Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Di Hadapan Jokowi, Oso Terang-terangan Minta Mentan Dicopot
Di Hadapan Jokowi, Oso Terang-terangan Minta Mentan Dicopot
A
A
A
JAKARTA - Ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Oesman Sapta Odang alias Oso terang-terangan meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Hal tersebut disampaikannya di hadapan Jokowi, saat acara musyawarah nasional (Munas) VIII HKTI tahun 2015 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
"Kalau mau jadi Menteri Pertanian, cintai petani. Kalau tidak, diganti itu," katanya di Jakarta, Jumat (31/7/2015).
Menurutnya, Kementan selama ini belum sepenuhnya berpihak kepada petani. Kementerian yang dipimpin oleh Andi Amran Sulaiman ini justru terlihat lebih berpihak pada importir.
Di sisi lain, HKTI siap bekerja sama dengan pemerintah untuk memberantas kemungkinan adanya mafia impor pangan, yang dianggap merugikan kepentingan nasional.
"Karena pupuk-pupuk itu dijual dengan empat macam paket, gila itu departemen (Kementerian Pertanian)," ungkap pria yang juga Wakil Ketua MPR ini.
Ketidakhadiran Mentan dalam Munas HKTI hari ini pun sangat disesalkannya. "Datang ke HKTI enggak sanggup, bagaimana mau ngurus pertanian," imbuhnya.
Kendati demikian, kata dia, perombakan (reshuffle) kabinet adalah hak prerogatif Presiden Jokowi. "Mungkin juga setelah dijewer, jadi baik," pungkasnya.(lly)
Hal tersebut disampaikannya di hadapan Jokowi, saat acara musyawarah nasional (Munas) VIII HKTI tahun 2015 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
"Kalau mau jadi Menteri Pertanian, cintai petani. Kalau tidak, diganti itu," katanya di Jakarta, Jumat (31/7/2015).
Menurutnya, Kementan selama ini belum sepenuhnya berpihak kepada petani. Kementerian yang dipimpin oleh Andi Amran Sulaiman ini justru terlihat lebih berpihak pada importir.
Di sisi lain, HKTI siap bekerja sama dengan pemerintah untuk memberantas kemungkinan adanya mafia impor pangan, yang dianggap merugikan kepentingan nasional.
"Karena pupuk-pupuk itu dijual dengan empat macam paket, gila itu departemen (Kementerian Pertanian)," ungkap pria yang juga Wakil Ketua MPR ini.
Ketidakhadiran Mentan dalam Munas HKTI hari ini pun sangat disesalkannya. "Datang ke HKTI enggak sanggup, bagaimana mau ngurus pertanian," imbuhnya.
Kendati demikian, kata dia, perombakan (reshuffle) kabinet adalah hak prerogatif Presiden Jokowi. "Mungkin juga setelah dijewer, jadi baik," pungkasnya.(lly)
(izz)
Explore More