Kinerja Bank Sulselbar Tahun 2021 Moncer, Cetak Laba Senilai Rp854 Miliar

Senin, 18 April 2022 - 15:30 WIB
loading...
Kinerja Bank Sulselbar...
Konferensi Pers terkait kinerja keuangan Bank Sulselbar tahun 2021 yang berlangsung di Gedung B Bank Sulselbar, Senin (18/4/2022). Foto/Muchtamir Zaide
A A A
MAKASSAR - Kinerja Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat ( Bank Sulselbar ) pada tahun 2021 lalu tercatat moncer, meski masih di tengah pandemi Covid-19.

Aset bank milik Pemerintah Daerah se-Sulselbar ini mencapai Rp27,7 triliun, melampaui target Rp27,4 triliun atau terealisasi sebesar 101,3 persen. Secara year on year (YoY), aset Bank Sulselbar tumbuh dua digit, yaitu sebesar 11,9 persen.

Plt Direktur Utama Bank Sulselbar, Yulis Suandi memaparkan, dari 24 Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia, aset Bank Sulselbar menempati urutan ke-11 terbesar. Sedangkan jika dilihat dari posisi labanya, menempati urutan ke-5 terbesar.



Pada tahun 2021, Bank Sulselbar membukukan laba senilai Rp854 miliar dari target Rp850 miliar atau terealisasi sebesar 100,43 persen. Laba tersebut tumbuh sebesar 4,0 persen YoY.

"Proyeksi aset kita pada tahun 2022 sebesar Rp30 triliun, sedangkan laba kami targetkan Rp901 miliar atau tumbuh sebesar 5,52 persen," jelas Yulis, saat konferensi pers, Senin (18/4/2022).

Direktur Pemasaran dan Syariah Bank Sulselbar , Rosmala Arifin menambahkan, secara umum, kinerja Bank Sulselbar pada tahun 2021 sangat baik meski masih di tengah pandemi. Bahkan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Untuk penyaluran kredit dan pembiayaan, Bank Sulselbar mengucurkan senilai Rp21,26 triliun atau terealisasi 100,17 persen dari target dan tumbuh 8,21 persen secara YoY.

Rinciannya, penyaluran kredit investasi (KI) senilai Rp2,47 triliun, sedangkan kredit modal kerja (KMK) senilai Rp2,27 triliun, serta kredit umum lainnya (KUL) senilai Rp16,47 triliun.

"Kredit dan pembiyaan terealisasi 100,17 persen yaitu senilai Rp21,26 triliun. Capaian itu berada di atas rata-rata kredit perbankan," ungkap Rosmala.



Adapun dari penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank Sulselbar berhasil menghimpun senilai Rp18,62 triliun atau terealisasi sebesar 103,51 persen dan tumbuh sebesar 15,06 persen YoY. Rinciannya, Giro senilai Rp5,0 triliun, Tabungan Rp5,16 triliun, dan Simpanan Berjangka Rp8,38 triliun.

Selanjutnya, rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Sulselbar pada tahun 2021 mencapai 21,30 persen, Return of Equity (ROE) sebesar 17,47 peren, Return on Assets (ROA) sebesar 3,09 persen, Net Interest Margin (NIM) sebesar 6,66 persen.

Sedangkan, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 70,97 persen, Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 114,19 persen, serta Non Perfoarmong Loan (NPL) sebesar 0,92 persen, lebih baik dari rata-rata bank umum dan BPD konvensional.

"Dari seluruh BPD di Indonesia, Bank Sulselbar menempati urutan ketiga dengan NPL terendah. Artinya, risiko penyaluran kredit masih bisa dijaga dengan baik," jelas Rosmala.

Menurut dia, ada sejumlah upaya yang dilakukan Bank Sulselbar untuk menjaga agar NPL sesuai dengan target perusahaan, mulai dari peningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang kredit, memperhatikan dengan baik bagaimana proses kredit berjalan, serta penambahan satu direktur kredit sehingga lebih fokus pengelolaannya lebih fokus.

Ke depan, yang masih akan menjadi pekerjaan rumah Bank Sulselbar adalah meningkatkan porsi kredit produktif yang saat ini masih berada di angka 21 persen. Tak hanya itu, tantangan lainnya adalah meningkatkan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA).

"Pekerjaan rumah tahun 2022 memang mendorong (kredit dan pembiayaan) sektor produktif. Juga bagaimana meningkatkan angka CASA, harapannya bisa lebih besar," jelas Rosmala.

Direktur Operasional & TI PT Bank Sulselbar, Andi Irmayanti Sulthan melanjutkan, secara umum, kinerja Bank Sulselbar pada tahun 2021, lebih baik dari industri perbankan di tingkat regional maupun nasional.

"Rencana bisnis tahun 2022 tetap optimis, growth kita kejar juga bertahan di atas industri," katanya.



Lanjut Irmayanti, tahun 2022 ini juga pihaknya akan mendorong 1 persen portofolio hijau dari total kredit atau mengalokasikan kredit dan pembiayaan yang mengarah pada ekonomi hijau . "Bank Sulselbar juga dalam penerapan operasional akan mendorong dalam langkah pencegahan climate change," tegasnya.

Selain mendukung ekonomi hijau, Bank Sulselbar akan tetap melanjutkan penerapan e-culture atau budaya digital di semua bidang, baik transaksi maupun operasional.

"Implementasi digitalisasi perbankan memang harus dilakukan secara terus menerus, kami sudah selarasakn fore plan, jangka pendek dan jangka panjang, ekosistem digital yang bisa mendukung kinerja UMKM," kata Irmayanti.

Direktur Kepatuhan Bank Sulselbar, Dian Anggriani Utina menambahkan, pencapaian pada tahun 2021 menjadi bukti bahwa Bank Sulselbar menggunakan aset dengan baik sehingga mampu membukukan laba yang melampaui target.

"Kami optimis tahun 2022 akan lebih baik, kami sangat bangga masuk di urutan teratas kalau berbicara kinerja keuangan. Bank Sulselbar menggunakan aset dengan baik sehingga mencapai laba yang juga baik," katanya.

Lanjut dia, pencapaian membanggakan lainnya adalaha Bank Sulselbar juga sudah mengantongi seritifikasi ISO 37001:2016 tentang sistem manajemen anti penyuapan (SMAP) pada tahun 2022 ini.

(agn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1414 seconds (0.1#10.140)