Perbandingan Harga BBM di ASEAN, Airlangga: RI Masih Lebih Murah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Indonesia masih lebih murah dibandingkan negara lain di ASEAN. Adapun negara dimaksud seperti Thailand, Vietnam dan Filipina.
"Di negara lain misal Thailand, di Rp 19.500 per liter, Vietnam Rp 16.645 per liter. Filipina Rp 21.352 per liter. Sehingga kita relatif masih di bawah negara ASEAN lain," kata Airlangga dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2023, Selasa (16/8/2022).
Dia menyatakan pemerintah telah menggelontorkan APBN dalam jumlah tidak sedikit untuk subsidi BBM, yakni lebih dari Rp 502 triliun. Tujuannya, kata dia, agar harga sejumlah jenis BBM seperti Pertalite dan Pertamax masih di bawah harga keekonomian dan ramah kantong konsumen. Hal ini menjadi salah satu cara untuk menahan kenaikan angka inflasi.
"Kita lihat harga keekonomian Pertamax Rp15.150 per liter. Namun kita masih memberikan harga eceran Rp12.500 per liter. Demikian juga Pertalite, harga keekonomiannya Rp13.150 per liter, ecerannya masih Rp7.650 per liter," katanya.
Airlangga menyatakan subsidi BBM dijaga agar tidak menimbulkan laju inflasi tinggi seperti yang sekarang terjadi di banyak negara. Pemerintah terus mengerahkan tim pengendalian inflasi pusat dan daerah untuk mendorong agar program kebijakan terkait keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, dan kelancaran distribusi juga komunikasi secara efektif dengan masyarakat.
"Sehingga tentu tantangan hiperinflasi kelihatannya bisa kita tangani di tahun ini. Demikian pula di tahun depan," jelasnya.
Lihat Juga: ASEAN Women Entrepreneurs Conference 2024: Mendorong Berkelanjutan, Inklusif dan Tangguh
"Di negara lain misal Thailand, di Rp 19.500 per liter, Vietnam Rp 16.645 per liter. Filipina Rp 21.352 per liter. Sehingga kita relatif masih di bawah negara ASEAN lain," kata Airlangga dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2023, Selasa (16/8/2022).
Dia menyatakan pemerintah telah menggelontorkan APBN dalam jumlah tidak sedikit untuk subsidi BBM, yakni lebih dari Rp 502 triliun. Tujuannya, kata dia, agar harga sejumlah jenis BBM seperti Pertalite dan Pertamax masih di bawah harga keekonomian dan ramah kantong konsumen. Hal ini menjadi salah satu cara untuk menahan kenaikan angka inflasi.
"Kita lihat harga keekonomian Pertamax Rp15.150 per liter. Namun kita masih memberikan harga eceran Rp12.500 per liter. Demikian juga Pertalite, harga keekonomiannya Rp13.150 per liter, ecerannya masih Rp7.650 per liter," katanya.
Airlangga menyatakan subsidi BBM dijaga agar tidak menimbulkan laju inflasi tinggi seperti yang sekarang terjadi di banyak negara. Pemerintah terus mengerahkan tim pengendalian inflasi pusat dan daerah untuk mendorong agar program kebijakan terkait keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, dan kelancaran distribusi juga komunikasi secara efektif dengan masyarakat.
"Sehingga tentu tantangan hiperinflasi kelihatannya bisa kita tangani di tahun ini. Demikian pula di tahun depan," jelasnya.
Lihat Juga: ASEAN Women Entrepreneurs Conference 2024: Mendorong Berkelanjutan, Inklusif dan Tangguh
(nng)