Sebut Stok Beras Saat Ini 6,7 Juta Ton, Kepala Bapanas: Aman sampai Akhir Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah memastikan stok beras aman untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun 2022. Setelah Perum Bulog , kini Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang mengonfirmasi hal tersebut.
Kepala Bapanas atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa merujuk data yang diolah NFA, stok beras aman hingga akhir tahun.
"Berdasarkan data yang diolah NFA, stok beras nasional saat ini sekitar 6,7 juta ton, di mana 22,1%-nya atau sekitar 1,4 juta ton ada di teman-teman penggilingan padi," ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Senin (21/11/2022).
"Dengan stok nasional 6,7 juta ton itu dan rata-rata kebutuhan nasional perbulan sebesar 2,5 juta ton, maka sampai akhir tahun stok masih aman," terang dia.
Ditambah proyeksi panen November-Desember sebesar 3 juta ton, sambung Arief, maka diperkirakan akhir tahun tersedia stok beras nasional sekitar 4,7 juta ton. Jumlah tersebut akan masuk sebagai stok di tahun 2023.
“Sekarang PR kita bersama adalah bagaimana memindahkan stok yang ada di penggilingan padi yang nanti akan dipanen, itu masuk ke Bulog. Karena sebenarnya yang harus di top up itu stok di Bulog yang seharusnya 1,2 juta ton,” urainya.
Sebagai informasi, NFA menargetkan peningkatan CBP hingga 1,2 juta ton hingga akhir tahun. Hal ini sesuai hasil Rakortas bersama Menteri Koordinator bidang Perekonomian untuk menjaga ketahanan pangan.
Menurut Arief, upaya tersebut tidak mudah namun bisa diupayakan, mengingat pada akhir tahun potensi panen yang tersedia hanya sekitar 10-15% dari total keseluruhan angka panen nasional. Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi yang kuat antar stakeholder pangan, terutama dengan para pengusaha penggilingan padi.
Terkait hal itu, Bapanas meminta para pengusaha penggilingan padi dapat memprioritaskan penjualan berasnya kepada Bulog, sebagai bentuk kontribusi bagi upaya menjaga ketahanan pangan nasional.
"Untuk memenuhi target ini, saya mendorong Perpadi dapat menjadi mitra pemerintah dalam penguatan stok beras nasional. Saya imbau, ini bukan lagi tentang keuntungan pribadi, namun merupakan wujud bakti kita kepada negara,” tandasnya. “Mari bersama mewujudkan cita-cita mulia petani sejahtera, pedagang untung, dan masyarakat tersenyum,” tambah Arief.
Guna mendukung upaya tersebut, pihaknya telah membangun komunikasi juga dengan Satgas Pangan Polri, Pemerintah Daerah, dan Kementerian Pertanian.
Hal ini sejalan dengan arahan presiden yang meminta agar semua stakeholder pangan saling berkolaborasi meningkatkan produksi pangan dalam negeri dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional.
“Sekarang teman-teman di Polri, Kementan, kita semua sedang mengimbau kepada para pengusaha penggilingan padi yang memiliki stok supaya dapat membantu, merah putih. Mengingat, hal ini perlu pendekatan dan komunikasi yang baik,” tukasnya.
Selain menggandeng Perpadi, NFA telah melakukan sejumlah langkah lainnya, di antaranya mendorong pengadaan beras Bulog dari wilayah Jawa Barat (Pantura), Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur bersama Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian, Satgas Pangan masing-masing provinsi. Adapun sasarannya adalah komitmen volume beras total 247.000 ton selama kurun waktu bulan November-Desember 2022.
Kepala Bapanas atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa merujuk data yang diolah NFA, stok beras aman hingga akhir tahun.
"Berdasarkan data yang diolah NFA, stok beras nasional saat ini sekitar 6,7 juta ton, di mana 22,1%-nya atau sekitar 1,4 juta ton ada di teman-teman penggilingan padi," ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Senin (21/11/2022).
"Dengan stok nasional 6,7 juta ton itu dan rata-rata kebutuhan nasional perbulan sebesar 2,5 juta ton, maka sampai akhir tahun stok masih aman," terang dia.
Ditambah proyeksi panen November-Desember sebesar 3 juta ton, sambung Arief, maka diperkirakan akhir tahun tersedia stok beras nasional sekitar 4,7 juta ton. Jumlah tersebut akan masuk sebagai stok di tahun 2023.
“Sekarang PR kita bersama adalah bagaimana memindahkan stok yang ada di penggilingan padi yang nanti akan dipanen, itu masuk ke Bulog. Karena sebenarnya yang harus di top up itu stok di Bulog yang seharusnya 1,2 juta ton,” urainya.
Sebagai informasi, NFA menargetkan peningkatan CBP hingga 1,2 juta ton hingga akhir tahun. Hal ini sesuai hasil Rakortas bersama Menteri Koordinator bidang Perekonomian untuk menjaga ketahanan pangan.
Menurut Arief, upaya tersebut tidak mudah namun bisa diupayakan, mengingat pada akhir tahun potensi panen yang tersedia hanya sekitar 10-15% dari total keseluruhan angka panen nasional. Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi yang kuat antar stakeholder pangan, terutama dengan para pengusaha penggilingan padi.
Terkait hal itu, Bapanas meminta para pengusaha penggilingan padi dapat memprioritaskan penjualan berasnya kepada Bulog, sebagai bentuk kontribusi bagi upaya menjaga ketahanan pangan nasional.
"Untuk memenuhi target ini, saya mendorong Perpadi dapat menjadi mitra pemerintah dalam penguatan stok beras nasional. Saya imbau, ini bukan lagi tentang keuntungan pribadi, namun merupakan wujud bakti kita kepada negara,” tandasnya. “Mari bersama mewujudkan cita-cita mulia petani sejahtera, pedagang untung, dan masyarakat tersenyum,” tambah Arief.
Guna mendukung upaya tersebut, pihaknya telah membangun komunikasi juga dengan Satgas Pangan Polri, Pemerintah Daerah, dan Kementerian Pertanian.
Hal ini sejalan dengan arahan presiden yang meminta agar semua stakeholder pangan saling berkolaborasi meningkatkan produksi pangan dalam negeri dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional.
“Sekarang teman-teman di Polri, Kementan, kita semua sedang mengimbau kepada para pengusaha penggilingan padi yang memiliki stok supaya dapat membantu, merah putih. Mengingat, hal ini perlu pendekatan dan komunikasi yang baik,” tukasnya.
Selain menggandeng Perpadi, NFA telah melakukan sejumlah langkah lainnya, di antaranya mendorong pengadaan beras Bulog dari wilayah Jawa Barat (Pantura), Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur bersama Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian, Satgas Pangan masing-masing provinsi. Adapun sasarannya adalah komitmen volume beras total 247.000 ton selama kurun waktu bulan November-Desember 2022.
(ind)