Badan Pangan Ungkap Kelompok-kelompok yang Mengusai Stok Beras Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkap stok beras nasional yang saat ini sebanyak 6,7 juta ton dikuasai oleh lini rumah tangga. Kelompok ini menguasai stok sekitar 3,3 juta ton atau 50,5% dari keseluruhan stok nasional.
Kelompok lain yang menguasai stok beras adalah pelaku penggilingan yang menyimpan stok sekitar 1,4 juta ton atau 22,1%. Selanjutnya kelompok pedagang sekitar 800 ribu ton atau 11,9%.
"Bulog 651 ribu ton atau 9,9%, Horeka (hotel, restoran, kafe) sekitar 333 ribu ton atau 5%, dan Pasar Induk Beras Cipinang sekitar 37 ribu ton atau 0,6%," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, Senin (21/11/2022).
Arief menambahkan, dengan stok nasional 6,7 jt ton dan rata-rata kebutuhan nasional per bulan sebesar 2,5 juta ton, maka sampai akhir tahun stok masih aman. Ditambah proyeksi panen November-Desember sebesar 3 juta ton, diperkirakan akhir tahun tersedia stok beras nasional sekitar 4,7 juta ton.
"Jumlah tersebut akan masuk sebagai stok di tahun 2023," jelas Arief.
Sementara itu, untuk mengamankan cadangan beras pemerintah (CBP) di tahun 2023, Arief mendorong agar penyerapan bisa digenjot maksimal pada semester pertama saat panen raya. Selain itu, penyerapan maksimal saat panen raya di awal tahun juga sebagai bentuk kehadiran pemerintah untuk menjaga harga dasar gabah/beras di tingkat petani.
“Di semester pertama memang waktunya Bulog untuk menyerap, sedangkan di akhir tahun sekitar November-Desember, waktunya kita untuk stabilisasi karena pada akhir tahun panen hanya tersisa 10-15% saja,” ujarnya.
Bapanas pun mengajak Asosiasi Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) bekerja sama meningkatkan stok CBP. Pasalnya, kontribusi pengusaha penggilingan dalam membantu memenuhi CBP sangat penting.
"Apabila dikerjasamakan dengan baik, jumlah ini bisa berkontribusi untuk meningkatkan CBP yang dikelola Bulog," tandas Arief.
Kelompok lain yang menguasai stok beras adalah pelaku penggilingan yang menyimpan stok sekitar 1,4 juta ton atau 22,1%. Selanjutnya kelompok pedagang sekitar 800 ribu ton atau 11,9%.
"Bulog 651 ribu ton atau 9,9%, Horeka (hotel, restoran, kafe) sekitar 333 ribu ton atau 5%, dan Pasar Induk Beras Cipinang sekitar 37 ribu ton atau 0,6%," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, Senin (21/11/2022).
Arief menambahkan, dengan stok nasional 6,7 jt ton dan rata-rata kebutuhan nasional per bulan sebesar 2,5 juta ton, maka sampai akhir tahun stok masih aman. Ditambah proyeksi panen November-Desember sebesar 3 juta ton, diperkirakan akhir tahun tersedia stok beras nasional sekitar 4,7 juta ton.
"Jumlah tersebut akan masuk sebagai stok di tahun 2023," jelas Arief.
Sementara itu, untuk mengamankan cadangan beras pemerintah (CBP) di tahun 2023, Arief mendorong agar penyerapan bisa digenjot maksimal pada semester pertama saat panen raya. Selain itu, penyerapan maksimal saat panen raya di awal tahun juga sebagai bentuk kehadiran pemerintah untuk menjaga harga dasar gabah/beras di tingkat petani.
“Di semester pertama memang waktunya Bulog untuk menyerap, sedangkan di akhir tahun sekitar November-Desember, waktunya kita untuk stabilisasi karena pada akhir tahun panen hanya tersisa 10-15% saja,” ujarnya.
Bapanas pun mengajak Asosiasi Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) bekerja sama meningkatkan stok CBP. Pasalnya, kontribusi pengusaha penggilingan dalam membantu memenuhi CBP sangat penting.
"Apabila dikerjasamakan dengan baik, jumlah ini bisa berkontribusi untuk meningkatkan CBP yang dikelola Bulog," tandas Arief.
(uka)