Belum dibangun, investor Pasar Turi Baru pecah

Rabu, 23 Januari 2013 - 18:03 WIB
Belum dibangun, investor Pasar Turi Baru pecah
Belum dibangun, investor Pasar Turi Baru pecah
A A A
Sindonews.com - Belum sempat pembangunan Pasar Turi Baru dilaksanakan, investor yang menjadi pemenang lelang pecah. Kondisi tersebut membuat pembangunan pasar legendaris di Indonesia Timur itu macet di tengah jalan.

Pecahnya internal pengembang Pasar Turi Baru membuat wali kota serta pedagang kebingungan. Masa depan para pedagang Pasar Turi tahap I, II dan IV, terkatung-katung. Harapan mereka segera membuka lapak sebelum Lebaran sirna.

Parahnya, pecah kongsi yang terjadi di tubuh investor membawa implikasi kepada para pedagang. Dalam situasi itu, para pedagang yang sudah membayar uang muka serta cicilan setiap bulan khawatir uang mereka raib.

Kekhawatiran itu cukup beralasan. Sebab, sejak membayar uang muka 20% dari total nilai pembelian kios di pasar Turi Baru, tiap pedagang juga melakukan pembayaran rutin setiap bulan untuk melunasi sisa 80%.

Pada awal-awal pembayaran tidak ada persoalan, sebab di dalam kuitansi pembayaran sudah tertera logo dan stempel PT Galah Mega Investment (GMI), selaku pelaksana proyek.

Namun, pada Desember 2012 nama dan logo dalam kuitasi berubah. Persoalan pun muncul dipermukaan. Para pedagang langsung melaporkan pada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Pemkot sendiri belum bisa mengatasi persoalan ini.

Pecah kongsi di tubuh PT GMI karena rebutan keabsahan. Di dalam GMI, sebenarnya ada tiga perusahaan yang melakukan joint comitte. Mereka adalah PT Centra Asia Investment, PT Lucida Mega dan PT Gala Bumi Perkasa.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memanggil semua pemilik perusahaan yang sedang berseteru. Dari pertemuan itu diperoleh hasil pembentukan tim hukum yang dilakukan Pemkot Surabaya.

“Jadi masalah ini kita serahkan saja pada tim hukum yang sudah dibentuk pemkot,” ujar Direktur Utama (Dirut) PT Centra Asia Junaidi Torino, Rabu (23/1/2013).
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6581 seconds (0.1#10.140)