BI Perkirakan Ekonomi Global Tumbuh Lebih Lambat

Jum'at, 20 Mei 2016 - 00:17 WIB
BI Perkirakan Ekonomi Global Tumbuh Lebih Lambat
BI Perkirakan Ekonomi Global Tumbuh Lebih Lambat
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini lebih lambat. Hal tersebut terlihat dari pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang masih belum solid, yang diindikasikan melemahnya konsumsi dan beberapa indikator ketenagakerjaan, serta masih rendahnya inflasi.

"Kondisi ini juga diperkirakan akan mendorong The Fed untuk tetap secara berhati-hati dalam melakukan penyesuaian suku bunga Fed Fund Rate (FFR)," kata Gubernur Bank Indonesia Agus D W Martowardojo usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/5/2016).

Sejalan dengan itu, pertumbuhan ekonomi Eropa juga masih terbatas dan dibayangi isu Brexit. Sementara perekonomian Jepang masih terus tertekan.

Kondisi tersebut mendorong berlanjutnya pelonggaran kebijakan moneter di negara-negara maju, termasuk melalui penerapan suku bunga negatif. Di sisi lain, ekonomi China mulai membaik, meskipun masih berisiko, ditopang oleh sektor konstruksi dan real estate.

Sementara di pasar komoditas, harga minyak dunia diperkirakan tetap rendah, akibat tingginya pasokan di tengah permintaan yang masih lemah. Namun, harga beberapa komoditas ekspor Indonesia membaik, seperti CPO, timah, dan karet.

Agus menuturkan, pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal I 2016 yang lebih rendah dari perkiraan disebabkan oleh terbatasnya pertumbuhan konsumsi pemerintah dan investasi swasta, di tengah akselerasi pengeluaran belanja modal Pemerintah.

Meski demikian, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal mendatang akan meningkat, didorong oleh peningkatan dan optimalisasi stimulus fiskal pusat/daerah, khususnya terkait dengan percepatan pembangunan proyek infrastruktur.

"Sementara itu, konsumsi rumah tangga juga diperkirakan membaik, seiring dengan terjaganya inflasi dan meningkatnya ekspektasi pendapatan," paparnya.

Percepatan implementasi Paket Kebijakan Pemerintah, lanjut dia, khususnya upaya untuk meningkatkan daya saing dan iklim investasi, serta pelonggaran kebijakan moneter diharapkan akan dapat meningkatkan investasi dan ekspor.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6943 seconds (0.1#10.140)