Memanfaatkan air untuk energi listrik murah di pegunungan

Minggu, 23 Februari 2014 - 18:29 WIB
Memanfaatkan air untuk energi listrik murah di pegunungan
Memanfaatkan air untuk energi listrik murah di pegunungan
A A A
Sindonews.com - Masyarakat yang bermukim di lereng Gunung Lamongan, tepatnya di Desa Andungbiru Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo, kini bisa menikmati terangnya listrik pada malam hari.

Ini setelah program kelistrikan desa berhasil mengembangkan potensi sumber daya air untuk membangkitkan tenaga listrik dengan kapasitas 30 kVA.

Program kelistrikan yang digerakkan turbin air ini merupakan hasil rekayasa Badan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (BPPM) Fakultas Tehnik Universitas Brawijaya (FT UB) bekerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN).

Pembangunan pusat listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) merupakan pengembangan kelistrikan swadaya masyarakat yang sebelumnya hanya menerangi tiga dusun menjadi empat desa di dua kecamatan.

Ketua BPPM FT UB, Denny Widhiyanuriyawan mengungkapkan, program pembangunan PLTMH Andungbiru ini dilatarbelakangi belum tersedianya jaringan listrik yang menjadi kebutuhan masyarakat di desa terpencil.

Sementara pemukiman yang mencapai lebih 250 KK di kawasan pegunungan tersebut memiliki potensi sumber daya air yang dapat dimanfaatkan sebagai tenaga listrik. Sementara untuk membangun PLTMH membutuhkan biaya yang besar.

"Desa Andungbiru memiliki sumber daya air yang memungkinkan untuk dikembangkan menjadi listrik mikro hidro. Energi listrik yang murah bagi masyarakat ini dapat menimbulkan multiple effect pada berbagai sektor kehidupan," kata Denny.

Menurutnya, dengan pembangunan PLTMH ini, tarif beban listrik jauh lebih murah dibanding tarif listrik PLN atau harga bahan bakar minyak tanah yakni Rp650/kWh. Sementara biaya bahan bakar minyak mencapai Rp10.000/liter.

Guna menjaga kestabilan sumber daya air yang menjadi penggerak turbin, kata Denny, masyarakat harus menjaga fungsi hutan, lingkungan hidup dan keairan setempat. Karena stablitas debit andalan ini akan memutar turbin air mikrohidro.

"Dengan kapasitas PLTMH yang terpasang, masing-masing pelanggan rumah tangga dapat menggunakan listrik mikrohidro rata-rata pemakaian 100 VA. Ini setara dengan tiga lampu penerangan dalam rumah, satu di luar rumah dan menyalakan TV. Tarif listriknya antara Rp15.000-Rp20.000/bulan," tandasnya.

Rosyid, warga desa setempat menyatakan, potensi sumber daya air ini telah dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik sejak 2000 lalu. Namun dengan pengelolaan yang konvensional, sumber listrik tersebut hanya mampu menerangi rumah warga di tiga dusun.

Dengan program pengembangan PLTMH yang melibatkan BPPM FT UB dan PT PGN, sumber energi listrik dari air yang sebelumnya hanya cukup untuk tiga dusun kini bisa menerangi jalan-jalan dan rumah warga di empat desa di Kecamatan Tiris dan Kecamatan Krucil.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3593 seconds (0.1#10.140)