Menkeu: Defisit APBN Bisa Bengkak 49%

Kamis, 12 Juni 2014 - 09:59 WIB
Menkeu: Defisit APBN Bisa Bengkak 49%
Menkeu: Defisit APBN Bisa Bengkak 49%
A A A
JAKARTA - ‪Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, jika pemerintah tidak melakukan apapun untuk mengamankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini, maka defisit bisa melampaui ambang batas sebesar 49% menjadi Rp471,5 triliun dari asumsi 2,50% atau Rp251,7 triliun atau 4,69% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Kalau tidak melakukan apa-apa, defisit bisa melampaui ambang batas sebesar 49% menjadi Rp471,5 triliun dari asumsi 2,50% atau Rp251,7 triliun," ujar Menteri Keuangan M Chatib Basri di Gedung Banggar DPR, Jakarta, Rabu (11/6/2014) malam.

Oleh karena itu, pihaknya terus berjuang mengamankan APBN tahun ini dengan berbagai upaya, mulai dari menaikkan tarif dasar listrik (TDL) sampai pemangkasan belanja Kementerian/Lembaga (K/L).

Lebih lanjut dia mengatakan, dengan skenario tak melakukan apa-apa, maka pendapatan negara hanya sebesar Rp1.528 triliun, sedangkan dalam Rancangan APBN Perubahan (RAPBN-P) 2014 diperkirakan menjadi sebesar Rp1.597,7 triliun.

"Pertama, mengurangi volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dari 48 juta kiloliter (kl) menjadi 46 juta kl. Perkiraan penghematan sebesar Rp7 triliun dengan menurunkan kuota sebanyak 2 juta kl," tutur dia.

Selain itu, dia menambahkan, ada penerimaan dari blok Tangguh sebesar Rp1,7 triliun (net). Penerimaan PBB minyak dan gas (migas) Rp300 miliar dan PNBP mineral batu bara Rp700 miliar.

Sementara dari kenaikan TDL di enam sektor, kata dia, dapat menghemat Rp8,51 triliun dan penghematan belanja pemerintah pusat dengan ditiadakannya alokasi untuk pemilihan umum putaran kedua Rp3 triliun, KPU Rp2,9 triliun, Bawaslu Rp2,95 miliar, honor pengawas pemilu kecamatan dan lainnya.

Melalui skenario ini, Chatib mengaku, pendapatan negara akan mencapai Rp1.613 triliun, belanja negara Rp1.864,4 triliun dengan defisit 2,50% atau senilai Rp251,3 triliun.

"Sehingga total pemotongan belanja K/L melalui exercise ini dari Rp100 triliun menjadi Rp69,9 triliun," ungkap Chatib.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4590 seconds (0.1#10.140)