Ekonom: Industri Sawit Tahan Banting di Tengah Pandemi Covid-19

Jum'at, 12 Juni 2020 - 09:01 WIB
loading...
A A A
Fadhil Hasan mengapreasiasi pemerintah terkait dukungan dan komitmennya terhadap kebijakan B30. Saat ini, ada masalah dengan program B30 yang agak terhambat. Karena harga minyak mentah dunia yang jatuh dan Covid-19 menyebabkan biaya untuk menutupi selisih harga solar dengan biodiesel meningkat tajam.

Manurut Fadhil Hasan, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk menyelamatkan program B30. Yaitu dengan meningkatkan pungutan ekspor CPO menjadi USD55 per ton dari USD50 per ton sebelumnya.

Selain itu, pemerintah telah mengalokasikan anggaran negara sebesar Rp2,87 triliun untuk program tersebut. “Komitmen pemerintah terhadap program B30 ini telah menyelamatkan industri sawit,” ungkap Sawit.

Fadhil memperkirakan produksi sawit tahun 2020 sebesar 43,7 juta ton. Sedangkan ekspor minyak sawit (CPO) akan mencapai 27,5 juta ton pada 2020. “Angka ini menurun dibandingkan dengan produksi dan ekspor pada 2019 yang masing-masing sebesar 45,5 juta ton dan 28,5 juta ton,” paparnya. Untuk ke depan, memang diperlukan konsistensi pemerintah untuk berbagi beban dalam menjaga kelangsungan industri sawit.

Direktur Sustainability & Stakeholder Relations Asian Agri Bernard A. Riedo mengungkapkan komitmen Asian Agri menjaga keberlanjutan industri sawit. “Menjadi fokus industri sawit untuk mengupayakan pemenuhan kebutuhan saat ini dengan memperhatikan kebutuhan di masa yang akan datang dari sudut pandang ekonomi, lingkungan dan sosial,” kata Bernard. (Baca juga: Pasien Positif di Kabupaten Bulukumba Bertambah Dua Orang)

Selaras dengan filosofi Founder, Asian Agri berkomitmen untuk selalu berkontribusi terlebih dahulu terhadap kepentingan masyarakat, negara, dan lingkungan. (Dwi Sasongko)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2344 seconds (0.1#10.140)