Erick Thohir Bandingkan Jumlah Milenial di Astra dengan BUMN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyak mendapat komentar minor seputar pengangkatan komisaris milenial di BUMN, Erick Tohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ,menjawabnya dengan gamblang. Menurut Erick, pengangkatan sejumlah komisaris milenial di perusahaan BUMN didasari atas kapabilitas yang dimiliki mereka.
Erick menambahkan, mayoritas penduduk Indonesia adalah anak muda. Jadi, sudah sewajarnya jika dunia birokrasi, khususnya di BUMN, diisi oleh anak-anak muda yang memiliki kemampuan manajerial.
"Saya pikir jangan dikotomi, seakan-akan ini eksperimen atau sebuah kebijakan yang sekedar menghibur sekelompok orang, bukan itu. Kalau kita lihat mayoritas penduduk Indonesia adalah anak muda," ujar Erick dalam sesi wawancara yang diunggah dalam akun Instagramnya @erickthohir, Minggu (11/7/2020). ( Baca juga:Jejak Komisaris Milenial di BUMN, Profesional Muda Sarat Pengalaman )
Sejak awal dipercaya menjadi Menteri BUMN, dirinya berkeinginan keras untuk merekrut sejumlah milenial yang berkompeten untuk mengisi posisi strategis di kementeriannya. Targetnya sebanyak 50% milenial mengambil peran penting di BUMN.
Bahkan, dirinya membandingkan kementerian yang dipimpinnya dengan PT Astra Group. Kata Erick, di perusahan swasta tersebut ada 70% milenial yang mengisi posisi penting.
"Kalau kita bandingkan, Astra itu 70% milenial lho. Nah BUMN baru 40% saja yang milenial. Nah, ini yang saya mau sejak awal komposisi direksi itu 50% milenial," jelasnya.
Dirinya juga menceritakan bahwa merekrut anak muda bukanlah pekerjaan mudah. Pasalnya, mereka harus beradaptasi dengan dunia birokrasi yang kerap dinilai kaku. Sejak awal, lanjut dia, pihaknya mencoba meyakinkan para milenial agar bersedia bergabung di dalam jajaran direksi BUMN.
"Dan meyakinkan mereka gabung juga tidak mudah. Jadi saya tetap mencoba mengambil beberapa milenial untuk masuk ke dalam jajaran direksi. Tetapi milenial yang saya tarik ini juga punya kapasitas, bukan main suntik saja, termasuk figur di komisaris," ungkapnya.
Erick menambahkan, mayoritas penduduk Indonesia adalah anak muda. Jadi, sudah sewajarnya jika dunia birokrasi, khususnya di BUMN, diisi oleh anak-anak muda yang memiliki kemampuan manajerial.
"Saya pikir jangan dikotomi, seakan-akan ini eksperimen atau sebuah kebijakan yang sekedar menghibur sekelompok orang, bukan itu. Kalau kita lihat mayoritas penduduk Indonesia adalah anak muda," ujar Erick dalam sesi wawancara yang diunggah dalam akun Instagramnya @erickthohir, Minggu (11/7/2020). ( Baca juga:Jejak Komisaris Milenial di BUMN, Profesional Muda Sarat Pengalaman )
Sejak awal dipercaya menjadi Menteri BUMN, dirinya berkeinginan keras untuk merekrut sejumlah milenial yang berkompeten untuk mengisi posisi strategis di kementeriannya. Targetnya sebanyak 50% milenial mengambil peran penting di BUMN.
Bahkan, dirinya membandingkan kementerian yang dipimpinnya dengan PT Astra Group. Kata Erick, di perusahan swasta tersebut ada 70% milenial yang mengisi posisi penting.
"Kalau kita bandingkan, Astra itu 70% milenial lho. Nah BUMN baru 40% saja yang milenial. Nah, ini yang saya mau sejak awal komposisi direksi itu 50% milenial," jelasnya.
Dirinya juga menceritakan bahwa merekrut anak muda bukanlah pekerjaan mudah. Pasalnya, mereka harus beradaptasi dengan dunia birokrasi yang kerap dinilai kaku. Sejak awal, lanjut dia, pihaknya mencoba meyakinkan para milenial agar bersedia bergabung di dalam jajaran direksi BUMN.
"Dan meyakinkan mereka gabung juga tidak mudah. Jadi saya tetap mencoba mengambil beberapa milenial untuk masuk ke dalam jajaran direksi. Tetapi milenial yang saya tarik ini juga punya kapasitas, bukan main suntik saja, termasuk figur di komisaris," ungkapnya.
(uka)