Kenaikan Harga BBM di Depan Mata, Jokowi ke Sri Mulyani: Tahan Sampai Berapa Hari?

Jum'at, 11 Maret 2022 - 13:28 WIB
loading...
Kenaikan Harga BBM di...
Ketika harga minyak mentah dunia tembus USD115 per barel dan harga pangan dunia juga melonjak, Presiden Jokowi bertanya ke Sri Mulyani. Saya nanya gimana bu tahannya sampai berapa hari. Kita nahan-nahan terus,. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mengungkapkan, Indonesia masih bertahan untuk tidak menaikkan harga energi seiring lonjakan harga minyak mentah dunia imbas dari perang Ukraina Rusia. Jokowi mengaku bahwa pihaknya masih menahan agar tidak terjadi kenaikan harga BBM , mengingat harga minyak dunia telah tembus USD115 per barel.

"Harga jualnya ke masyarakat sudah naik juga. Kita disini masih nahan-nahan, Bu Menteri (Menteri Keuangan Sri Mulyani), saya nanya gimana bu tahannya sampai berapa hari. Kita nahan-nahan terus," kata Jokowi dalam acara dies natalis ke 46 UNS yang disiarkan secara daring, Jumat (11/3/2022).



Selain minyak dunia, muncul lagi saat ini adanya kelangkaan pangan yang berdampak pada harga pangan dunia yang naik. Menurut Jokowi kenaikan harga salah satunya terjadi pada gandum yang berimbas juga karena perang. Sebab hampir 20 persen lebih gandum berasal dari Ukraina dan Rusia.

"Kalau dilihat angka-angka, waduh di Rusia naik 12%, di Amerika naik 6,9%, Turki 55,6%. Alhamdulillah kita masih di angka tiga, tapi sampai kapan kita bisa menahan seperti ini," kata Jokowi.

Kelangkaan lainnya, kata Jokowi, yakni kontainer yang dikarenakan adanya distrupsi sehingga menjadi langka dan akhirnya harga kontainer naik berkali-kali lipat.

"Dulu naik dua kali, naik tiga kali, naik empat kali, naik lima kali. Artinya apa? barang-barang logistik sampai ke konsumen pun terbebani oleh harga kontainer yang naik dan juga dibeli lebih mahal. Efeknya kemana-mana," kata Jokowi.



Akibat hal tersebut, beberapa negara mengalami kenaikan inflasi. Jokowi pun berpesan kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan pihak terkait agar berhati-hati dalam mengelola ekonomi.

"Artinya apa kerja sekarang ini harus kerja detil. Kalau gak detil engga akan menyelesaikan masalah. Untungnya inflasi negara kita masih terkendali dengan baik masih 2,2% coba lihat di Turki 48,7%, di Amerika tadinya dibawah 1% sekarang sudah di 7,5% dan India sudah 6%, Rusia sudah 8,7% tapi enggak hari-hari ini," kata Jokowi.

"Situasi seperti ini di dunia, menurut saya kuncinya adalah kecepatan berubah dan bisa memanfaatkan peluang-peluang yang ada ini yang akan kita lakukan," imbuhnya.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1839 seconds (0.1#10.140)