Menparekraf: Kebijakan Bebas Karantina dan VOA Hadirkan Optimisme Baru Kebangkitan Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan kebijakan yang diambil pemerintah dalam memberlakukan bebas karantina terhadap pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) ke Bali, Batam, dan Bintan dan kemudian diperluas ke 7 pintu masuk di Indonesia, memberikan dampak yang positif terhadap tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ( wisman ).
Dampak tersebut juga diperkuat dengan layanan visa on arrival (VOA) khusus wisata yang diberikan pemerintah kepada PPLN dari 42 negara ke Bali serta Batam dan Bintan.
"Ini adalah kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu. Dan Alhamdulillah tidak memicu peningkatan kasus Covid-19," kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam "Weekly Press Briefing" yang dilaksanakan secara hybrid dari Gedung Sapta Pesona, Senin (28/3/2022).
Pemerintah sendiri berencana memperluas fasilitas VOA ke beberapa entry point lain di Indonesia. Seperti Bandar Udara Kualanamu Medan, Soekarno-Hatta Tangerang-Banten, Juanda Surabaya, Sultan Hasanuddin Makassar, dan Sam Ratulangi Manado.
Namun Menparekraf memastikan rencana tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan melihat data-data yang ada. Khususnya dalam penanganan pandemi yang saat ini terus membaik serta penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin yang juga terus meningkat.
"Kami melihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara meningkat dan perluasan visa on arrival ini akan bertahap bertingkat dan berkelanjutan," kata Menparekraf.
"Tentunya ini menjadi satu optimisme baru, momentum kebangkitan ekonomi kita dan bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja," ujar Menparekraf.
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya menjelaskan, kemudahan memasuki wilayah Indonesia memang memberikan dampak yang besar pada tingkat kunjungan wisatawan mancanegara.
Saat ini, kata Nia, pengguna terbesar layanan VOA khusus wisata adalah wisman dari negara-negara seperti Australia, Singapura, Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris.
"Jadi bisa dibilang kalau berdasarkan data sebelum pandemi, mereka adalah negara-negara yang spending-nya di atas rata-rata," kata Nia Niscaya.
Revisi Target Kunjungan Wisman
Meski saat ini tingkat kunjungan wisatawan mancanegara sudah menunjukkan peningkatan, Menparekraf Sandiaga Uno menegaskan belum ada rencana revisi terhadap target kunjungan wisatawan mancanegara di sepanjang tahun 2022.
Sebelumnya Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan tingkat kunjungan wisman tahun ini antara 1,8 juta - 3,6 juta wisatawan mancanegara. Sementara untuk wisatawan nusantara, Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan hingga 500 juta pergerakan/perjalanan.
"Per hari ini belum ada revisi, tapi kami terus pantau secara detail. Pertengahan tahun kami akan melakukan rakor, kami akan lakukan revisi kalau memang dirasa perlu," kata Sandiaga.
"Yang menjadi fokus kita saat ini adalah penciptaan situasi dan kondisi di mana kita akan bangkit. Kita persiapkan juga regulasi, kebijakan yang tepat saraan, tepat manfaat, dan tepat waktu. Pada saat nanti memang dapat dilakukan revisi, harus bisa dipastikan bahwa revisi yang achievable dan sustainable," kata Sandiaga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo dan Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani.
Dampak tersebut juga diperkuat dengan layanan visa on arrival (VOA) khusus wisata yang diberikan pemerintah kepada PPLN dari 42 negara ke Bali serta Batam dan Bintan.
"Ini adalah kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu. Dan Alhamdulillah tidak memicu peningkatan kasus Covid-19," kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam "Weekly Press Briefing" yang dilaksanakan secara hybrid dari Gedung Sapta Pesona, Senin (28/3/2022).
Pemerintah sendiri berencana memperluas fasilitas VOA ke beberapa entry point lain di Indonesia. Seperti Bandar Udara Kualanamu Medan, Soekarno-Hatta Tangerang-Banten, Juanda Surabaya, Sultan Hasanuddin Makassar, dan Sam Ratulangi Manado.
Namun Menparekraf memastikan rencana tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan melihat data-data yang ada. Khususnya dalam penanganan pandemi yang saat ini terus membaik serta penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin yang juga terus meningkat.
"Kami melihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara meningkat dan perluasan visa on arrival ini akan bertahap bertingkat dan berkelanjutan," kata Menparekraf.
"Tentunya ini menjadi satu optimisme baru, momentum kebangkitan ekonomi kita dan bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja," ujar Menparekraf.
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya menjelaskan, kemudahan memasuki wilayah Indonesia memang memberikan dampak yang besar pada tingkat kunjungan wisatawan mancanegara.
Saat ini, kata Nia, pengguna terbesar layanan VOA khusus wisata adalah wisman dari negara-negara seperti Australia, Singapura, Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris.
"Jadi bisa dibilang kalau berdasarkan data sebelum pandemi, mereka adalah negara-negara yang spending-nya di atas rata-rata," kata Nia Niscaya.
Revisi Target Kunjungan Wisman
Meski saat ini tingkat kunjungan wisatawan mancanegara sudah menunjukkan peningkatan, Menparekraf Sandiaga Uno menegaskan belum ada rencana revisi terhadap target kunjungan wisatawan mancanegara di sepanjang tahun 2022.
Sebelumnya Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan tingkat kunjungan wisman tahun ini antara 1,8 juta - 3,6 juta wisatawan mancanegara. Sementara untuk wisatawan nusantara, Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan hingga 500 juta pergerakan/perjalanan.
"Per hari ini belum ada revisi, tapi kami terus pantau secara detail. Pertengahan tahun kami akan melakukan rakor, kami akan lakukan revisi kalau memang dirasa perlu," kata Sandiaga.
"Yang menjadi fokus kita saat ini adalah penciptaan situasi dan kondisi di mana kita akan bangkit. Kita persiapkan juga regulasi, kebijakan yang tepat saraan, tepat manfaat, dan tepat waktu. Pada saat nanti memang dapat dilakukan revisi, harus bisa dipastikan bahwa revisi yang achievable dan sustainable," kata Sandiaga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo dan Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani.
(uka)