Tiga PLTU Bakal Pensiun Dini di Tahun 2022, Mana Saja?

Jum'at, 02 September 2022 - 10:41 WIB
loading...
Tiga PLTU Bakal Pensiun Dini di Tahun 2022, Mana Saja?
Menteri ESDM mengatakan, setelah dua sampai tiga unit PLTU di tahun ini, program pensiun dini PLTU akan dilanjutkan untuk unit lainnya. Foto/Dok
A A A
NUSA DUA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan dua sampai tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) dapat dipensiunkan dini pada tahun ini.



Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, bahwa pihaknya kini masih merampungkan studi untuk rencana early retirement Coal Fire Power Plant (CFPP) yang pada tahap awal ini ditargetkan dapat dilakukan pada 33 PLTU dengan total kapasitasnya mencapai 16,8 GW.

"Kami targetkan dua sampai tiga unit dapat dipensiunkan (tahun ini). Diskusi dan negosiasi masih dalam proses," kata Arifin dalam acara Progress on International Cooperation for Indonesia's Energy Transition di Nusa Dua, Bali, Kamis (1/9/2022).

Menteri ESDM mengatakan, setelah dua sampai tiga unit PLTU di tahun ini, program pensiun dini PLTU akan dilanjutkan untuk unit lainnya. Arifin memastikan, pihaknya telah menggandeng institusi finansial seperti Asian Development Bank (ADB) hingga World Bank. Studi yang dilakukan pun disebut telah hampir selesai.



Meski masih enggan merinci PLTU mana yang akan dipensiunkan paling awal. Arifin memastikan ketiga PLTU kemungkinan besar berlokasi di Pulau Jawa.

Dia pun belum mau buka-bukaan besaran investasi yang akan dikeluarkan untuk memensiunkan tiga PLTU ini. Yang jelas, pasokan listrik untuk masyarakat dipastikan tidak akan terganggu dengan rencana pensiun dini PLTU ini.

"Kita kan sekarang over kapasitas (supply). Masih aman," kata Arifin.

Arifin mengungkapkan, semakin cepat pensiun dini PLTU dilakukan, maka akan kebutuhan biayanya akan semakin besar pasalnya masih ada kewajiban untuk membayar kembali pinjaman dan bunga yang masih berjalan.

Menurut hitung-hitungan Kementerian ESDM, untuk mendukung percepatan dan efektivitas transisi menuju energi bersih, Indonesia membutuhkan dukungan pendanaan mencapai USD1 triliun hingga 2060 mendatang untuk pembangkit energi terbarukan dan juga transmisi.

"Kerja sama memiliki peran penting dalam mencapai transisi energi yang adil, terjangkau dan aman," pungkas Arifin.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2578 seconds (0.1#10.140)