Pentingnya Edukasi Pengelolaan Keuangan di Tengah Pertumbuhan Pesat P2P Lending

Selasa, 22 Maret 2022 - 15:52 WIB
loading...
Pentingnya Edukasi Pengelolaan Keuangan di Tengah Pertumbuhan Pesat P2P Lending
Pertumbuhan ekonomi terutama pada sektor finansial teknologi tahun lalu, rupanya belum berbanding lurus dengan jumlah pertumbuhan literasi masyarakat. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi terutama pada sektor finansial teknologi tahun lalu, rupanya belum berbanding lurus dengan jumlah pertumbuhan literasi keuangan digital . Upaya peningkatan literasi, sudah tentu menjadi tanggung jawab bersama dan memerlukan dukungan berbagai pihak.



Sehingga perusahaan fintech peer-to-peer lending (P2P), AdaKami menegaskan kembali komitmennya untuk terus berupaya meningkatkan tingkat literasi keuangan di Indonesia.

“Sebagai bentuk konsistensi dan melanjutkan literasi keuangan kepada masyarakat yang telah kita lakukan sejak waktu lalu, AdaKami terus berinisiasi untuk melakukan edukasi dan mendukung keuangan masyarakat yang sehat serta inklusif," kata Business Development Manager AdaKami, Jonathan Krissantosa dalam acara press conference bertema 'AdaKami x Yuki Kato: Bijak dalam Memahami, Mengelola dan Bertanggung Jawab Urusan Finansial' di Jakarta, Senin (21/3/2022).

Dalam upaya edukasi dan literasi keuangan itu, AdaKami menggandeng Yuki Kato dan financial planner, Ligwina Hananto untuk turut berkolaborasi dan membantu menyampaikan proses edukasi pengelolaan keuangan secara lebih luas lagi ke masyarakat. Yuki menyambut positif kolaborasi ini dan berharap dapat membantu masyarakat untuk lebih memahami arti pentingnya literasi finansial itu sendiri.

"Sebagai public figure yang juga tak bisa lepas dari dunia fintech, aku cukup yakin bahwa masih banyak orang di sekitarku yang masih menggunakan produk fintech itu sendiri, salah satunya fintech lending. Sehingga aku pengin banget ikut mendukung edukasi kepada mereka,” tutur Yuki Kato.

Sedangkan Ligwina Hananto mengingatkan, minimal 10% dari penghasilan harus untuk ditabung atau investasi. Selanjutnya untuk anggaran bersenang-senang, seperti jalan-jalan, nongkrong, nonton dan lainnya, maksimal hanya 20 persen.

"Untuk cicilan (bayar utang) maksimal 30 persen dan untuk kebutuhan hidup 40-50 persen," katanya.

Sementara itu, Jonathan menambahkan, bahwa masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan fasilitas keuangan yang lebih baik guna mendukung kehidupan sehari-hari mereka. “Melalui teknologi finansial, AdaKami hadir untuk menjadi solusi keuangan bagi masyarakat Indonesia dan selalu ada mendukung mereka untuk meraih impian. Karena itu AdaKami selalu berusaha #AdaBuatKamu,” lanjut Jonathan.

Hingga akhir tahun 2022 mendatang, AdaKami terus membuka peluang kolaborasi untuk terus mengedukasi masyarakat luas dan para pengguna AdaKami itu sendiri. Hal ini dilakukan untuk lebih memahami hak dan kewajiban dalam penggunaan keuangan serta pendanaan guna mempersiapkan masyarakat yang siap dalam menghadapi perkembangan finansial teknologi.

Sekedar informasi, AdaKami adalah sebuah platform peer-to-peer lending online lokal yang menyediakan fasilitas pinjaman (kredit) tanpa agunan. Perusahaan ini memiliki semangat membangun akses keuangan yang berkualitas bagi ratusan juta orang Indonesia.



Selain itu, AdaKami juga menghadirkan inovasi teknologi yang mendorong kemudahan akses layanan keuangan sehingga tercapainya ekosistem finansial yang inklusif.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada awal Februari 2022, ekonomi Indonesia pada tahun 2021 tumbuh sebesar 3,69% atau lebih tinggi dibandingkan capaian tahun 2020 yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07%.

Pertumbuhan juga terjadi pada sektor P2P lending, dimana OJK (Otoritas Jasa Keuangan) mencatat pertumbuhan P2P lending sebesar 29,69 juta peminjam pada akhir tahun 2021, meningkat 68,15% dibandingkan pada akhir tahun 2020.

AdaKami pun telah memberikan pinjaman sebesar lebih dari 10 triliun dengan jumlah pengguna lebih dari 2 juta sejak berdiri tahun 2018 hingga Februari 2022, hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat atas pembiayaan cukup tinggi.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1651 seconds (0.1#10.140)