Jokowi Minta Kesulitan Ekonomi RI Jangan Ditutupi dari Rakyat
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, pemerintah tidak perlu menutup-nutupi kesulitan ekonomi yang terjadi di Tanah Air kepada masyarakat Indonesia. Pasalnya, masyarakat berhak atas situasi yang sebenarnya terjadi di Indonesia.
Dia mengatakan, jalan yang dilalui Indonesia untuk menuju perekonomian yang lebih baik memang selamanya tidak berjalan mulus. Ada saja titik gelap dan berkelok yang harus dihadapi dan membutuhkan perhatian seluruh masyarakat.
"Kita tahu memang jalan yang kita lalui tidak semulus dan seenak yang kita inginkan. Jalan itu tidak selamanya landai, terang benderang, tapi yang ini juga menjadi tantangan kita semua, jalan itu akan gelap, berkelok, curam, dan yang kita rasakan juga bisa kadang pahit. Ya, itulah yang mau tidak mau harus kita hadapi tantangan seperti itu," katanya dalam Dialog Publik Bersama Presiden RI di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Sebab itu, kata mantan Wali kota Solo ini, masyarakat harus diberitahu kondisi dan fakta sebenarnya terjadi di Indonesia. Berbagai kesulitan yang ada tidak perlu ditutup-tutupi.
"Karena kita tahu ke depan kita akan berhadapan dengan situasi global yang setiap detik bisa berubah begitu sangat cepatnya," imbuh dia.
Mantan orang nomor satu di DKI Jakarta ini mencontohkan, pada tahun lalu pemerintah mati-matian mengantisipasi krisis yang terjadi di Yunani agar tidak berdampak terlalu dalam ke Tanah Air. Namun, justru yang terjadi adalah depresiasi yuan dan perlambatan ekonomi China.
Setelah pemerintah mencoba mengantisipasi perlambatan ekonomi Negeri Tirai Bambu, sambung Jokowi, Indonesia kembali dihadapkan dengan ketakutan akan kenaikan tingkat suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed Rate).
"Situasi seperti ini akan terus kita hadapi. Oleh sebab itu sebagai bangsa yang besar, kapal besar, kita harus mulai menyesuaikan dengan tantangan global yang mau tidak mau akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi kita," tandasnya.
Dia mengatakan, jalan yang dilalui Indonesia untuk menuju perekonomian yang lebih baik memang selamanya tidak berjalan mulus. Ada saja titik gelap dan berkelok yang harus dihadapi dan membutuhkan perhatian seluruh masyarakat.
"Kita tahu memang jalan yang kita lalui tidak semulus dan seenak yang kita inginkan. Jalan itu tidak selamanya landai, terang benderang, tapi yang ini juga menjadi tantangan kita semua, jalan itu akan gelap, berkelok, curam, dan yang kita rasakan juga bisa kadang pahit. Ya, itulah yang mau tidak mau harus kita hadapi tantangan seperti itu," katanya dalam Dialog Publik Bersama Presiden RI di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Sebab itu, kata mantan Wali kota Solo ini, masyarakat harus diberitahu kondisi dan fakta sebenarnya terjadi di Indonesia. Berbagai kesulitan yang ada tidak perlu ditutup-tutupi.
"Karena kita tahu ke depan kita akan berhadapan dengan situasi global yang setiap detik bisa berubah begitu sangat cepatnya," imbuh dia.
Mantan orang nomor satu di DKI Jakarta ini mencontohkan, pada tahun lalu pemerintah mati-matian mengantisipasi krisis yang terjadi di Yunani agar tidak berdampak terlalu dalam ke Tanah Air. Namun, justru yang terjadi adalah depresiasi yuan dan perlambatan ekonomi China.
Setelah pemerintah mencoba mengantisipasi perlambatan ekonomi Negeri Tirai Bambu, sambung Jokowi, Indonesia kembali dihadapkan dengan ketakutan akan kenaikan tingkat suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed Rate).
"Situasi seperti ini akan terus kita hadapi. Oleh sebab itu sebagai bangsa yang besar, kapal besar, kita harus mulai menyesuaikan dengan tantangan global yang mau tidak mau akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi kita," tandasnya.
(izz)