ESDM Klaim Mandatori Biodiesel 15% Hemat Devisa

Jum'at, 09 Oktober 2015 - 17:08 WIB
ESDM Klaim Mandatori Biodiesel 15% Hemat Devisa
ESDM Klaim Mandatori Biodiesel 15% Hemat Devisa
A A A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim penerapan mandatori pencampuran bahan bakar nabati (BBN) atau biodiesel sebesar 15% (B15) dalam bahan bakar minyak (BBM)‎, akan mampu menghemat devisa.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan, program mandatori B15 tersebut akan mengurangi jumlah impor solar dan menghemat devisa hingga USD36 juta hingga akhir tahun.

"Kita bisa menghemat devisa untuk tidak mengimpor solar paling enggak sampai akhir tahun ini mencapai USD360 juta dan diprediksi tahun depan USD1,9 miliar," katanya di kantor Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (9/10/2015).

Selain itu, program ini juga akan mendongkrak harga crude palm oil (CPO) yang kini harganya telah mencapai USD600 per metrik ton. Jika harga CPO naik, maka harga ekspornya akan turut terkerek dan dengan sendirinya akan mengalirkan devisa ke Tanah Air.

"Dengan sendirinya bisa memengaruhi penguatan rupiah. Di sisi lain pada saat yang sama, kita menghemat devisa yang dipakai untuk impor solar. Jadi double impact mandatori biodiesel," imbuh dia.

Rida menambahkan, mandatori biodiesel 15% ini juga membuat petani sawit kembali bergairah lantaran harganya terus terkerek.

"Kalau kemarin harga CPO sampai USD450 per metrik ton. Mungkin sekian juta petani harus ninggalin kebunnya. Artinya mereka enggak punya penghasilan. Tingkat kemiskinan akan naik lagi," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1031 seconds (0.1#10.140)