019 lalu. Pembangunan kota ini mulanya ditujukan sebagai solusi atas masalah kelebihan penduduk dan infrastruktur di Kuwait. Madinat al-Hareer nantinya bakal memiliki gedung pencakar langit tertinggi dunia, Burj Mubarak al-Kabir, melampaui Burj Khalifa Dubai, dengan ketinggian 1001 meter.
Metropolis besar ini juga akan memiliki jaringan kereta api baru, bandara internasional, dan hub internasional, serta stadion berstandar olimpiade, gerai ritel, fasilitas hiburan, serta perumahan dan tempat kerja untuk 700 ribu orang.