Pembangunan Pelabuhan Diperlukan Negara Maritim

Selasa, 24 Juni 2014 - 15:12 WIB
Pembangunan Pelabuhan Diperlukan Negara Maritim
Pembangunan Pelabuhan Diperlukan Negara Maritim
A A A
JAKARTA - Hari ini Pelindo mengadakan diskusi khusus yang bertajuk “Sharing Session The Study of Economic Impact of Infrastructure and Equipment Development in Port Towards The National and Regional Economy" di hotel Four Seasons Jakarta.

Menurut salah satu pengamat ekonomi Faisal Basri, ini merupakan momen diskusi yang tepat dalam mengangkat isu maritim yang ada di Indonesia.

"Pertama sekali saya mengatakan bahwa ini momen yang bagus sekali ketika 2 capres kita mengangkat isu maritim terlepas bagaimanapun caranya dan seperti apa keadannya," ujar dia, Selasa (24/6/2014).

Faisal mengatakan, studi ini menekankan betapa pentingnya visi misi kedua capres terhadap pembangunan pelabuhan. Mengingat alur perekonomian Indonesia juga dipengaruhi oleh jalur laut yang didukung oleh kondisi pelabuhan Indonesia.

"Namun, ini harus berimbang. Pembangunan pelabuhan dengan modernisasi itu harus berimbang dengan stagnasi ekonomi. Tidak mungkin melakukan investasi baru untuk memodernisasi pelabuan, tapi stagnasi perekonomiannya terbengkalai gara-gara port ini," ujar dia.

Kedua, menurut Faisal, Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Movement dari barang ASEAN menurutnya semakin kencang. "Jangan sampai kita kehilangan peluang ekspansi dagang ke ASEAN dan justru kita harus menjadi pasar," lanjutnya.

Ketiga, lanjutnya, ini dipandang sebagai kekuatan nasional. Saat ini ada kecenderungan masing-masing daerah ingin mendirikan pelabuhan sendiri, karena mereka berpikir pelabuan akan menambah pendapatan daerah. "Ini beda. Ini pelabuhan bisnis yang berbeda sekali. Oleh karena itu ayo kita sinergikan. Bukan bersikap sendiri-sendiri tapi disinergikan menjadi gagasan pendulum nusantara itu," ujar dia.

Jika sudah ada pendulum nusantara menurut Faisal, baru akan berjalan gagasan salah satu capres yang membuat konsep tol laut itu.

"Ini momentum yang menurut saya terbaik untuk mewujudkan Indonesia negara kesatuan maritim yang merajut pulau-pulau. Maka akan terintegrasilah perekonomian nasional. Laut jangan dianggap sebagai hambatan tapi pemersatu," ujar dia.

Menurutnya, yang harus dibangun lebih banyak adalah bukan tol darat, melainkan jalur laut karena Indonesia adalah negara kepulauan yang rongga ekonominya terdapat di kelautan barat ke timur.

"Kita kan basisnya negara kepulauan jadi basisnya pelabuhan. Baru jalan darat bukan utara ke selatan, tapi dari timur barat. Sehingga Bengkulu maju, Sumbar maju semua maju. Sekarang kan cuma pesisir timur. Ingat kita ini negara maritim. Saya rasa studi ini semakin meyakinkan kita betapa efek dari pembangunan pelabuhan itu besar sekali," papar dia.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7325 seconds (0.1#10.140)