Terima Tambahan 3,2 Juta Ton Batu Bara, PLN: Pasokan Belum Sepenuhnya Aman
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) menerangkan, masa kritis pasokan batu bara belum teratasi, setelah pemerintah memutuskan untuk melarang sementara ekspor batu bara selama sebulan. Meski begitu, PLN baru saja menerima tambahan komitmen pasokan batu bara sebesar 3,2 juta ton untuk Januari 2022.
Total rencana pasokan batu bara diketahui sebanyak 5,1 juta ton. Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Agung Murdifi mengatakan, tambahan komitmen pasokan batu bara didapat dari para pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
"Dengan kondisi pasokan yang belum sepenuhnya aman, PLN akan memprioritaskan penyaluran batu bara bagi pembangkit- pembangkit listrik dengan level Hari Operasi-nya (HOP) rendah," ujar Agung, Selasa (4/1/2022).
Pengiriman dan pembongkaran batu bara sudah dilakukan PLN, hanya saja, masa kritis belum terlewati. Dia mencatat, PLN mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki dan menjalin koordinasi dengan Kementerian ESDM serta para pemangku kepentingan lainnya yang terkait rantai pasok batu bara.
Hal ini dilakukan demi mengamankan pasokan batu bara hingga mencapai minimal 20 HOP. Pemerintah telah menegaskan kebutuhan batubara untuk seluruh pembangkit listrik PLN merupakan kepentingan nasional yang harus didahulukan oleh setiap pemegang IUP dan IUPK.
Hal ini sesuai dengan amanat Pasal 33 UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan terkait dalam rangka digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, termasuk dalam hal ini pemenuhan energi primer untuk keandalan operasi PLN.
"PLN juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, pemilik IUP dan IUPK, serta semua pihak terkait atas dukungannya dalam mengamankan ketahanan energi nasional," tutur Agung.
Total rencana pasokan batu bara diketahui sebanyak 5,1 juta ton. Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Agung Murdifi mengatakan, tambahan komitmen pasokan batu bara didapat dari para pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
"Dengan kondisi pasokan yang belum sepenuhnya aman, PLN akan memprioritaskan penyaluran batu bara bagi pembangkit- pembangkit listrik dengan level Hari Operasi-nya (HOP) rendah," ujar Agung, Selasa (4/1/2022).
Pengiriman dan pembongkaran batu bara sudah dilakukan PLN, hanya saja, masa kritis belum terlewati. Dia mencatat, PLN mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki dan menjalin koordinasi dengan Kementerian ESDM serta para pemangku kepentingan lainnya yang terkait rantai pasok batu bara.
Hal ini dilakukan demi mengamankan pasokan batu bara hingga mencapai minimal 20 HOP. Pemerintah telah menegaskan kebutuhan batubara untuk seluruh pembangkit listrik PLN merupakan kepentingan nasional yang harus didahulukan oleh setiap pemegang IUP dan IUPK.
Hal ini sesuai dengan amanat Pasal 33 UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan terkait dalam rangka digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, termasuk dalam hal ini pemenuhan energi primer untuk keandalan operasi PLN.
"PLN juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, pemilik IUP dan IUPK, serta semua pihak terkait atas dukungannya dalam mengamankan ketahanan energi nasional," tutur Agung.
(akr)