Terkait Debu Batu Bara di Marunda, KCN Komitmen Penuhi Tuntutan
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Karya Citra Nusantara (KCN) siap memenuhi tuntutan warga terkait debu yang diakibatkan aktivitas bongkar muat truk batu bara di Pelabuhan Marunda.
Kepala Tim Penanganan Lingkungan Hidup KCN Erick Satyamulya mengatakan bahwa telah melakukan penambahan jumlah armada mobil siram dan pompa siram untuk meminimalkan polusi. Mobil tangki siram yang beroperasi di kawasan KCN sebanyak tiga unit, dan pompa siram sebanyak dua unit dan penyiraman sudah dilakukan secara intensif sepanjang hari, terutama saat terik.
"Secara berkelanjutan, KCN juga terus memperbaiki prosedur operasional standar dalam penumpukan batubara dari para pelanggan, termasuk penyempurnaan penutupan dengan terpal," ungkap Erick, Kamis (12/5/2022).
Hal itu menindaklanjuti arahan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Marunda Isa Amsyari bahwa pembongkaran batu bara harus disemprot dengan air agar debunya tidak beterbangan. Arahan lain, truk yang mengangkut batu bara supaya tidak keluar debu ditutup memakai terpal selama aktivitas di dalam lingkungan pelabuhan hingga ke luar pelabuhan.
"Di lingkungan pelabuhan, harapan kami sampai ke luar, ditutup terpal. Di pelabuhan kami pastikan tidak mungkin keluar dari pelabuhan kalau tidak memakai terpal. Tapi kami tidak tahu apakah di luar pelabuhan, terpal itu dilepas lalu ada yang foto," kata Isa.
Tak hanya itu, area stockpile juga tertutup terpal. Lalu dipasang juga jaring net supaya abu ataupun debu batu bara itu tidak berterbangan.
"Itu hal-hal teknis yang sudah dilakukan saat ini. Saya rasa sudah maksimal yang dilakukan, tinggal kami (KSOP) mainta pengawasannya," ungkap dia.
Sementara itu, Direktur Operasional KCN Hartono memastikan siap memenuhi tuntutan kewajiban regulasi dari 32 poin yang disebutkan dalam sanksi administratif Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.
"Komitmen yang dimaksud adalah KCN akan menyelesaikan rekomendasi dari 32 poin pemenuhan kewajiban regulasi, sesuai dengan peraturan lingkungan hidup dan perubahannya," tutur Hartono.
Saat ini langkah yang sudah dilakukan KCN antara lain memfungsikan pier 1 kade Selatan hanya digunakan untuk kegiatan bongkar muat non batu bara dan pasir. Selain itu juga meminta kepada tenant untuk menutup tumpukan batu bara dengan terpal yang ada di stockpile maupun di kendaraan yang akan keluar pelabuhan.
Frekuensi penyiraman juga ditambah menjadi 2-3 kali penyiraman setiap jamnya, bila terjadi kondisi cuaca panas berangin atau kondisi cuaca buruk. Demikian pula dengan pengelolaan limbah ditangani sesuai dengan aturan yang ada, baik sampak organik maupun sampah anorganik dengan pemisahan sesuai sifat limbah.
Langkah lain yang sudah dilakukan adalah menerapkan uji emisi bagi kendaraan yang beraktivitas di Pelabuhan, uji limbah domestik dan air lindi dari stockpile penumpukan batu bara dan uji emisi genset.
Selain itu juga, lanjut Hartono, KCN telah melakukan pengujian kualitas udara di dua titik di dalam area perusahaan yaitu di lokasi perkantoran dan yang kedua di lokasi yang berada di area dermaga.
Kepala Tim Penanganan Lingkungan Hidup KCN Erick Satyamulya mengatakan bahwa telah melakukan penambahan jumlah armada mobil siram dan pompa siram untuk meminimalkan polusi. Mobil tangki siram yang beroperasi di kawasan KCN sebanyak tiga unit, dan pompa siram sebanyak dua unit dan penyiraman sudah dilakukan secara intensif sepanjang hari, terutama saat terik.
"Secara berkelanjutan, KCN juga terus memperbaiki prosedur operasional standar dalam penumpukan batubara dari para pelanggan, termasuk penyempurnaan penutupan dengan terpal," ungkap Erick, Kamis (12/5/2022).
Hal itu menindaklanjuti arahan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Marunda Isa Amsyari bahwa pembongkaran batu bara harus disemprot dengan air agar debunya tidak beterbangan. Arahan lain, truk yang mengangkut batu bara supaya tidak keluar debu ditutup memakai terpal selama aktivitas di dalam lingkungan pelabuhan hingga ke luar pelabuhan.
"Di lingkungan pelabuhan, harapan kami sampai ke luar, ditutup terpal. Di pelabuhan kami pastikan tidak mungkin keluar dari pelabuhan kalau tidak memakai terpal. Tapi kami tidak tahu apakah di luar pelabuhan, terpal itu dilepas lalu ada yang foto," kata Isa.
Tak hanya itu, area stockpile juga tertutup terpal. Lalu dipasang juga jaring net supaya abu ataupun debu batu bara itu tidak berterbangan.
"Itu hal-hal teknis yang sudah dilakukan saat ini. Saya rasa sudah maksimal yang dilakukan, tinggal kami (KSOP) mainta pengawasannya," ungkap dia.
Sementara itu, Direktur Operasional KCN Hartono memastikan siap memenuhi tuntutan kewajiban regulasi dari 32 poin yang disebutkan dalam sanksi administratif Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.
"Komitmen yang dimaksud adalah KCN akan menyelesaikan rekomendasi dari 32 poin pemenuhan kewajiban regulasi, sesuai dengan peraturan lingkungan hidup dan perubahannya," tutur Hartono.
Saat ini langkah yang sudah dilakukan KCN antara lain memfungsikan pier 1 kade Selatan hanya digunakan untuk kegiatan bongkar muat non batu bara dan pasir. Selain itu juga meminta kepada tenant untuk menutup tumpukan batu bara dengan terpal yang ada di stockpile maupun di kendaraan yang akan keluar pelabuhan.
Frekuensi penyiraman juga ditambah menjadi 2-3 kali penyiraman setiap jamnya, bila terjadi kondisi cuaca panas berangin atau kondisi cuaca buruk. Demikian pula dengan pengelolaan limbah ditangani sesuai dengan aturan yang ada, baik sampak organik maupun sampah anorganik dengan pemisahan sesuai sifat limbah.
Langkah lain yang sudah dilakukan adalah menerapkan uji emisi bagi kendaraan yang beraktivitas di Pelabuhan, uji limbah domestik dan air lindi dari stockpile penumpukan batu bara dan uji emisi genset.
Selain itu juga, lanjut Hartono, KCN telah melakukan pengujian kualitas udara di dua titik di dalam area perusahaan yaitu di lokasi perkantoran dan yang kedua di lokasi yang berada di area dermaga.
(nng)