BBM Premium dan Pertalite Mau Dihapus, Bagaimana Dampaknya ke Masyarakat?

Senin, 27 Desember 2021 - 09:18 WIB
loading...
BBM Premium dan Pertalite Mau Dihapus, Bagaimana Dampaknya ke Masyarakat?
Wacana penghapusan BBM jenis Premium dan Pertalite kembali mencuat, seiring transisi energi dari fosil ke energi bersih. Lantas, apakah penghapusan Premium dalam waktu dekat bakal berdampak bagi masyarakat?. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Wacana penghapusan BBM jenis Premium (RON88) dan Pertalite (RON 90) kembali mencuat, seiring berjalannya transisi energi dari fosil ke energi bersih. Lantas, apakah penghapusan Premium dalam waktu dekat bakal berdampak bagi masyarakat?

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, dampak penghapusan Premium lebih kecil jika dibanding produk gasoline lain karena konsumsinya juga minim.

"Konsumsi premium saat ini hanya 7,8% jika dibandingkan dengan konsumsi total BBM, dan 11,7% jika dibandingkan dengan konsumsi gasoline seperti Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo," jelas Mamit kepada MNC Portal Indonesia, Senin (27/12/2021).



Lanjutnya, angka konsumsi yang relatif rendah ini disebabkan kesadaran dari masyarakat yang sudah mulai menggunakan BBM dengan RON tinggi seperti Pertalite bahkan Pertamax. Di sisi lain, produk Premium juga sudah mulai langka di pasaran seperti dikemukakan sendiri oleh masyarakat.

"Sekarang saya pakai Pertalite. Premiumnya udah nggak ada sama sekali, udah jarang (ada di SPBU)," ujar salah seorang supir taksi, Yahya, saat ditemui MNC Portal Indonesia di SPBU Pertamina Jl. Mayjen Sutoyo, Minggu (26/12) lalu.

Hal yang sama diungkapkan salah satu supir bajaj, Samin. "Ya jadinya saya terpaksa pakai Pertalite. Sekarang sudah nggak ada yang jual Premium," ujar Samin.



Mamit melanjutkan, butuh waktu bagi masyarakat untuk terbiasa menggunakan BBM dengan RON yang lebih tinggi lagi. Oleh karenya, peran pemerintah dalam mensosialisasikan manfaat BBM RON tinggi sangat penting.

"Jadi kita sosilisasikan terlebih dahulu keuntungan dan manfaat dari BBM dengan RON yang lebih tinggi secara masif," ujarnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2234 seconds (0.1#10.140)