Lewat Program Simolek dan Sicantik, OJK Optimistis Target Inklusi Keuangan 90% Tercapai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) optimistis target tingkat inklusi keuangan Indonesia sebesar 90% dapat tercapai di 2024. Target itu ditetapkan oleh Presiden Jokowi lewat Peraturan Presiden No. 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Dalam Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang dilakukan OJK, tercatat bahwa indeks inklusi keuangan naik menjadi 85,10%, dari level 76,19% di tahun 2019. Kemudian, indeks literasi keuangan meningkat menjadi 49,68% dari level 38,03% di tahun 2019.
“Kami optimistis bisa tercapai, tahun ini sudah mencapai 85,10%, tahun depan ditargetkan 88% dan pada 2024 insya Allah sudah bisa mencapai atau melampaui yang ditetapkan Presiden,” kata Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (22/11/2022).
Untuk mencapai target tersebut, Friderica mengungkapkan bahwa OJK akan terus berupaya mendorong peningkatan indeks inklusi dan literasi keuangan masyarakat melalui sejumlah program edukasi, antara lain program Desaku Cakap Keuangan, Simolek Edutaiment, program literasi keuangan perempuan melalui organisasi perempuan (Sicantik), dan melalui Sobat Sikapi serta mahasiswa dan anggota pramuka sebagai agen literasi keuangan.
“Kami akan fokuskan pada desa-desa dengan program Desaku Cakap Keuangan. Selain itu, kami juga ingin masyarakat desa dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya melalui produk-produk jasa keuangan yang tepat,” kata dia.
Strategi lain yang juga dilakukan OJK sebagai upaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan masyarakat adalah melalui learning management system (LMS), edukasi melalui sosial media secara masif, serta memperkuat sinergi dan aliansi strategis dengan berbagai kementerian lembaga, industi jasa keuangan, univesitas, juga organisasi internasional.
Sebagai informasi, sepanjang tahun ini OJK telah melakukan sebanyak 1.734 kegiatan edukasi keuangan dengan 10,6 juta peserta. Di samping itu, edukasi keuangan juga dilakukan melalui penempatan iklan layanan masyarakat (ILM) di berbagai kanal seperti commuter line, Instagram, YouTube Ads, daan stasiun televisi nasional dengan total views mencapai 252,1 juta.
Dalam Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang dilakukan OJK, tercatat bahwa indeks inklusi keuangan naik menjadi 85,10%, dari level 76,19% di tahun 2019. Kemudian, indeks literasi keuangan meningkat menjadi 49,68% dari level 38,03% di tahun 2019.
“Kami optimistis bisa tercapai, tahun ini sudah mencapai 85,10%, tahun depan ditargetkan 88% dan pada 2024 insya Allah sudah bisa mencapai atau melampaui yang ditetapkan Presiden,” kata Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (22/11/2022).
Untuk mencapai target tersebut, Friderica mengungkapkan bahwa OJK akan terus berupaya mendorong peningkatan indeks inklusi dan literasi keuangan masyarakat melalui sejumlah program edukasi, antara lain program Desaku Cakap Keuangan, Simolek Edutaiment, program literasi keuangan perempuan melalui organisasi perempuan (Sicantik), dan melalui Sobat Sikapi serta mahasiswa dan anggota pramuka sebagai agen literasi keuangan.
“Kami akan fokuskan pada desa-desa dengan program Desaku Cakap Keuangan. Selain itu, kami juga ingin masyarakat desa dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya melalui produk-produk jasa keuangan yang tepat,” kata dia.
Strategi lain yang juga dilakukan OJK sebagai upaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan masyarakat adalah melalui learning management system (LMS), edukasi melalui sosial media secara masif, serta memperkuat sinergi dan aliansi strategis dengan berbagai kementerian lembaga, industi jasa keuangan, univesitas, juga organisasi internasional.
Sebagai informasi, sepanjang tahun ini OJK telah melakukan sebanyak 1.734 kegiatan edukasi keuangan dengan 10,6 juta peserta. Di samping itu, edukasi keuangan juga dilakukan melalui penempatan iklan layanan masyarakat (ILM) di berbagai kanal seperti commuter line, Instagram, YouTube Ads, daan stasiun televisi nasional dengan total views mencapai 252,1 juta.
(uka)