Dari Kopi hingga Tenun Songke, Produk Ekraf RI Dipromosikan pada 1st TWG 2022

Kamis, 12 Mei 2022 - 22:59 WIB
loading...
Dari Kopi hingga Tenun Songke, Produk Ekraf RI Dipromosikan pada 1st TWG 2022
Ragam produk ekonomi kreatif dipromosikan dalam 1st Tourism Working Group (TWG) 2022 di labuan Bajo, NTT. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mempromosikan ragam produk ekonomi kreatif (ekraf) dalam 1st Tourism Working Group (TWG) 2022 pada 10-11 Mei di Sudamala Resort, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebagai wujud dukungan terhadap produk ekraf daerah, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang membuka acara tersebut secara daring juga mengenakan pakaian tradisional berupa tenun sutra Mandar Sureq Marasa yang merupakan motif tenun baru dari Sulawesi Barat (Sulbar).

Menparekraf menyampaikan, kain Sureq Marasa merupakan salah satu produk ekraf yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya pengrajin yang mayoritas kaum ibu di daerah pesisir Sulbar.

"Tenun Sutra Sureq Marasa dibuat dengan proses handmade dan ditenun dengan alat tradisional yang keseluruhannya dilakukan oleh tenaga manusia, sehingga memiliki nilai jual yang tinggi," ujar Menparekraf, dikutip Kamis (12/5/2022).



Tak mau ketinggalan, Chair of Tourism Working Group Frans Teguh dan Co Chair of Tourism Working Group Iman Santosa juga mengenakan syal songke khas Manggarai, NTT.

Biasanya, kain tenun ini wajib dikenakan saat acara-acara adat seperti saat kenduri (penti), membuka ladang (randang), hingga saat musyawarah (nempung).

Motif yang dipakai pun tidak sembarang. Setiap motif mengandung arti dan harapan dari orang Manggarai dalam hal kesejahteraan hidup, kesehatan, dan hubungan, baik antara manusia dan sesamanya, manusia dengan alam maupun dengan Sang Pencipta.

Tak hanya menghadirkan pakaian tradisional, produk subsektor kuliner khas NTT pun turut ditampilkan pada 1st TWG 2022.

Direktur Utama BPOLBF (Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores) Shana Fatina mengatakan, hadirnya produk-produk ekraf pada ajang 1st TWG 2022 ini menjadi sarana promosi efektif kepada para delegasi G20.

"Display yang kami tampilkan pada ajang ini dikemas dengan menarik, seperti kopi khas NTT. Ada 4 jenis kopi yang ditawarkan yaitu Juria, Robusta, Arabica, Yellow Catura,” paparnya.



Dia menjelaskan, kopi Robusta Manggarai dan Arabica Manggarai serta Arabica Bajawa telah memiliki sertifikasi indikasi geografis sehingga memiliki nilai yang tinggi dan dapat memberi manfaat lebih bagi petani kopi.

Shana menambahkan, pada kesempatan tersebut juga ditampilkan hampers eksklusif produk dari 11 Kabupaten Floratama.

Isinya antara lain madu dari Lembata, sirup gula sorghum Flores Timur, teh herbal dari Manggarai, kopi Arabika Juria dari Manggarai Timur, coconut chips dari Nagekeo, dan biji kakao manis dari Sikka.

Selain itu, sambal nanas dari Ende, kopi Arabica Bajawa dari Ngada, kacang kenari kakao kayu manis dari Alor, kacang mete caramel dari Bima, dan juga gula aren kristal dari Manggarai Barat.

"Juga dekorasi atribut meeting termasuk songke Manggarai yang ditenun oleh para perempuan Flores dan patung komodo handmade dari masyarakat, menunjukkan kekuatan ekraf berbasis masyarakat di Labuan Bajo," tuturnya.



Di samping hasil produk ekraf, lanjut Shana, juga ditampilkan materi promosi lainnya yaitu buku Kopi Flores serta foto-foto proses pembuatan dan penggilingan kopi.

Selain itu, pada sesi TWG tersebut juga diputar video promosi pariwisata Labuan Bajo yang menggambarkan keindahan alam, keunikan budaya, serta kekuatan pariwisata berkelanjutan.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2503 seconds (0.1#10.140)