Dari Kalosi ke Cindakko, Pertamina Bangkitkan Kopi Sulsel hingga Mancanegara

Kamis, 09 Juli 2020 - 16:50 WIB
loading...
Dari Kalosi ke Cindakko,...
PT Pertamina turut terlibat aktif membangkitkan kopi Sulsel hingga mancanegara lewat program kemitraan. Foto: Pertamina
A A A
MAKASSAR - Perempuan paruh baya itu terlihat sumringah. Sesekali ditatanya satu per satu sebuah kemasan kopi produksi lokal miliknya “Kalosi” di sebuah ruangan luas milik PT Pertamina MOR VII Sulawesi.

Dari kejauhan aroma wanginya sudah tercium aroma arabika. Adalah, Suryani, 60 tahun, pemilik kopi Kalosi, asal Kabupaten Enrekang.

Melalui bendera UKM Maghfira Baroko yang sudah ditekuninya belasan tahun, Suryani membesarkan produk kopi miliknya.



Kopi Kalosi tergolong kopi yang memiliki sejarah panjang lantaran sudah terkenal sejak jaman penjajahan Belanda. Perkebunan kopi Kalosi terletak di ketinggian sekitar 1.500 mdpl.
Dari Kalosi ke Cindakko, Pertamina Bangkitkan Kopi Sulsel hingga Mancanegara

Dua oran perempuan memegang produk kopi Kalosi


Jenisnya adalah arabika di mana cita rasanya lebih kaya dan kandungan kafeinnya tidak terlalu tinggi. Kopi dengan cita rasa unik ini diharapkan menjadi pesaing Kopi Toraja yang telah lebih dahulu mendunia.

Kopi Kalosi merupakan kopi primadona asal Kabupaten Enrekang. Karakternya yang membuatnya berbeda dibandingkan Kopi Toraja adalah rasa masam buah yang meninggalkan rasa manis setelahnya.

Biji kopinya memiliki body medium dengan sedikit rasa rempah-rempah. Varietas ini punya potensi pangsa pasar yang cukup menjanjikan.

Medio Februari, 2020, Suryani, 60 tahun, berkesempatan ke Makassar bertemu dengan jajaran Manajemen PT Pertamina MOR VII Sulawesi untuk mendapatkan sokongan modal usaha dari perusahaan BUMN tersebut.

Hal itu terkait dengan dikabulkannya permohonan modal kerja usahanya yang diajukan lewat Program Kemitraan (PK) disetujui PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VII.

"Saya sangat bersyukur, usulan permintaan pinjaman Rp50 juta untuk memperkuat permodalan usaha Kopi Kalosi dikabulkan Pertamina," ujarnya penuh bahagia.



Tahun ini, Suryani kembali mengajukan pinjaman bergulir sangat lunak melalui program kemitraan Pertamina. Sebuah program pemberian modal usaha bergulir dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bagi sektor usaha mikro, kecil dan menengah.

Sebetulnya, ini bukan kali pertama Suryani mengajukan program serupa.

Sekitar enam tahun lalu, pihaknya pernah mengajukan program pinjaman sangat lunak ini ke Pertamina juga.

Waktu itu Suryani mengajukan Rp30 juta. Bahkan, tiga tahun lalu, setelah pengajuan PK pertama lunas, ia kembali mengajukan PK kedua kalinya dan mendapat pinjaman Rp50 juta.

Berbekal modal dari Pertamina itulah, Suryani mengaku usahanya tumbuh pesat.

“Dari yang semula menggunakan alat sederhana dengan produksi 5 kg kopi per minggu, kini pabrik kopinya yang sudah dilengkapi mesin roasted lumayan canggih mampu memproduksi hingga 1 ton dalam satu bulan,” ujarnya.

Tak hanya itu, dulu tidak punya pekerja kini punya enam karyawan. Bahkan kalau lagi musim panen kopi, bisa 30 karyawan.
Dari Kalosi ke Cindakko, Pertamina Bangkitkan Kopi Sulsel hingga Mancanegara

Dia menuturkan, jenis kopi yang diproduksinya ini sangat diminati market mancanegara. Makanya wilayah pemasaran produk kopinya saat ini semakin luas.

"Dalam negeri sudah menjangkau Pulau Jawa, Bali, Kalimantan hingga Papua. Selain itu juga kami mulai ekspor kecil-kecilan ke luar negeri seperti Jepang dan Kanada," ujarnya.

Termasuk ikut dalam beberapa pameran dalam negeri yang difasilitasi Pertamina pun pernah diikutinya.

Unit Manager Communication & CSR PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VII, Hatim Ilwan, mengatakan pihaknya sejak awal sangat mendukung usaha Ibu Suryani dengan Kopi Kalosinya. Selain memiliki nilai sejarah panjang, jenis kopi yang diolahnya pun berkualitas.

"Kami ingin memperkenalkan lebih luas lagi dan Pertamina ingin menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam mendunianya kopi Kalosi," ujarnya.

Salah satu kontribusinya, masih menurut Hatim, Suryani menjadi salah satu mitra binaan yang kembali mendapatkan bantuan modal usaha lewat Program Kemitraan Pertamina.

