Kubedistik, Memantik Semangat Difabel Tarakan Melalui Batik

Jum'at, 21 Oktober 2022 - 20:24 WIB
loading...
Kubedistik, Memantik Semangat Difabel Tarakan Melalui Batik
Penyandang disabilitas anggota Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik (Kubedistik) tengah membatik di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Rabu (19/10/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta
A A A
TARAKAN - Dengan segala keterbatasannya, para penyandang disabilitas kerap menghadapi tantangan yang lebih berat dalam menjalani kesehariannya.Dipandang remeh masyarakat, keterbatasan aksesibilitas, adalah hal umum yang kerap dihadapi orang-orang dengan disabilitas.

Acap termarjinalkan, para penyandang disabilitas juga seringkali mengalami kemiskinan, karena rendahnya pendapatan akibat dari rendahnya tingkat pekerjaan. Alhasil, keluarga kelompok masyarakat yang relatif rentan ini pun tak jarang turut merasakan dampaknya.



Hal itulah yang mendasari PT Pertamina EP Tarakan Field saat menginisiasi program Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik (Kubedistik) pada 2019 lalu. Pertamina EP Tarakan Field bersama Sony Lolong, perajin yang menjadi ketua dan pengasuh kelompok ini, menggandeng para difabel di Kota Tarakan untuk bergabung dan memberdayakan diri melalui Kubedistik dan meraih kehidupan yang lebih baik.

"Awalnya tidak mudah. Banyak sekali tantangan yang harus kita hadapi bersama-sama," ungkap Sony saat ditemui SINDOnews.com di tempat produksi batik Kubedistik di Kelurahan Kampung 1 Skip, Kec. Tarakan Tengah, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, baru-baru ini.

Dia mengatakan, butuh waktu, tenaga dan banyak kesabaran untuk melatih mereka. Maklum saja, para difabel yang berlatih dan bekerja di Kubedistik menyandang beragam disabilitas, yang memerlukan pendekatan masing-masing dalam pelatihannya. Pernah, Sony bercerita, ratusan kain batik pesanan yang dikerjakan rusak/gagal akibat masalah komunikasi dan lainnya. "Itu tantangannya. Butuh banyak kesabaran. Tapi tidak apa-apa yang penting teman-teman di sini tetap semangat semuanya," ujarnya sembari tersenyum.

Tarakan Field dan kelompok Kubedistik tidak membatasi jenis disabilitas yang disandang untuk bergabung. Mulai dari penyandang disabilitas tuna rungu-wicara, tuna grahita dan tuna daksa, bersama-sama berupaya membangun masa depannya melalui usaha batik ini.

Produk-produk yang dihasilkan pun terus berkembang. Kini, Kubedistik memegang hak kekayaan intelektual (HaKI) atas 9 motif batik khas Tarakan dan beberapa motif lainnya tengah dalam proses mendapatkan HaKI. Sambil menyelam minum air, seiring berkembangnya usaha batik ini, kekayaan budaya lokal pun dikembangkan dan dilestarikan.

Kubedistik, Memantik Semangat Difabel Tarakan Melalui Batik


Terlebih, dalam upaya mendukung program pemberdayaan masyarakat ini, Pemerintah Daerah Tarakan telah mengeluarkan perda yang mewajibkan aparat sipil negara (ASN) setempat menggunakan seragam batik Tarakan di hari tertentu. Dukungan nyata ini, kata Sony, mendongkrak permintaan batik di Tarakan. Hasilnya, industri batik selain Kubedistik ikut berkembang.

Semangat para difabel yang bergabung dalam kelompok ini pun semakin terlecut dengan bertambahnya penghasilan yang mereka peroleh. Tiap bulannya, kelompok ini dapat menjual puluhan hingga ratusan potong kain batik. Para difabel anggota Kubedistik rata-rata bisa memperoleh penghasilan sebesar Rp1.300.000/bulan. Terkini, mereka semakin bersemangat dengan dibekali jaminan asuransi Askrindo.

Berjalan 3 tahun program pemberdayaan masyarakat disabilitas ini, hasil nyata yang diperoleh memikat lebih banyak difabel di Kota Tarakan untuk bergabung dalam Kubedistik. Saat ini, anggotanya telah mencapai 26 orang. Di antara mereka, kata Sony, beberapa bahkan sudah siap untuk mandiri dan memulai usaha batiknya sendiri.

Kubedistik, Memantik Semangat Difabel Tarakan Melalui Batik


Hadi, seorang tuna rungu-wicara anggota Kubedistik adalah salah satu binaan yang dinilai sudah siap mandiri. Menggunakan bahasa isyarat, dengan bersemangat Hadi menyampaikan rasa terima kasih serta harapannya. Senyum sunyi Hadi mengungkapkan optimismenya bahwa batik bisa menjadi tumpuan untuk masa depan yang lebih sejahtera.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Tarakan Arbain menandaskan bahwa program Kubedistik paralel dengan tujuan pemda. Melalui usaha seperti ini, kata dia, penyandang disabilitas benar-benar dapat diberdayakan. Karena itu, Arbain mengatakan, kini pemda tengah mendata kembali penyandang disabilitas di Kota Tarakan. Dia berharap, dengan data terbaru, pemda dapat berkolaborasi menciptakan program-program pemberdayaan sejenis bagi para difabel.



"Ini sesuai dengan penunjukan Kota Tarakan sebagai salah satu kota inklusif disabilitas. Harapannya, angka kemiskinan di Tarakan juga dapat terus ditekan," tandasnya.

Ditemui secara terpisah, Field Manager Pertamina EP Tarakan Field Isrianto Kurniawan mengatakan bahwaupaya pemberdayaan masyarakat, perempuan, pendidikan, dan kesehatan memang menjadiperhatian pihaknya dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan. Termasuk program Kubedistik yang telah memperoleh PROPER Emas, yang merupakan pengakuan atas capaian tertinggi dari KLHK.

Kendati demikian, Iwan - begitu ia kerap disapa, meyakini masih ada ruang untukpeningkatan, salah satunya melalui integrasi semua program. "Harapan saya, semua program CSR ini nantinya bisa diintegrasikan, sehingga hasilnya pun bisa lebih optimal lagi," tuturnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 2.2030 seconds (0.1#10.140)