Harita Nickel Siap Pasok Kebutuhan 1,5 Juta Baterai Kendaraan Listrik di 2022

Kamis, 01 September 2022 - 18:10 WIB
loading...
Harita Nickel Siap Pasok...
Head of External Relations Harita Nickel Stevi Thomas (kedua kiri) menerima Wamen LHK Alue Dohong di booth perusahaan di sela acara 3rd G20 EDM-CSWG di Bali. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Harita Nickel, melalui PT Halmahera Persada Lygend (HPL), menjadi perusahaan pionir di Indonesia yang memproduksi bahan baku utama baterai kendaraan listrik berupa mixed hydroxide precipitate (MHP). HPL yang mulai beroperasi pada pertengahan 2021 di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, kini memiliki kapasitas produksi 365.000 WMT/per tahun.

Dengan kapasitas produksi sebesar ini, Harita Nickel siap memenuhi kebutuhan 1,5 juta baterai kendaraan listrik pada tahun 2022 dan lebih dari 3 juta kendaraan pada tahun 2040. Head of External Relations Harita Nickel Stevi Thomas mengatakan, HPL berhasil memproduksi MHP dengan memanfaatkan nikel limonit (kadar rendah) melalui teknologi high pressure acid leach (HPAL).



Sebelumnya, nikel limonit tidak dimanfaatkan karena kadarnya sangat rendah dan tergolong jenis batuan penutup (overburden). "Namun, kini memiliki nilai strategis dan menjadi material yang banyak dicari produsen baterai kendaraan listrik dunia," kata Stevi melalui siaran pers, Kamis (1/9/2022).

Harita Nickel, kata Stevi, menjadi pionir di Indonesia tidak hanya dalam pengolahan dan pemurnian bijih nikel kadar rendah melalui teknologi HPAL, sekaligus membawa Indonesia selangkah ke depan sebagai produsen bahan baku baterai kendaraan listrik yang diperhitungkan dunia.



Stevi mengungkapkan, selain upaya optimal dalam konservasi mineral nikel limonit, kehadiran teknologi HPAL juga mampu memberi manfaat lain dalam hal penyediaan ribuan tenaga kerja khususnya lokal di Pulau Obi, Halmahera Selatan. Selain itu, juga berkontribusi dalam bentuk pendapatan negara, pembangunan daerah di wilayah operasional, serta peningkatan dan perluasan jangkauan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.

Stevi menambahkan, perusahaan juga memiliki komitmen kuat pada program perlindungan lingkungan.
Perusahaan antara lain telah menempatkan lebih dari 1.000 terumbu karang buatan di perairan sekitar wilayah operasional, juga melakukan rehabilitasi lahan mangrove selama 2 tahun berturut-turut di wilayah seluas 20 ha.

Program keberlanjutan lainnya, jelas deia, adalah pemanfaatan limbah slag nickel dari hasil peleburan nikel saprolit (kadar tinggi) dalam bentuk material bahan bangunan, seperti batako, paving blok, dan genteng.
"Material ini telah dimanfaatkan untuk pembangunan fasilitas pabrik dan pendukung di internal, juga gedung salah satu bank BUMN di daerah. Pemanfaatan material tersebut telah mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," jelasnya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2133 seconds (0.1#10.140)