Indikator ini dongkrak ekonomi Indonesia

Sabtu, 05 April 2014 - 15:28 WIB
Indikator ini dongkrak ekonomi Indonesia
Indikator ini dongkrak ekonomi Indonesia
A A A
Sindonews.com - Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah mengatakan, di tengah ancaman eksodus modal asing di sejumlah negara khususnya negara emerging dan berkembang sejak kuartal IV/2013 hingga saat ini, Indonesia menunjukkan kemajuan yang baik dalam bidang ekonomi.

Indikator yang mendongkrak ekonomi Indonesia, diantaranya dana asing yang masuk ke Indonesia sepanjang tiga bulan ini mencapai Rp54 triliun.

“Angka ini jauh lebih besar dari jumlah dana asing yang masuk ke Indonesia sepanjang tahun 2013 yang mencapai Rp28 triliun,” kata Firmanzah dikutip dari laman setkab, Sabtu (5/4/2014).

Selain itu, Firmanzah menuturkan, nilai tukar rupiah juga terus menguat sepanjang Januari-Maret 2014, berlawanan arah dengan nilai tukar di sejumlah negara berkembang yang menghadapi depresiasi nilai tukar yang sangat tajam.

“Penguatan nilai tukar rupiah bahkan tertinggi dari 24 negara berkembang lainnya,” ujar dia.

Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menurut Firmanzah, dengan tren menguat di luar ekspektasi pasar menembus batas 4.800 merupakan manivestasi dari animo dan apresiasi pasar terhadap fundamental ekonomi nasional.

“Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa penguatan nilai tukar rupiah dan IHSG merupakan dampak dari semakin kokohnya fundamental ekonomi nasional dan respon kebijakan ekonomi terhadap tekanan eksternal yang dilakukan dengan sigap melalui sejumlah instrument, baik fiskal dan moneter serta terus menjaga sektor riil dan daya beli masyarakat,” tutur dia.

Di samping itu, kebijakan mendorong ekspor khususnya barang-barang yang bernilai tambah tinggi dan menekan laju impor telah berdampak pada perbaikan neraca perdagangan saat ini. Perbaikan pada neraca perdagangan tersebut kemudian menjadi katalis bagi perbaikan neraca pembayaran sekaligus memberi ruang ekspansi yang besar bagi peningkatan cadangan devisa.

Dia mengingatkan, surplus kinerja perdagangan ini tentunya tidak lepas dari kebijakan pengendalian impor yang disertai dorongan ekspor barang-barang bernilai tambah tinggi dengan strategi diversifikasi pasar berupa perluasan ke pasar non-tradisional.

Adapun inflasi bulan Maret 2014 tercatat 0,08 persen atau lebih rendah dari Februari 2014 sebesar 0,26 persen dan Maret 2013 mencapai 1,41 persen, menurut Firmanzah merupakan hasil dari sejumlah respon kebijakan yang yang telah dilakukan sejak paket kebijakan ekonomi diluncurkan pada pertengahan 2013.

Menurut dia, prestasi ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang sangat baik dan seharusnya mendapatkan apresiasi.

"Perbaikan neraca pembayaran dan perdagangan, inflasi yang terjaga, peningkatan cadangan devisa serta semakin menguatnya kepercayaan para pelaku ekonomi terhadap ekonomi Indonesia adalah prestasi yang patut diapresiasi dari tim ekonomi pemerintah, termasuk BI dan OJK saat ini," ujar dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7654 seconds (0.1#10.140)