Ojol Dinilai Bisa Mengakselerasi Industri Kendaraan Listrik

Kamis, 09 Juni 2022 - 21:50 WIB
loading...
Ojol Dinilai Bisa Mengakselerasi...
Ojol bisa memicu percepatan industri kendaraan listrik. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pakar energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menyambut positif keseriusan pemerintah dalam membangun industri kendaraan listrik di dalam negeri dengan berbagai fasilitas yang diberikan. Ia berharap, keseriusan dapat menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pelopor penggunaan kendaraan listrik. Apalagi Indonesia memiliki nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik .



Namun menurut Fahmy, selain fokus pada manufaktur produksi, pemerintah dan pelaku usaha juga perlu melakukan edukasi kepada publik mengenai kendaraan listrik. Publik sebagai konsumen perlu tahu manfaat dan kelebihan kendaraan listrik dibanding kendaraan berbahan bakar fosil.

“Jika bisa menyakinkan kepada publik sebagai konsumen, mereka akan sukarela berganti dari mobil fosil ke mobil listrik secara bertahap. Dimulai dari yang sederhana dulu, yaitu sepeda motor yang penggunanya sangat banyak,” ujar Fahmy, Kamis (9/6/2022).

Fahmy lalu menunjuk komunitas ojek online yang saat ini jumlahnya sangat besar di Indonesia. “Sekarang ada ojek online yang terorganisasi sudah pakai motor listrik. Itu bisa jadi contoh bagi pengguna motor lain,” tambahnya.

Hal senada diungkapkan pakar kendaraan listrik sekaligus Rektor Institut Teknologi (IT) PLN Iwa Garniwa. Menurutnya, pemerintah harus memiliki prioritas dalam mengembangkan kendaraan listrik.

“Kita harus bicara prioritas, mana yang mau diprioritaskan dulu. Menurut saya sebaiknya didorong kendaraan roda dua, karena mobil harganya masih tinggi,” ujarnya.



Keingintahuan publik terhadap motor listrik saat ini memang terbilang cukup tinggi. Hal itu dapat dilihat dari pemesanan layanan GoRide Electric milik Gojek yang meningkat dua kali lipat sejak uji coba dikomersialkan. Hanya tiga bulan sejak dikomersialkan, jarak tempuh GoRide Electric sudah lebih dari satu juta kilometer dari seluruh mitranya.

Selain peningkatan jumlah order, mitra Gojek yang menggunakan motor listrik juga dapat memangkas biaya operasional hingga Rp700.000 per bulan. Itu berasal dari penghematan pembelian bahan bakar minyak (BBM), penggantian oli dan aki yang tidak perlu lagi dilakukan.

"Perkembangan positif ini memperkuat semangat kami untuk mewujudkan komitmen GoTo menuju zero emission, yaitu menjadi platform karbon-netral dan menargetkan transisi 100% armadanya menjadi kendaraan listrik di 2030," kata Andre Sulistyo, CEO Gojek sekaligus CEO GoTo Group. Saat ini ada lebih dari 1,5 juta driver yang tergabung dalam ekosistem Gojek.

Pandu Sjahrir, Direktur Utama Electrum, produsen kendaraan listrik, melihat tingginya antusias publik terhadap kendaraan listrik, terutama motor, perlu terus dipupuk dengan edukasi yang berkelanjutan. “Jadi ini merupakan awal yang baik untuk terus mengembangkan ekosistem EV di Indonesia,” kata Pandu.



Electrum merupakan integrator yang menginisiasi kolaborasi BUMN dan swasta guna mempercepat terwujudnya ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi di Indonesia. Electrum, bersama Pertamina, Gogoro, dan Gesits, bersinergi untuk mengakselerasi pengembangan ekosistem kendaraan listrik terintegrasi dan terlengkap di Indonesia. Untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, TBS bersama Gojek juga telah menyatakan rencana investasi sekitar USD1 miliar selama lima tahun mendatang.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1196 seconds (0.1#10.140)