Sisakan Satu, Erick Hapus Direktur Utama di 13 PTPN Imbas Utang Besar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kondisi berat dalam tubuh holding Perkebunan Nusantara atau PTPN dengan total utang mencapai Rp48 triliun telah memaksa Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan perombakan besar-besaran. Dalam perombakan itu, dia menghapus banyak jabatan direktur, termasuk semua direktur utama di 14 PTPN dan hanya menyisakan satu direksi.
Sedangkan PTPN III yang merupakan induk holding masih memiliki direksi lengkap. Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI, Menteri Erick membeberkan alasannya menghapus banyak jabatan direktur di PTPN. Diterangkan olehnya holding PTPN dalam kondisi berat karena memiliki utang sangat besar.
"Kemarin banyak sekali dimana kita lakukan efisiensi besar-besaran kemarin banyak sekali jumlah direksi harus kita pangkas di PTPN. Jumlah direksi dipangkas, yang bukan holding akhirnya hanya satu direktur," ujar Menteri Erick dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (6/9/2020),
Dia melanjutkan, kondisi berat PTPN terlihat dari besaran utang perseroan hingga Rp48 triliun. Namun demikian, Erick sudah menyiapkan program detail untuk keberlanjutan PTPN. Apalagi perseroan mendapat dana talangan sebesar Rp4 triliun.
"Karena itu kita tidak ingin mengorbankan program intiplasma dan tentu perkebunan yang sarat padat karya, apalagi sekarang bahan pokok didistribusikan seperti gula itu mencapai 800 ribu," ucapnya.
Selain efisiensi di tubuh holding PTPN, Erick memasukkan Perum Perhutani dalam klaster perkebunan. Ke depan khsusus klaster perkebunan, bagaimana PTPN dan Perhutani itu nanti memanfaatkan 130.000 hektar.
Penggabungan itu menurutnya akan meningkatkan produksi tebu 7 ton per hektare. Jika itu terealisasi, PTPN akan bertransformasi menjadi tulang punggung produksi gula nasional, khususnya untuk memenuhi kebutuhan 3,5 juta ton gula konsumsi agar tak perlu impor.
Ia tak ingin utang yang membelit holding PTPN mengorbankan program inti plasma tebu rakyat dan perkebunan lainnya yang padat karya. Karena itu, Erick berencana melakukan restrukturisasi utang besar-besaran di tubuh holding PTPN.
"Karena itu PTPN dapat dana talangan (Rp 4 triliun) untuk menjaga cashflow tetap baik dan nanti akan ada program restrukturisasi besar seperti Krakatau Steel," kata dia.
Sedangkan PTPN III yang merupakan induk holding masih memiliki direksi lengkap. Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI, Menteri Erick membeberkan alasannya menghapus banyak jabatan direktur di PTPN. Diterangkan olehnya holding PTPN dalam kondisi berat karena memiliki utang sangat besar.
"Kemarin banyak sekali dimana kita lakukan efisiensi besar-besaran kemarin banyak sekali jumlah direksi harus kita pangkas di PTPN. Jumlah direksi dipangkas, yang bukan holding akhirnya hanya satu direktur," ujar Menteri Erick dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (6/9/2020),
Dia melanjutkan, kondisi berat PTPN terlihat dari besaran utang perseroan hingga Rp48 triliun. Namun demikian, Erick sudah menyiapkan program detail untuk keberlanjutan PTPN. Apalagi perseroan mendapat dana talangan sebesar Rp4 triliun.
"Karena itu kita tidak ingin mengorbankan program intiplasma dan tentu perkebunan yang sarat padat karya, apalagi sekarang bahan pokok didistribusikan seperti gula itu mencapai 800 ribu," ucapnya.
Selain efisiensi di tubuh holding PTPN, Erick memasukkan Perum Perhutani dalam klaster perkebunan. Ke depan khsusus klaster perkebunan, bagaimana PTPN dan Perhutani itu nanti memanfaatkan 130.000 hektar.
Penggabungan itu menurutnya akan meningkatkan produksi tebu 7 ton per hektare. Jika itu terealisasi, PTPN akan bertransformasi menjadi tulang punggung produksi gula nasional, khususnya untuk memenuhi kebutuhan 3,5 juta ton gula konsumsi agar tak perlu impor.
Ia tak ingin utang yang membelit holding PTPN mengorbankan program inti plasma tebu rakyat dan perkebunan lainnya yang padat karya. Karena itu, Erick berencana melakukan restrukturisasi utang besar-besaran di tubuh holding PTPN.
"Karena itu PTPN dapat dana talangan (Rp 4 triliun) untuk menjaga cashflow tetap baik dan nanti akan ada program restrukturisasi besar seperti Krakatau Steel," kata dia.
(akr)