Dukung Bonus Demografi, Pelaku Bisnis Diminta Tak Melulu Utamakan Ekonomi

Kamis, 29 Desember 2022 - 15:37 WIB
loading...
Dukung Bonus Demografi,...
Pelaku usaha berperan dalam mendukung bonus demografi. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pelaku bisnis diminta menjalankan usaha secara bertanggung jawab. Sikap itu untuk mencegah munculnya dampak-dampak sosial yang bisa mengganggu usaha.



“Jika ingin melihat kehidupan yang lebih baik di dunia ini bagi generasi yang akan datang, para pelaku bisnis harus mulai membangun kesadaran akan pentingnya nilai (values) dan makna (meaning) di balik apa pun yang mereka lakukan," kata Ary Ginanjar Agustian, seorang motivator sekaligus pendiri ESQ Leadership Center dan ESQ Business School, dikutip Kamis (29/12/2022).

Nilai atau values di sini, sambung Ary, bukan hanya nilai ekonomi, tapi nilai atau values sebagai panduan mereka dalam berbisnis dan kehidupan. Sejak tahun 2020, perekenomian dunia tiba-tiba memburuk karena adanya pandemi yang mematikan jalannya proses bisnis hampir di semua sektor.

“Berdasarkan survei Kemnaker pada akhir tahun 2020, di Indonesia sebanyak 88% perusahaan yang terdaftar terdampak langsung oleh pandemi. Bagaimana membangkitkan dunia bisnis yang akan menggerakan perekonomian bangsa dengan tetap mengedepankan values dan meaning, ini merupakan tantangan,” katanya.

Ary melanjutkan, perusahaan-perusahaan yang bertahan hingga seratus tahun ke atas karena ada dua hal yang selalu mereka pegang dan pertahankan dalam menjalankan perusahaan mereka: core values (nilai dasar) dan core purpose.

“Makanya, tak heran jika Presiden meluncurkan Core Values baru, yaitu BerAKHLAK (Berorientasi pada pelayanan, Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) bagi seluruh ASN dan juga AKHLAK di BUMN,” ujarnya.

Dukung Bonus Demografi, Pelaku Bisnis Diminta Tak Melulu Utamakan Ekonomi


Tujuannya BerAKHLAK itu, kata Ary, membuat perusahaan atau organisasi bukan lagi hanya memikirkan permasalahan ekonomi atau profit semata, akan tetapi juga membangun jiwa, moral, dan karakter. Inilah yang menjadi concern ESQ Leadership Center, yaitu membangun values dan karakter bagi sumber daya manusia khsusnya generasi muda yang kelak akan menjadi para pemimpin dan para pelaku bisnis.

Ini menjadi terasa urgen mengingat profil penduduk Indonesia pada tahun 2030 akan didominasi oleh usia produktif yang akan mencapai 70,72% yang sekarang popular disebut bonus demografi.

"Sudah satu dasawarsa kami membangun ESQ Business School dengan membentuk karakter tangguh dengan nilai-nilai luhur, meningkatkan produktivitas, dan memiliki spirit berkontribusi dengan menggunakan metode SKI (Spiritual, Kreativitas, Intelektual) yang menggabungkan tiga potensi manusia yaitu kecerdasan intelektual (IQ), emosional (EQ), dan spiritual (SQ),” jelasnya.

Penggunaan Metode SKI (spiritual, kreativitas dan intelektual) ini sebut Ary, dapat menumbuhkan dorongan nilai spiritual yang berasal dari dalam (Why), kemudian sisi kreativitas (How), yaitu dapat memandang ide-ide baru untuk menjawab persoalan dan permasalahan dengan teori-teori yang ada secara intelektual (What).

Untuk itu Ary mengajak semua pihak mengembalikan "ruh" kemanusiaan bangsa Indonesia dengan membangun karakter dan values sedini mungkin pada generasi muda. Jangan sampai bonus demografi Indonesia yang digadang-gadang akan mendatangkan berkah bagi bangsa malah sebaliknya menjadi musibah.



"Itu karena kualitas generasi muda yang bermental lemah,” tutupnya.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1296 seconds (0.1#10.140)