Pemerintah pesimis pertumbuhan ekonomi lampaui 5,5%

Jum'at, 09 Mei 2014 - 19:54 WIB
Pemerintah pesimis pertumbuhan ekonomi lampaui 5,5%
Pemerintah pesimis pertumbuhan ekonomi lampaui 5,5%
A A A
Sindonews.com - Realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2014 hanya 5,21 persen. Angka tersebut membuat pemerintah mulai pesimis dalam melihat target pertumbuhan ekonomi tahun ini. Pemerintah bahkan hanya yakin bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen.

Menteri Keuangan M Chatib Basri bahkan mengakui tidak masuk akal bila pemerintah tetap mengejar target pertumbuhan seperti yang ada dalam outlook-nya yakni 5,8-6 persen.

Sebagai informasi, pada akhir Januari 2014 pemerintah telah mengajukan outlook terbaru pertumbuhan dari 6 persen menjadi 5,8-6 persen. Namun, dengan realisasi pertumbuhan kuartal I/2014 hanya 5,21 persen maka untuk mengejar pertumbuhan 5,8 persen, pada kuartal-kuartal berikutnya realisasi pertumbuhan harus di atas 6 persen.

“Saya realistis secara government harus revisi mengenai angkanya (pertumbuhan). Gak mungkin di atas 5,5 persen,” tutur Chatib saat berbincang dengan wartawan, di kantornya, Jumat (9/5/2014).

Dia menambahkan, jika pemerintah mau mengejar pertumbuhan maka pada kuartal-kuartal berikutnya harus bisa di atas 6 persen. Terlebih, tahun ini pengetatan moneter melalui Bank Indonesia (BI) Rate.

“Kalau mau 5,8 persen itu saja kan harus tumbuh sekitar di atas 6 persen padahal dengan tightening seperti ini enggak mungkin tumbuh 5,8 persen,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, proyeksi maksimal pertumbuhan di level 5,5 persen tersebut masih selaras dengan range pertumbuhan perkiraan BI ataupun Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Sebagai informasi, BI, Kamis (8/5/2014) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,5-5,9 persen menjadi 5,1-5,5 persen. Sementara itu, proyeksi Bappenas adalah 5,3-5,5 persen.

“Jadi dalam range itulah, saya belum bisa pastikan. Karena terus terang 5,2 persen kemarin itu di luar ekspektasi,” ucapnya.

Kendati demikian, Chatib belum memastikan angka 5,5 persen itu yang akan dibawa ke DPR saat mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (RAPBN-P) 2014 akhir Mei mendatang. Dia hanya menjelaskan bahwa perlambatan pertumbuhan lebih pada penurunan ekspor dibandingkan dengan investasi ataupun konsumsi rumah tangga.

"Penyebab turunnya adalah isu di dalam ekspor. Itu di dalam ekspor yang harus diselesaikan. Saya punya harapan perlahan ekonomi Jepang dan Amerika Serikat ini mulai membaik,” tandasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6897 seconds (0.1#10.140)