"Kami menyalurkan bantuan sebesar Rp1,1 miliar bagi 21 orang calon entrepreneur sukses, salah satunya Ibu Suryani," terang Hatim. Mereka berasal dari Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Toraja Utara dan Enrekang.

Penyaluran bantuan modal ini, lanjut Hatim, merupakan penanda bergulirnya kembali Program Kemitraan Pertamina di tahun 2020.

"Jumlah bantuan modal yang akan kami salurkan di tahun ini mencapai Rp16 miliar yang terbuka bagi semua pemilik UMKM di Sulawesi," ujarnya.

Hatim menambahkan bahwa keuntungan yang didapat dari menjadi mitra binaan Pertamina sangat banyak dengan persyaratan yang mudah dipenuhi.

"Penjelasan singkat mengenai Program Kemitraan Pertamina bisa dibaca di website kami www.pertamima.com/id/PKBL," paparnya.



Tak hanya pada sektor hulu, Pertamina berperan dalam mengembangkan komoditi kopi yang menjadi salah satu andalan Sulsel ini.

Di Dusun Cindakko Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, PT Pertamina juga menggandeng warga Pertamina Ajak Warga Dusun mengembangkan komoditi tersebut dari hulu hingga ke hilir. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), Pertamina mengajak petani kopi di Dusun Cindakko, Desa Bontosomba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Program yang bertemakan “Gerakan Penanaman 22.000 Pohon Kopi Cindakko” ini, merupakan hasil kerja sama antara Pertamina MOR VII dengan Yayasan Wanua Panrita. Yayasan ini merupakan lembaga non-profit yang berdiri sejak tahun 2018 dan fokus pada bidang pendidikan, sosial dan ekonomi.

Ketua Yayasan Wanua Panrita, Hasdinar mengatakan, kegiatan ini melibatkan 60 orang petani kopi dari Dusun Cindakko dengan menanam 22 ribu pohon kopi di hampir 55 hektare lahan tanam. Jenis pohon kopi yang ditanam pada kegiatan kali ini merupakan kopi khas Dusun Cindakko.

Kopi Cindakko pernah diikutkan dalam festival International Coffee Day yang diselenggarakan pada 1 Oktober 2019 lalu di Kota Makassar dan menjadi salah satu varian paling menarik minat pecinta kopi di acara tersebut.

Proses penanaman bibit kopi Cindakko, Maros

“Hadirnya Pertamina memberikan multiflier efek terhadap kehidupan warga di Cindakko, efek sosial, ekonomi, dan budaya. Efek sosial, misalnya mereka yang dulu dikenal sebagai orang gunung, kini bisa berbangga disebut petani kopi, penghasil kopi terbaik. Dan, efek ekonomi ada tambahan penghasilan,” paparnya.

Dia memaparkan, sebenarnya warga di sana sudah lama mengembangkan kopi, hanya saja tidak menerapkan prinsip Good Agriculture Practice (GAP) dan produksinya masih rendah, tidak cukup 500 kg per tahun.

“Nah, karena kopi Cindakko ini punya kualitas yang bisa bersaing dengan Kopi Toraja atau Kopi Kalosi makanya kita coba ajarkan ke petani kopi. Beruntung usaha kami gayung bersambut dari Pertamina mendukung sebagai sponsor utama dalam pendampingan budidaya kopi,” paparnya.

Jadi, Pertamina menyediakan dana untuk melakukan pemberdayaan mulai dari penanaman kopi sampai dengan pemasaran.

“Tanaman kopi ini kak jadi harapan baru buat warga di Dusun Cindakko, bahkan berkat kopi ini semakin banyak orang datang ke desa ini untuk belajar,” paparnya.

Unit Manager Communication & CSR PT Pertamina MOR VII, Hatim Ilwan mengatakan, tujuan dari program ini adalah memberikan keterampilan bagi masyarakat Dusun Cindakko dalam membudidayakan kopi yang benar dan efektif sehingga membuka alternatif penghasilan lain bagi masyarakat.

“Selain memberdayakan masyarakat secara ekonomi, tujuan program ini adalah untuk mengenalkan Kopi Cindakko ke masyarakat luas,” ujarnya.



Dusun Cindakko berada di pelosok pegunungan Kabupaten Maros yang berbatasan dengan tiga kabupaten, yaitu Gowa, Sinjai, dan Bone. Dusun ini terletak di ketinggian 700 hingga 1.300 mdpl yang sangat memungkinkan untuk bercocok tanam kopi.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Pertamina MOR VII dan Wanua Panrita pada program ini antara lain persiapan lahan dan lubang tanam, penanaman, pemupukan serta pemeliharaan bibit kopi pra-produksi dan paska-ptoduksi.

Selain program pemberdayaan petani kopi, Pertamina MOR VII juga pernah memberikan bantuan ke Dusun Cindakko berupa sarana dan prasarana pendidikan pada tahun 2018 lalu.

“Semoga bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan baik dan ekonomi masyarakat Dusun Cindakko dapat semakin tumbuh," tutup Hatim.
(luq)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1221 seconds (0.1#10.140)