Indonesia Masih Jadi Tujuan Investasi Pelaku Industri Manufaktur Global, Ini Buktinya

Rabu, 26 Oktober 2022 - 10:52 WIB
loading...
Indonesia Masih Jadi Tujuan Investasi Pelaku Industri Manufaktur Global, Ini Buktinya
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita membeberkan, realisasi penanaman modal sektor industri manufaktur sepanjang Januari-September 2022. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita membeberkan, realisasi penanaman modal sektor industri manufaktur yang mencapai Rp365,2 triliun sepanjang Januari-September 2022. Pencapaian ini diklaim sebagai bukti bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi bagi para pelaku industri manufaktur nasional maupun global.



“Capaian tersebut meningkat 54% dibanding periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp236,8 triliun. Kepercayaan diri para investor di sektor industri ini harus tetap dijaga, yang didukung dengan berbagai kebijakan strategis,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita, Rabu (26/10/2022).

Merujuk data Kementerian Investasi/BKPM, pada Januari-September 2022, sektor industri manufaktur memberikan kontribusi sebesar 40,9% terhadap total investasi yang mencapai Rp892,4 triliun. Secara kumulatif, investasi di Indonesia tumbuh 35,3 % (y-o-y), dan selama sembilan bulan ini telah berhasil mencapai 74,4% dari target Rp1.200 triliun pada tahun 2022.

Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor industri manufaktur sebesar Rp104,9 triliun. Adapun subsektor yang memberikan andil paling besar adalah industri makanan senilai Rp38 triliun atau menyumbang 9,2% dari total realisasi PMDN yang mencapai Rp413,1 triliun.



Sedangkan, penanaman modal asing (PMA) di sektor industri manufaktur menembus Rp260,3 triliun. Subsektor yang menyokong paling besar adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya hingga menyentuh USD8,5 miliar atau berkontribusi 25,3% dari seluruh realisasi PMA yang berada di angka Rp479,3 triliun.

“Di tengah situasi dunia saat ini yang dilanda krisis pangan, energi, hingga finansial, semua negara sedang berlomba-lomba berebut investasi. Alasannya, karena dengan investasi ini ada peningkatan nilai tambah, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan devisa,” papar Menperin.

Oleh karena itu, pemerintah fokus untuk menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif dengan menjaga stabilitas ekonomi dan politik yang baik di dalam negeri.

“Apalagi, berbagai indikator penting pembangunan terus menunjukkan perbaikan, dan ini menandakan optimisme bagi kita semua untuk melakukan percepatan pemulihan dan pertumbuhan sehingga mampu menuju transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” imbuh Agus.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2008 seconds (0.1#10.140)