Top! Di Forum World Tourism Day, Angela Tanoesoedibjo Paparkan Upaya RI Perkuat Ekosistem Pariwisata Pascapandemi
loading...
A
A
A
NUSA DUA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo menyampaikan, sejumlah upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia melalui Kemenparekraf dalam menciptakan ekosistem pariwisata yang lebih kuat dan tangguh pascapandemi COVID-19.
Wamenparekraf Angela -yang juga Wakil Ketua Umum Partai Perindo Bidang Ekonomi Digital & Kreatif itu- saat memberikan Introductory Remarks in WTD Panel Discussion: Rethinking Tourism and New Governance Recovery di Grand Ballroom Grand Hyatt Bali Hotel, Nusa Dua, Selasa (27/9/2022) menjelaskan, ada tiga aspek krusial yang menjadi pokok pembahasan pada panel diskusi kali ini dan sejalan dengan five line of actions yang ada di dalam 'Bali Guidelines'.
Pertama berkaitan dengan environmental sustainability atau kelestarian lingkungan. Kemenparekraf dalam hal ini mendukung penuh pengembangan produk dan peningkatan kapasitas dalam ekowisata. Selain itu, juga mendukung karbonisasi melalui electric vehicles transmition, carbon footprint calculators, dan offsetting program dalam satu platform.
"Kami juga melibatkan sektor swasta dalam pengelolaan nol limbah atau zero waste management. Sehingga sangat penting untuk benar-benar menekankan pada kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan ke depan dan kebijakannya kita perkuat dengan sistem pengelolaan sampah serta tata kelola di destinasi pariwisata," kata Angela.
Kedua berkaitan dengan digitalisasi. Kemenparekraf menyadari pentingnya akses internet dan kemampuan menggunakan dan memanfaatkan teknologi untuk produktivitas dan inovasi.
"Kemenparekraf telah berinvestasi dalam big data dan analisis untuk nantinya menjadi acuan dalam membuat kebijakan dan juga untuk mendukung industri, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan lebih efisien," ujarnya.
Kemenparekraf dikatakan Angela telah mendorong pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital. Melalui program peningkatan kapasitas agar mampu membidik pasar yang sedang berkembang.
"Kami juga melakukan berbagai upaya inovasi dengan memfasilitasi industri dalam program matchmaking dan akses pembiayaan," kata Angela.
Terakhir, dalam hal pemberdayaan masyarakat lokal. Angela mengaku percaya bahwa bangsa yang tangguh berasal dari komunitas (masyarakat) lokal yang tangguh, dan sektor pariwisata dapat memperkuat komunitas ini secara signifikan.
Oleh karena itu, fokus utama Kemenparekraf adalah pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional melalui pengembangan desa wisata .
"Saat ini, kami telah mengidentifikasi lebih dari 3.500 desa wisata nasional. Dan kami bekerja secara kolaboratif dengan berbagai kementerian, lembaga, pemerintah daerah, akademisi, dan sektor swasta untuk memperkuat ekosistem yang diperlukan untuk mendukung pariwisata di desa tanpa melupakan kearifan lokal dan keunikannya," kata Angela.
Ia pun menyampaikan bahwa Indonesia memiliki tiga desa wisata yang masuk sebagai "Desa Wisata Terbaik 2021" oleh UNWTO yakni Desa Wisata Nglanggeran, Desa Wisata Tetebatu, dan Desa Wae Rebo.
"Jadi, terima kasih UNWTO atas pengakuannya. Karena ini mendorong kami untuk menjadi lebih baik terutama dalam mengakselerasi pariwisata berkelanjutan untuk kita wariskan dari generasi ke genarasi," ujarnya.
"Hari ini adalah momen bagi semua pemangku kepentingan pariwisata. Karena inilah saatnya untuk memikirkan kembali dan menemukan kembali pariwisata yang mendukung pemulihan global dan, pada akhirnya, membangun dunia yang lebih baik. Jadi Selamat Hari Pariwisata Sedunia 2022 untuk kita semua," kata Wamenparekraf.
Wamenparekraf Angela -yang juga Wakil Ketua Umum Partai Perindo Bidang Ekonomi Digital & Kreatif itu- saat memberikan Introductory Remarks in WTD Panel Discussion: Rethinking Tourism and New Governance Recovery di Grand Ballroom Grand Hyatt Bali Hotel, Nusa Dua, Selasa (27/9/2022) menjelaskan, ada tiga aspek krusial yang menjadi pokok pembahasan pada panel diskusi kali ini dan sejalan dengan five line of actions yang ada di dalam 'Bali Guidelines'.
Pertama berkaitan dengan environmental sustainability atau kelestarian lingkungan. Kemenparekraf dalam hal ini mendukung penuh pengembangan produk dan peningkatan kapasitas dalam ekowisata. Selain itu, juga mendukung karbonisasi melalui electric vehicles transmition, carbon footprint calculators, dan offsetting program dalam satu platform.
"Kami juga melibatkan sektor swasta dalam pengelolaan nol limbah atau zero waste management. Sehingga sangat penting untuk benar-benar menekankan pada kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan ke depan dan kebijakannya kita perkuat dengan sistem pengelolaan sampah serta tata kelola di destinasi pariwisata," kata Angela.
Kedua berkaitan dengan digitalisasi. Kemenparekraf menyadari pentingnya akses internet dan kemampuan menggunakan dan memanfaatkan teknologi untuk produktivitas dan inovasi.
"Kemenparekraf telah berinvestasi dalam big data dan analisis untuk nantinya menjadi acuan dalam membuat kebijakan dan juga untuk mendukung industri, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan lebih efisien," ujarnya.
Kemenparekraf dikatakan Angela telah mendorong pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital. Melalui program peningkatan kapasitas agar mampu membidik pasar yang sedang berkembang.
"Kami juga melakukan berbagai upaya inovasi dengan memfasilitasi industri dalam program matchmaking dan akses pembiayaan," kata Angela.
Terakhir, dalam hal pemberdayaan masyarakat lokal. Angela mengaku percaya bahwa bangsa yang tangguh berasal dari komunitas (masyarakat) lokal yang tangguh, dan sektor pariwisata dapat memperkuat komunitas ini secara signifikan.
Oleh karena itu, fokus utama Kemenparekraf adalah pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional melalui pengembangan desa wisata .
"Saat ini, kami telah mengidentifikasi lebih dari 3.500 desa wisata nasional. Dan kami bekerja secara kolaboratif dengan berbagai kementerian, lembaga, pemerintah daerah, akademisi, dan sektor swasta untuk memperkuat ekosistem yang diperlukan untuk mendukung pariwisata di desa tanpa melupakan kearifan lokal dan keunikannya," kata Angela.
Ia pun menyampaikan bahwa Indonesia memiliki tiga desa wisata yang masuk sebagai "Desa Wisata Terbaik 2021" oleh UNWTO yakni Desa Wisata Nglanggeran, Desa Wisata Tetebatu, dan Desa Wae Rebo.
"Jadi, terima kasih UNWTO atas pengakuannya. Karena ini mendorong kami untuk menjadi lebih baik terutama dalam mengakselerasi pariwisata berkelanjutan untuk kita wariskan dari generasi ke genarasi," ujarnya.
"Hari ini adalah momen bagi semua pemangku kepentingan pariwisata. Karena inilah saatnya untuk memikirkan kembali dan menemukan kembali pariwisata yang mendukung pemulihan global dan, pada akhirnya, membangun dunia yang lebih baik. Jadi Selamat Hari Pariwisata Sedunia 2022 untuk kita semua," kata Wamenparekraf.
(akr)